PKS PIYUNGAN
Web Berita Seputar PKS, Dakwah, Anis Matta, Kajian, Analisa, Politik Nasional Internasional dan Dinamika Masyarakat
Ssttt, Anis Matta Tiba-tiba Hampiri Massa PDIP, Kenapa? | ||
| ||
BOYOLALI-- Ada pemandangan menarik saat Anis Matta beserta rombongan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hendak menuju lokasi kampanye di Salatiga dari Solo, Jawa Tengah (Jateng) Sabtu (5/4). Siang itu, rombongan Anis mengendarai Bus bergegas menuju Boyolali usai berkampanye di GOR Manahan Solo. Namun, ketika melintasi Jl. Solo-Semarang tepatnya di Teras Boyolali, rombongan tertahan kemacetan. Ketika itu, Bus PKS sulit melaju karena ruas jalan dipenuhi simpatisan PDI Perjuangan yang di saat bersamaan tengah menuju lokasi kampanye mereka di Teras, Boyolali. Ketegangan sangat terasa karena seketika Bus PKS yang juga mengangkut rombongan jurnalis berada di tengah-tengah lautan simpatisan PDIP. Dikelilingi deru motor dari simpatisan PDIP Bus PKS tak bisa melaju. Patwal polisi yang mengiringi pun tak banyak membantu. Namun di tengah situasi yang tak pasti, Anis turun dari dalam bus. Tentunya itu mengagetkan seluruh rombongan. Tak disangka, Anis malah disambut oleh simpatisan PDIP yang ternyata mengetahui siapa dirinya. Silaturahmi dadakan di pinggir jalan pun terjadi, kecemasan yang awalnya dirasakan tidak terwujud. Anis dan ribuan simpatisan PDIP malah larut dalam saling sapa. "Assalammualaikum, kita mau ke Salatiga ini, sehat semua," sapa Anis di lokasi. Massa PDI P membalas dengan hormat. Mereka mengatakan, selain PDIP di Solo dan Boyolali, nama PKS juga dikenal termasuk Anis Matta. "Maaf pak kita bikin macet, damai bersama," ujar sosok yang mewakili para simpatisan PDIP, Purnomo. Senyum di bibir Anis semakin melebar mana kala massa PDIP menyerukan namanya dan Joko Widodo (Jokowi). Uniknya, simpatisan menyerukan nama Anis dulu baru kemudian nama Jokowi. Sepuluh menit berlalu, ketika kemacetan mulai terurai Anis lantas naik ke dalam bus. Massa PDIP lalu melambaikan tangan mereka sebagai lambang perpisahan. (ROL) |
"Mengetuk Pintu Kemenangan" | ||
| ||
By Nastar Df Abdullah "Ya Allah, inilah kaum Quraisy yang datang dengan segala kecongkakan dan kesombongannya untuk memerangi Engkau dan mendustakan RasulMu. Ya Allah, tunaikanlah janji kemenangan yang telah Engkau berikan kepadaku. Ya Allah, kalahkan mereka esok hari" Manusia mulia itu berdiri sepanjang malam, memanjatkan do'a menjelang meletusnya perang Badar. Ia bukan tak yakin dengan kemenangan yang dijanjikan Allah padanya, karena bahkan ia sudah menunjuk ke beberapa tempat di tanah seraya berkata, "ini adalah tempat kematian si fulan..., ini tempat kematian si fulan...," nama-nama yang disebutkan akhirnya roboh terbunuh tepat di tempat yang telah ditunjuknya. Ia terus berdo'a dengan penuh khusyuk dan merendahkan diri dihadapan Allah sambil menengadahkan tangannya ke langit, memohon sepenuh hati agar pertolongan yang telah dijanjikanNya itu ditunaikan. Sungguh bukan karena keraguan hingga Rasulullah memohon dengan sangat akan datangnya pertolongan Allah. Tapi kekhusyukan beliau memang sudah menjadi tugas Ubudiyah seorang hamba. Ubudiyah merupakan penyerahan diri kepada Allah. Dan penyerahan diri secara total kepada Allah adalah harga kontan dari sebuah kemenangan. Bahwa kemenangan itu, betapa pun persiapan fisik dan senjata yang matang, hanya berasal dari Allah semata. Tak ada sesuatu pun yang akan terjadi tanpa persetujuanNya. 'Ubudiyah yang terpancar dari kekhusyukan Rasulullah saat berdo'a merupakan "harga" yang pantas untuk mendapat dukungan dari Allah di medan pertempuran. Bandingkan sikap itu dengan kesombongan dan kecongkakan Abu Jahal yang berkata "Biarlah seluruh arab mendengar tentang perjalanan kita semua dan biarlah mereka tetap gentar kepada kita selama-lamanya". Kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah secara total akan mendatangkan kemuliaan sedang kesombongan akan mengantarkan seseorang pada kehinaan. Ketahuilah, sesungguhnya Iblis pun dijebloskan kedalam neraka karena sikap angkuh dan sombongnya dihadapan Allah. Saudaraku, selalu ada hikmah Ilahiyah yang terkandung dalam setiap lembar perjalanan hidup Rasulullah. Dan cukuplah peristiwa di Badar menjadi pelajaran bagi kita untuk menyadari bahwa kemenangan tak pernah datang karena kehebatan kita menyusun strategi perang, bukan karena ketangkasan kita menggunakan senjata, bukan pula karena kecerdasan kita mengatur tipu muslihat untuk mengelabui musuh. Kemenangan hanya datang karena pertolongan Allah. Dan pertolongan Allah hanya untuk mereka yang memiliki totalitas 'ubudiyah padaNya. Hikmah tersebut diabadikan Allah saat peristiwa Fathu Makkah dalam surah An Nashr. Ada kata 'Nashrullah' sebelum kata 'Fath', yang artinya memang tidak akan ada kemenangan tanpa pertolongan Allah. Mata kita boleh menatap haru saat menyaksikan massa berbondong-bondong hadir memutihkan kampanye PKS di seluruh nusantara, tapi semoga hati kita tetap tunduk di hadapan Allah, sambil terus berharap Ia menghadirkan pertolongan dan keberkahanNya setiap saat. Di ayat selanjutnya dalam surah An Nashr, Allah bahkan menekankan setelah kemenangan bukan kata 'tasyakur' yang muncul sebagaimana layaknya orang yang merayakan kebahagiaan. Kata yang harus sering kita ulangi Tasbih dan Istighfar. Kita diperintahkan bertasbih, mengagungkan kesucian Allah SWT sebagai Dzat pemberi kemenangan dan beristighfar karena bisa jadi dalam proses memperoleh kemenangan tersebut ada kita banyak melakukan kekhilafan yang sebenarnya bisa menggagalkan kemenangan. Semoga pertolongan Allah selalu bersama kita..dan semoga Ia berkenan untuk memberikan berkah pada setiap tetes ikhtiar kita..Wallau'alam Bis Showab *5 April 2014, Kampanye hari terakhir. @nastarabdullah
Support :
Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !