Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Thursday, February 19, 2015 | 1:19 AM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Kisruh KPK Vs Polri Tutupi Skandal Anggaran Jilbab Polwan
4:16:01 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

JAKARTA - Situasi politik yang melanda negeri ini menunjukan trend negatif terhadap kepentingan rakyat secara umum, publik disibukan dengan drama pertarungan antara KPK vs Polri yang semakin hari semakin tidak jelas dan penuh dengan bumbu skandal yang sebetulnya tidak berkaitan dengan proses hukum yang berjalan.

Salah satu korban dari kekisruhan situasi ini adalah Polwan yang beragama Islam tidak bisa dengan bebas berjilbab dalam institusinya.

"Peraturan Kapolri (Perkap) memang lahir berdasarkan anggaran yang jelas, namun ini aneh, juli 2014 Komisi III DPR RI sudah menyetujui anggaran sebesar 60 miliar untuk pos Jilbab Polwan namun sampai sekarang Perkap belum juga diterbitkan, ke mana larinya anggaran tersebut?" buka Zahra , Ketua Umum Gerakan Perempuan Indonesia (Genesia).

Menurut sumber DPR dan Polri, Desember 2014 Kapolri pada saat itu yaitu Jenderal Polisi Sutarman telah mencairkan anggaran dari DPR untuk pengadaan jilbab polwan sebesar 600 juta dari 60 miliar yang seharusnya. Menurut Zahra, hal tersebut adalah skandal yang harus dibongkar.

"Keanehan selanjutnya dan yang paling fatal adalah dana untuk jilbab polwan hanya cair 600 juta dari 60 miliar yang telah disahkan. Ke mana selebihnya? Apalagi jika hitung - hitungan Polri dilaksanakan dimana hanya Rp 25.000 per orang dikalikan 10. 546 muslimah Polwan, hanya menghabiskan kurang lebih 263 Juta. Dari 60 Milyar menjadi 263 Juta? Ini tidak masuk akal," tegas Zahra.

Genesia menilai saat ini negara berada dalam titik kekacauan yang disebabkan para pengurus yang masuk dalam kategori tidak mampu mengurus. Negara dalam posisi stagnan dikarenakan terhadang segala macam konflik kepentingan yang telah menjadi bola liar dan korupsi.

Situasi tersebut telah memakan banyak korban termasuk para muslimah Polwan yang ingin menjalankan kewajibannya sebagai muslim dan hamba Tuhan. "Genesia menuntut segera direalisasikannya SK Perkap untuk dibolehkannya Polwan berjilbab dan transparansi anggaran  Perkap tersebut dengan sejelas-jelasnya," tandas Zahra.

Sumber: Suaramerdeka.com

http://www.takrim-alquran.org/program-sedekah-al-quran-untuk-kedua-orang-tua-2/



[Kompromi Politik] Jokowi Memperlihatkan Kelemahannya Sendiri di Hadapan Publik
4:00:00 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Jokowi telah memperlihatkan kelemahannya sendiri di hadapan publik melalui 'kompromi politik' terkait kisruh KPK vs Polri. Mau kemana istana?

Ada beberapa hal krusial terkait kelemahan Jokowi dalam kepemimpinannya itu.

Pertama, Jokowi memberhentikan sementara dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Padahal di tangan mereka, sejumlah koruptor kakap ditangkap, dan kasus Centurygate maupun BLBI mulai diungkap.

Kedua, Jokowi menyatakan bahwa pemberhentian kedua pimpinan KPK itu terkait dengan masalah hukum masing-masing.

Abraham menjadi tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen. Adapun Bambang ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan perintah pemberian keterangan palsu oleh saksi dalam sidang sengketa pemilihan kepala daerah Kotawaringin Barat. Padahal semua itu kriminalisasi Polri atas KPK, yang menimbulkan kemarahan publik.

Untuk sementara, Jokowi kemudian menunjuk tiga orang untuk menjadi pimpinan sementara KPK. Ketiga orang tersebut adalah Taufiequrachman Ruki, Indriyanto Seno Adji, dan Johan Budi SP.

Pertanyaannya: Bisakah KPK seampuh dan sehebat era Abraham Samad-Bambang Widjojanto? Itulah pertanyaan publik yang merisaukan belakangan ini. Sebab prestasi Abraham dan BW sungguh fenomenal, terukur, membanggakan dan dipuji oleh rakyat.

Tatkala publik sangat berharap Jokowi memihak KPK, lembaga antirasuah yang bersifat adhoc, ternyata malah membuat kompromisme politik yang menunjukkan kelemahan leadership-nya selaku Presiden. Para analis menilai, begitu jelas kepemimpinan (leadership) Jokowi lembek dan lemah sehingga situasi berlarut-larut seperti ini.

Para analis juga melihat, kompromi politik yang dilakukan Jokowi dinilai tidak menyelesaikan masalah yang terjadi antara KPK dan Polri. Pasalnya, langkah Jokowi tidak menyentuh akar masalah.

"Keputusan Jokowi tidak melantik Komjen Budi Gunawan (BG) jadi Kapolri dan menonaktifkan Bambang Widjojanto (BW) dan Abraham Samad (AS) bentuk kompromi politik yang sifatnya hanya sementara, tetapi tidak menyelesaikan akar masalah sebenarnya," tandas Rohaniawan Romo Benny Susatyo.

Sekarang situasi sudah rumit sedemikian rupa dimana pimpinan KPK dan para penyidiknya dikriminalisasi oleh Polri. Padahal, Presiden punya power untuk mencegah Polri terlalu jauh melangkah dengan segala eksesnya yang membuat rakyat menaruh prasangka buruk dan curiga berat kepada kepolisian itu sendiri.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa institusi Polri amat buruk menjalankan reformasi dan para personelnya gemar melakukan kriminalisasi kepada siapapun yang mereka musuhi atau tidak sukai. Pada akhirnya ini soal politik, bukan semata hukum yang sudah carut marut.

Kini kita sadar bahwa semua itu berawal dari pergantian Kapolri yang terus menjadi polemik karena kesalahan dan kelemahan Jokowi yang tidak percaya diri dan tidak firmed dalam mengambil keputusan lantaran dibayangi kekuatan kandang Banteng dan NasDem yang sebetulnya juga tidak etis kalau memaksa Jokowi melantik BG yang bermasalah itu.

Pada akhirnya, sengkarut KPK vs Polri dan eksesnya di seluruh negeri, membuat rakyat tersandera dalam arus persoalan hukum dan politik yang tidak berkualitas karena pertarungan kepentingan yang kotor dimana polisi tidak mampu menahan diri, dan menunjukkan 'taringnya' secara keliru.

Sementara para pimpinan KPK yang kebetulan ada setitik kelengahan, dikriminalisasi dengan cara sedemikian rupa dan tidak mendapat pembelaan yang cukup dari Presiden.

Hancur sudah asa publik atas pemberantasan korupsi di negeri ini, sebab pelumpuhan KPK sudah sempurna dan istana Jokowi nampak nyata membiarkannya. [inilah]


http://www.takrim-alquran.org/program-sedekah-al-quran-untuk-kedua-orang-tua-2/



RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK