| "ANTISIPASI UPAYA PENGHILANGAN BUKTI DI MK 27-30 JULI" |
| 9:02:43 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
 | | Ber dus-dus Bukti Gugatan Pilres yang disiapkan Kader-kader PKS |
*by @bang_dw
saya mau kultwit | ANTISIPASI HILANGNYA BUKTI DI MK
1. ada ingpo santai | terkait adanya upaya penghilangan bukti bukti yang diserahkan ke MK | pada 27-30 juli ini
2. ingpo nya justru dari mantan anggota bawaslu | bahwa di MK kadang kala terjadi hilangnya bukti bukti yang disertakan | #waspada
3. timing dan schedule yang menempatkan harusnya ada kewaspadaan tersendiri | waktu rawan 27-30 juli
4. sementara semua mata dan pikiran pada waktu itu sudah fokus pada hari idul fitri dan acara yang menyertainya | pribadi dan keluarga
5. malam ini ada pertemuan untuk melakukan hal tersebut | operasi mengurangi dan menghilangkan bukti bukti di MK
6. pertemuan malam ini juga | membahas settingan menyamakan bukti bukti yang dibawa ke MK dengan settingan yang ada di KPU | #settingan
7. taktik menyamakan hasil lewat settingan | tanpa perlu diketahui | tanpa perlu dirasa | bukti dan data di MK hrs dikurangi dan dihilangkan
8. data yg dbawa silahkn rangkap 100 kali | tapi MK tetap bpegang pada bukti bukti yg dterima dan dlaporkan tuk validasi dan verifikasi
9. perlu diingat | MK akan mulai verifikasi dan validasi bukti bukti pada tanggal 1-5 agustus | krn sidang pertama adalah tanggal 6 agustus
10. jadi bukti bukti itu minimal sdh masuk ke MK kemarin atau tanggal 25 juli | karena tanggal 26-30 juli adalah masa libur nasional
11. jangan kan ada nya masa libur | ketika masa aktif saja bisa terjadi | terkait hilangnya bukti bukti | tutur mantan anggota bawaslu
12. pimpinan MK saat ini bisa dikatakan sdh mulai sedikit mawas diri sejak akil ditangkap KPK | tapi apakah para pegawai nya sudah?
13. akil itu diri pribadi | tapi apakah lantas pegawai MK buta alias tidak ketahui | atau ada 'tahu sama tahu' | #prakteklama sistematis
14. saya percaya pada pimpinan MK | tapi apakah persepsi akil itu lantas hilang? | ini soal nama baik lembaga
15. jangan sampai informasi mantan anggota bawaslu itu menjadi benar adanya | adanya kelemahan sistem keamanan terkait bukti bukti
16. masa' kejadian harus terulang didua lembaga | KPU dan MK | KPU terkait IT KPU | di MK terkait bukti bukti sengketa | #lemah
17. pertemuan malam ini dihadiri unsur intelejen, unsur partai dan unsur perantara atau mafia kasus | #kubusebelah
18. kita sesungguhnya sedang berhadapan dengan para pembuat #settingan di bangsa ini | hadapilah dengan kecerdikan
19. kecerdikannya bagaimana? jangan tanyakan kepada saya | itu hrsnya ada di tim pembela hukum dan tim pembela merah putih
20. kita lanjutkan nanti ya tweps
sekaligus menunggu nama nama yang valid yang hadir pada pertemuan malam ini lewat jaringan sapu jagat.
|
| Orangtua Resah, Pemprov Jakarta Paksa Siswi Ganti Baju Muslimah Syar'i dengan Baju Betawi |
| 8:52:50 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta kini mengubah aturan mengenai pakaian seragam sekolah bagi siswa-siswi sekolah dasar maupun menengah. Peraturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran No. 48/SE/2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah.
Surat edaran tertanggal 14 Juli 2014 tersebut mengatur cara penggunaan pakaian seragam sekolah. Pada hari Senin dan Selasa, siswa diharuskan mengenakan kemeja putih dan celana/rok sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada hari Rabu, siswa diharuskan mengenakan pakaian khas sekolah. Pada hari Kamis, siswa diharuskan mengenakan kemeja batik ciri khas nasional dan celana/rok warna gelap.
Pada hari Jum'at siswa sekolah diharuskan mengenakan pakaian khas daerah, dalam hal ini Betawi. Sedangkan hari Sabtu, siswa diharuskan mengenakan pakaian seragam Pramuka.
Ketentuan seragam untuk hari Jum'at di atas dinilai orang tua siswa sangat meresahkan. Pasalnya tidak semua siswa-siswi adalah orang Betawi dan batasan pakaian Betawi sangat beragam karena ada model pakaian Betawi yang tidak menutup aurat. Lebih dikhawatirkan jika anak-anak mengacu pada pakaian Betawi yang pernah dikenakan pada sinetron-sinetron di televisi yang lebih banyak mengumbar aurat, merusak moral, dan justru merusak citra Betawi itu sendiri.
Surat Edaran yang ditandatangani oleh Kadisdik DKI Jakarta Lasro Marbun tersebut juga melarang siswa untuk menambahkan asesoris apapun dalam menggunakan pakaian seragam sekolah.
Surat Edaran itu disebutkan mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia No. 45 tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Padahal, di Permendikbud itu menyebutkan bahwa pakaian seragam sekolah hanya terdiri dari 3 jenis, yaitu: pakaian seragam nasional, pakaian seragam kepramukaan, atau pakaian seragam khas sekolah. Permendikbud tersebut sama sekali tidak mengatur tentang pakaian seragam khas daerah seperti yang dituangkan dalam Surat Edaran Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
Dan pada pasal 5 di Permendikbud yang ditandatangani oleh Mendikbud Mohammad Nuh tersebut mengatur sebagai berikut:
1. Pakaian seragam nasional dikenakan pada hari Senin, Selasa, dan pada hari lain saat pelaksanaan Upacara Bendera. 2. Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi pet dan dasi sesuai warna seragam masing-masing jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo tut wuri handayani di bagian depan topi. 3. Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peserta didik dapat mengenakan pakaian seragam kepramukaan atau pakaian seragam khas sekolah yang diatur oleh masing-masing sekolah.
Dan pada pasal 1 ayat 4 di Permendikbud tersebut juga diterangkan tentang pakaian seragam khas muslimah, yang didefinisikan sebagai pakaian seragam yang dikenakan oleh peserta didik muslimah karena keyakinan pribadinya sesuai dengan jenis, model, dan warna yang telah ditentukan dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk semua jenis pakaian seragam sekolah. Namun pakaian jenis ini justru tidak diatur dalam Surat Edaran di atas. (dakwatuna/hdn)
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !