PKS PIYUNGAN Web Berita Seputar PKS, Dakwah, Anis Matta, Kajian, Analisa, Politik Nasional Internasional dan Dinamika Masyarakat BRAVO PKS ! | 10:44:22 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
"BRAVO PKS" saya bukan kader PKS bahkan bukan pengurus PKS di tingkat manapun, tapi saya akui simpati kepada perjuangan PKS
berapa banyak anak muda di social media yang berkata hal yang sama dengan saya
puluhan? ratusan? jutaan?
tengoklah dengan kejujuran, berapa banyak wall (dinding) para anak muda di social media yang dihiasi dengan hal berbau PKS
baik itu di facebook maupun di twitterland
apakah mereka lakukan itu karena ada yang meminta? apa karena ada yang memerintahkan?
nama yang mereka buat di dalam akun socmed; adalah memakai nama asli bukan nama bohongan alias bukan seperti nama akun anonim bayaran yang hama demokrasi
jadi mereka memang 'diperintahkan' hati mereka untuk PKS
hati mereka lah yang telah memilih PKS dan itu tiada ada orang atau pihak yang meminta atau memetintahkan
kalau hati yang berbicara; maka militansi adalah hal yang pasti ada
tanpa dibayar dan tanpa diperintah
mereka para hati serta jantung PKS; bersedia siap siaga, siang dan malam dalam menjaga dan mengawal surat suara yang diperoleh PKS di TPS TPS sampai ke KPU pusat
ini sama persis ketika mereka tanpa dibayar dan diperintah; melakukan advokasi serta direct selling terhadap PKS di social media
generasi macam apakah itu?
ketika demokrasi memberi tontonan ketidakdewasaan lewat kecurangan kecurangan pemilu, serta praktek politik uang
fenomena anak muda simpatisan PKS bisa dijadikan sebuah patron pendidikan politik yang baik dan benar
bersama bersatu dalam jamaah untuk sebuah nama; PKS
dan ini urusan hati
panggilan hati menyebabkan mereka ikhlas melakukan apapun juga untuk PKS
karena mereka percaya masih memiliki harapan atas nasib bangsa ke depan
toh; yang mereka bela bukan partai paling korup di indonesia
toh; yang mereka perjuangkan bukan partai yang mengkhianati rakyatnya
bagi mereka; PKS adalah solusi kebangsaan
dan saya menganggap apa yang mereka perbuat dan lakukan adalah hal yang wajar dalam sebuah pilihan kehidupan
memilih sesuatu dengan logika mana pilihan terbaik buat bangsa ke depannya
yang justru ironis adalah adanya pihak pihak yang tidak suka dengan kebersamaan dan kesolidan mereka terhadap PKS
ironis; karena terkadang memakai logika berpikir negatif; dengan membawa kalimat kalimat kasar dan nama binatang
bukankah itu justru semakin memberi tanda yang jelas sebagai pemisah
yang satu adalah kubu memperjuangkan hati nuraninya atas pilihan ke PKS dan pantas lalu mereka bersama dan mensolidkan barisan
dan kubu yang lain adalah kubu yang benci dan dengki atas kebersamaan dan kesolidan para anak muda itu kepada PKS
harusnya publik bisa melihat dengan jelas; kubu mana yang benar dan kubu yang mana yang selalu termotivasi untuk menghancurkan
bravo PKS
"membangun barisan kuat itu kunci nya terletak pada hati, dan hati lah yang memanggil dan menyatukan pemikiran dan genggaman tangan mereka menjadi satu dalam barisan yang kuat dan kokoh; saling melengkapi satu sama lain dan tidak mudah terpisahkan"
-bang dw-
|
"PKS Lega...." | Wawancara Hidayat Nurwahid | 10:33:40 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Jakarta - Partai Keadilan Sejatera (PKS) mendapatkan suara yang cukup mengejutkan di dalam hitung cepat pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2014. PKS mendapat perolehan suara sebesar 7 persen.
Bekas Presiden PKS yang saat ini menjadi Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mengaku lega dengan perolehan itu. Sebab selama ini survei menyebutkan suara PKS akan terpuruk.
Bagaimana rencana selanjutnya tentang perolehan suara PKS? Berikut wawancara Hidayat Nur Wahid dalam program Sarapan Pagi:
Anda kelihatannya agak lega ya?
Justru yang tidak lega itu rekan-rekan dari lembaga survei. Karena mereka semuanya memprediksi PKS tidak akan lebih dari 4 persen. Berkali-kali kami mengatakan bahwa kami sudah hafal dengan lembaga survei selalu salah memprediksi PKS terkait dengan pemilu dari 2004, 2009, 2014 terbukti salah lagi.
Memprediksi yang lain agak betul cuma memprediksi PKS yang susah diprediksi ya?
Saya berani mengatakan kalau mereka prediksi PKS selalu salah tapi kami enjoy saja. Tapi yang Anda sebutkan bahwa kami mengusulkan parliamentary threshold 3,5 persen sesungguhnya tidak begitu. Usulan kami rentang antara 3,5 persen sampai 4 persen kami siap saja tapi partai-partai lain menginginkan 3,5 persen.
Buat kami yang menarik adalah bahwa perolehan 6,7 persen dan kalau saja sisa suara ini kita bagi rata masih ada peluang PKS akan mendapatkan 8,5 persen dari hitung cepat ini. Sebetulnya apa yang terjadi di dalam partai? karena kita tahu pemberitaan media (seolah) banyak kasus yang menimpa kami.
Tidak banyak kasus, hanya ada satu kasus. Kalau Anda menyebut tentang kasus korupsi Anda akan tahu bahwa ternyata partai yang korupsinya paling banyak 1-3 bukan PKS, PKS adalah partai yang korupsinya paling sedikit. Kalau Anda kaitkan dengan data dari KPK yang terkait gratifikasi ternyata PKS adalah partai yang paling besar mengembalikan gratifikasi Rp 1,9 miliar dan ada partai-partai yang tidak pernah mengembalikan gratifikasi sama sekali padahal pasti mereka pernah menerima gratifikasi.
Jadi apa yang terjadi inilah sekali lagi saya katakan bahwa realita media, realita survei itu tidak sama dengan realita rakyat. Apa yang dihembuskan oleh media, diopinikan oleh media kemudian dibombardir oleh lembaga survei saya dari dulu selalu mengatakan bahwa realita yang memilih nanti adalah rakyat Indonesia bukan media dan lembaga survei.
Kembali terbukti bahwa rakyat telah memberikan kedaulatan, dari dulu saya selalu menyanggah bahwa seolah-olah PKS sudah terpuruk. Buktinya ada tiga kader PKS yang dimajukan sebagai calon gubernur 100 persen menang yaitu kader kami di Jawa Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara menang.
Peserta pilgub pasti lebih banyak daripada mereka yang menjadi sample dalam survei dan itu bagian dari realita sepanjang Februari 2013 sampai Maret 2014 itu ada tiga peristiwa pilgub dan ternyata PKS melalui kader-kadernya tetap dipercaya dan akhirnya dimenangkan. Jadi saya sepakat dengan Anda bahwa mungkin bisa sampai angka 9-10 persen. Jadi kalau kemudian ternyata capaian PKS adalah jauh di atas dari yang diperkirakan media dan lembaga survei, karena memang media dan lembaga survei salah membaca realita publik.
Strateginya apa?
Kita tidak perlu strategi yang aneh-aneh kok, itu karena kesalahan membaca media dan lembaga survei.
Kita melihat banyak aktivis PKS yang sangat agresif terutama di media sosial ya?
Kalau itu dari dulu kita sudah biasa. Anda tahu bahwa Cak Nur tahun 1998 ketika beliau menjadi ketua seleksi partai-partai beliau sangat kaget dengan fenomena hadirnya komunitas politik baru di Indonesia, anak-anak muda yang kemudian berhimpun dalam Partai Keadilan dan mereka sangat menguasai bidang teknologi dan informasi. Karena mereka tamatan dari universitas terkemuka di Eropa, Amerika, dan Australia. Tapi kemudian kenapa jadi begini sekali lagi menurut saya itu hanya karena media dan lembaga survei salah membaca tentang realita publik dan PKS.
Bagaimana kemudian langkah PKS untuk Pak Anis Matta?
Siapapun tahu bahwa Undang-undang Dasar menegaskan syarat untuk ikut dalam pencapresan syaratnya sangat jelas. Kita semua paham hal itu dan karenanya keputusan akhir daripada partai akan diputuskan oleh Majelis Syura PKS, Majelis Syura PKS pasti akan bersidang setelah definitif hasil pileg diketahui. Karena sejak dulu kami sangat realistis kalau misalnya PKS tidak mencapai di atas 10 persen ya tentu tidak mudah mencapreskan kadernya, tapi kalau kami bisa mendapatkan 13 persen pasti kader kami dicapreskan.
Jatah menteri pun tidak apa-apa ya?
Bukan masalah jatah menteri tidak apa-apa oposisi pun juga bisa. Karena Anda harus ingat bahwa PKS itu punya pengalaman di seluruh kelompok politik, pernah kami sendirian di luar kabinet menjadi oposisi ketika Ibu Megawati sebagai presiden. Kami sendiri di luar kabinet sementara seluruh partai berada di dalam kabinet dan enjoy saja tidak ada masalah.
Kami juga pernah diajak berkoalisi atau mendukung dari kelompok partai Islam ketika kami mendukung Pak Amien Rais sebagai capres tahun 2004. Kami juga pernah diajak koalisi oleh Pak SBY-JK, jadi apapun posisinya kami pernah berada dalam posisi itu.
Soal perolehan suara, sebenarnya kalau dibandingkan tahun 2009 tidak ada perkembangan atau pertambahan cukup signifikan dalam perolehan suara PKS. Artinya sebenarnya stagnan atau berkurang?
Iya tapi Anda harus perhatikan dulu riil suara sah pemilih berapa. Kan beda antara DPT dengan pemilih sah yang berapa golput, tidak sah bandingkan juga dengan 2009 setelah itu baru bisa kita bandingkan. Sekarang pun kita belum tahu persis perolehan suara PKS, berapa pula sesungguhnya suara yang sah pada tingkat nasional. Masih terlalu dini untuk bicarakan itu, bahkan di luar negeri yang tadinya DPT diperkirakan ada 2,2 juta suara, di Malaysia sekitar 212 ribu suara ternyata yang memilih tidak lebih dari 20 persen.
Jadi masih terlalu dini untuk menyebut suara PKS kali ini lebih rendah atau lebih tinggi. Karena kita harus melihat data riil tentang DPT berapa, suara sahnya berapa, kemudian dari suara sah itu PKS dapat berapa baru setelah itu kita bisa bicara apakah suara PKS naik atau turun. Tapi ada varian baru yang dicoba untuk kemudian PKS rontok yaitu kasusnya Pak Luthfi, pemberitaan media massa, dan survei yang begitu dahsyat itu tidak terjadi pada tahun 2004 dan 2009 tapi 2014 ini ada pengaruh atau tidak nanti kita lihat secara konkret dalam hasil pemilu akhir. Tapi yang jelas kalau quick count ini dijadikan rujukan ternyata upaya untuk membonsai PKS dengan kasus itu ternyata gagal.
Kawan yang kira-kira sehati dengan PKS kalau partai Islam sepertinya tidak cukup untuk menuju Juli misalnya menggandeng PPP dan PKB, kelihatannya yang paling mungkin adalah dengan partai nasionalis. Apakah itu dimungkinkan oleh PKS?
Pertama definisi partai Islam ini harus disepakati. Kalau dengan PKB berarti lebih dari 20 persen, karena kalau Anda lihat dari quick count sekarang ini PKB hampir 9 persen, PAN 7 persen, PKS 6 persen itu sudah lebih dari cukup. Jadi kalau Anda pakai logika quick count dan formula yang Anda tawarkan itu ternyata bisa gagal, ternyata partai Islam kalau mau berkoalisi bersama-sama melebihi 20 persen.
Kalau partai Islam yang sejalan dengan PKS bagaimana?
Kami dengan PAN, PKB, PPP semuanya sejalan. Kemudian tentang partai nasionalis dengan Golkar dan Demokrat tahun 2004 pada putaran kedua kami mendukung SBY-JK. Jadi apakah dengan kelompok mana kami punya latar belakang yang pernah kami kerjakan, bahkan kalau kami diputuskan untuk oposisi kami juga punya pengalaman itu. Jadi PKS mempunyai pengalaman yang lengkap karena partai politik yang punya pengalaman di dalam kekuasaan pernah dan selalu ingin berkoallisi bagi kami tidak masalah.
Jadi kalau di luar kekuasaan lagi siap ya? Iya.
*http://portalkbr.com/berita/perbincangan/3205465_4215.html
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !