| PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan | Bela Palestina, Suporter Bola Hajar Pemain Israel Saat Bertanding di Austria | | 6:40:50 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Pertandingan persahabatan antara tim sepak bola Israel, Maccabi Haifa, melawan klub Perancis, Lille, harus dihentikan setelah pengunjuk rasa pro-Palestina menyerbu lapangan.
Pendukung asal Turki tersebut dilaporkan berlari ke lapangan di stadion Austria di mana pertandingan berlangsung, dan menuju ke para pemain Maccabi Haifa, demikian seperti dilaporkan DailyMail, Kamis (24/7/2014).
Pada foto dan video dapat dilihat bagaimana baku hantam terjadi antara suporter pro Palestina dan pemain dari klub Israel tersebut. Di antaranya terlihat seorang pemrotes melayangkan tendangan ke pemain asal Israel. Tampaknya para suporter ingin menunjukkan protes terhadap Israel yang sedang melakukan agresi militer di Gaza, Palestina.
Selama pertandingan sepak bola tersebut, spanduk yang menyerukan kemerdekaan Palestina ditampilkan pada beberapa bagian di kerumunan.
Klub Lille mengatakan di Twitter bahwa wasit telah menghentikan permainan setelah sekelompok pemuda mengibar-ngibarkan bendera dan plakat Palestina, lalu menyerbu ke lapangan 3 menit sebelum pertandingan usai.
Setelah serangkaian bentrokan singkat, para demonstran tersebut digiring oleh petugas keamanan dengan klub Perancis menang 2-0.
Bulan lalu UEFA mengumumkan bahwa klub Israel tidak bisa menjadi tuan rumah pertandingan Eropa akibat "kerusuhan" di Israel. (dakwatuna/hdn)
|
| Pesan Hidayat Nur Wahid di Hari Idul Fitri | | 6:30:02 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|  Ustadz Hidayat Nur Wahid menjadi khatib sholat Idul Fitri 1435 H di Kampus Pusat Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta Selatan.
Dalam khutbahnya, Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menekankan agar berlalunya Ramadhan tidak membuat kita meninggalkan dan menanggalkan amal kebajikan yang selama Ramadhan dilakukan. Berikut kutipan isi khutbah beliau:
Selesainya bulan Ramadhan memang bisa di sambut dengan duka nestapa, seperti yang dilakukan oleh banyak ulama salaf yang terdahulu, karena mereka tahu persis berbagai kesempatan emas yang bisa mereka maksimalkan dengan datangnya bulan Ramadhan tersebut, khususnya dalam hal yang terkait dengan masalah ubudiyah/ hablu minallah/spiritualitas. Karena mereka tidak yakin atau khawatir kalau-kalau mereka tidak lagi berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan datang.
Suatu cara pandang yang manusiawi sekaligus inspiratif agar hari-hari setelah Ramadhan dapat kita isi dan maksimalkan untuk merealisasikan / mengamalkan beragam ajaran kebaikan yang ada di dalamnya. Karena sesungguhnya, minus melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan, maka segala kebajikan di bulan Ramadhan masih terus terbuka untuk masih bisa dikerjakan karena secara prinsip ajaran untuk beraqidah yang benar dan beribadah yang ikhlas dan bermuamalah yang hasanah memang berlaku sepanjang masa tidak hanya di bulan Ramadhan saja.
Allah SWT yang kita sembah dan kita taati pada selama bulan Ramadhan itu juga Allah yang kita taati dan kita sembah di sepanjang bulan selain Ramadhan.
Rasulloh SAW yang sunnahnya kita ikuti dan akhlak mulianya kita teladani selama bulan Ramadhan adalah juga Rasullah Muhammad SAW yang sunnah dan akhlaknya yang sama juga harus kita teladani selama bulan bukan bulan Ramadhan.
Al-Quran Al-Karim kitab suci yang kita imani dan kita tadaburi dan akrabi selama bulan Ramadhan adalah kitab yang sama yang harus kita imani dan kita tadaburi dan akrabi selama bulan selain bulan Ramadhan.
Dengan pendekatan ini maka diharapkan umat tidak bersedih negatif dengan telah berlalunya bulan Ramadhan. Tetapi justru menjadikannya sebagai faktor yang mensugesti dirinya untuk segera menutupi lubang-lubang yang masih terjadi akibat masih belum termaksimalkannya ramadhan kemarin dengan segera melaksanakan beragam kegiatan yang akan membawanya menyakini bahwa Allah yang Maha Kasih dan Maha Sayang akan tetap memberikan kesempatan bagi umat untuk nanti bertemu kembali dengan Ramadhan yang akan datang dengan semangat dan perasaan penuh harapan akan karunia Allah dan ke-Agungan puasanya.
Bahkan sebagian ulama mengingatkan, agar semangat kita beribadah dalam makna yang seluas-luasnya jangan hanya berhenti di bulan Ramadhan menjadi Ramadhaniyin, tetapi agar semangat beribadah itu selalu bisa dihadirkan sepanjang waktu seperti kehadiran Allah Rabbulalamin yang sepanjang waktu juga, agar kita menjadi rabbaniyin.
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !