Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Sunday, January 18, 2015 | 5:00 PM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

MASIH TENTANG KAPOLRI
7:55:08 PMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com


Sejak Reformasi, jabatan Jaksa Agung dan Kapolri adalah "centeng hukum" bagi istana. Apalagi setelah terbentuknya KPK, sebuah lembaga superbody yang relatif tak mudah dikontrol baik oleh istana maupun parlemen, fungsi centeng istana itu semakin efektif dan terkonsolidasi. Itu sebabnya kisruh soal jabatan Kapolri yang menyita perhatian kita pada dua pekan terakhir perlu juga dilihat dari sudut pandang tersebut.

Setelah Busyro Muqoddas habis masa jabatannya tahun lalu, empat komisioner KPK lainnya juga akan habis masa jabatannya pada Desember nanti. Itu sebabnya pada April nanti panitia seleksi komisioner KPK yang baru sudah harus terbentuk dan mulai bekerja.

Inilah yang mungkin telah membuat istana memberhentikan secara mendadak Jenderal Sutarman sebagai Kapolri dan menyorongkan nama kontroversial Budi Gunawan sebagai penggantinya. Prinsipnya, istana sudah harus memilih centengnya sebelum pansel KPK mulai dibentuk dan menyerahkan nama ke DPR.

Dengan komposisi parlemen yang dikuasai oleh partai non-pemerintah, penggantian dini Kapolri memang harus dianggap penting oleh istana. Mereka tentu saja tak ingin kalah langkah dari DPR. Itu pula sebabnya pemberhentian Sutarman tak melibatkan pertimbangan DPR sebagaimana seharusnya.

Penalarannya sederhana. Kalau Sutarman dibiarkan menghabiskan jabatannya hingga Oktober nanti, maka pada waktu yang hampir bersamaan DPR juga sudah menerima nama-nama yang akan diseleksi jadi komisioner KPK. Fit and proper test Kapolri oleh DPR, yang hampir bersamaan dengan seleksi komisioner KPK juga oleh DPR, tentu akan membuat posisi tawar DPR lebih kuat dari istana. Belum lagi jika hingga Oktober itu semua kandidat Kapolri yang digadang-gadang istana kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh komisioner KPK saat ini. Itu sebabnya, sebelum tenggat jabatan Sutarman habis, posisi itu sudah harus diisi.

Pertanyaannya, kenapa yang dipilih adalah figur yang bermasalah?! Jawabannya sepertinya simpel: memilih figur yang bersih tentu saja adalah sebuah tindakan bunuh diri.

Lalu, bagaimana seharusnya sikap kita?

Berhentilah menilai permainan catur hanya dari langkah-langkah pion. Lihatlah permainan secara utuh.

*dari wall fb Tarli Nugroho



Seandainya Saya Teroris
7:49:41 PMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com


Sejak meletusnya tragedi Charlie Hebdo, saya sudah memposting analasa, bahwa peristiwa tersebut merupakan operasi rahasia yang tidak rahasia. Kategori rahasia, mengingat pelaku adalah pihak-pihak yang sudah dilatih atau hasil dari indoktrinasi dengan kadar tertentu. Tidak rahasia disebabkan, kejanggalan dan keanehan baik dari segi waktu (terjadi 20 menit setelah iring-iringan rombongan Presiden Perancis), maupun dari segi pelaku (meninggalkan jejak).

Masalah kita bukan masalah boleh tidaknya membunuh penghina Nabi Muhammad saw. Hukumnya sudah jelas. Hanya masalahnya adalah, tentang tata cara pembunuhan itu. Untuk sebuah operasi, pembunuhan yang dilakukan "pembela" Nabi Muhammad, cenderung mudah diketahui dan berdampak berantai. Istilah kata, yang dibunuh hanya 12 orang, tapi 3 juta copy karikatur Nabi ludes, penyerangan terhadap umat Islam di Eropa meningkat. Lihatlah slogan-slogan saat ini! Kamu bersama Charlie atau tidak? Umat Islam Eropa kembali dijerat kondisi dilematis. Mendukung Charlie berarti menyetujui perbuatannya menghina Nabi. Jika tidak, maka siap-siap diusir.

Ada baiknya mempelajari pola operasi Mossad, KGB, James Bond, atau BIN saat ingin mematikan pihak-pihak yang dianggap berbahaya. Coba perhatikan model pembunuhan agen-agen Mossad terhadap Yasser Arafat, Menteri Palestina Abul 'Oyun (Desember 2014), atau pembunuhan terhadap pejuang-pejuang HAMAS di Dubai. Sangat rapih bukan? Sampai detik ini, semua pengamat mengatakan, pelaku pembunuhan adalah Mossad Israel. Tapi jelas, tanpa jejak dan semua tidak bisa membuktikannya.

Jadi jika seandainya saya adalah pelaku teror, maka saya akan memilih operasi senyap dengan membunuh para penghina Nabi dan penghina Islam secara tertib, rapih, tanpa jejak. Berawal dari pengamatan 1-2 bulan, jika perlu 1-2 tahun. Memperhatikan kebiasaan calon korban dalam setiap detik kehidupan. Lalu mencari kesempatan lengah atau lelah. Setelah itu menentukan cara eksekusi yang paling tepat. Eksekusi yang mengesankan si korban melakukan bunuh diri, terkena serangan jantung, stroke, berlebihan minum alkohol, dll. Terlebih di Perancis atau Eropa. Kehidupan seseorang teramat terbuka dan semua sudah bisa dilihat dari komputer.

Namun, jika operasi yang dilakukan adalah operasi gerombolan membabibuta. Maka biasanya akan disiapkan tim dengan pakaian lengkap dan senjata "kategori cukup canggih". Lalu media didatangkan. Mirip dengan peristiwa 9/11, media sudah bisa merekam LIVE, atau seperti peristiwa penyerangan rumah Mendagri Mesir Muhammad Ibrahim, dimana media sudah siaga kurang dalam 5 menit LIVE, walau dikesankan si wartawan mengenakan pakaian tidur. Jika operasi ini yang dilakukan, yakinlah itu adalah operasi intelejen. Liveshow seperti ini sering kita saksikan saat operasi Densus 88 mengejar teroris, dan semuanya LIVE lalu pelaku dimatikan tanpa jelas kesalahannya.

Sama halnya dengan tragedi Bom Bali I dan II. Pelakunya memang ada dari kalangan Amrozi cs. Tapi kemampuan Amrozi merakit bom dengan daya ledak dahsyat dan menewaskan ratusan orang, hingga detik ini DIRAGUKAN! Mungkin kelas petasan, banyak yang bisa. Tapi apa yang terjadi? Hingga detik ini siapa pelaku sebenarnya, tak tersentuh! Namun apa dampaknya? Islam dan umatnya terus menerus dicurigai dan dibatasai ruang geraknya.

Jadi, operasi teroris versi pemerintah atau operasi Jihad versi pelaku, sama sekali tidak menguntungkan Islam. Justru sebaliknya, operasi Anshar Bait Al-Maqdis (Al-Muqaddas) di Sinai berakibat fatal: pengosongan wilayah Sinai radius 30 km persegi dengan perbatasan Refah Jalur Gaza Palestina. Gaza terisolir dari dunia! Lalu operasi ISIS di perbatasan Turki, kini semakin terang benderang malah menghabisi para pejuang anti Assad. Nah yang terjadi di Paris Perancis, yang untung adalah Israel bukan?

(Nandang Burhanudin)




RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK