PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Di Magelang, Kader PDI-P Copot Kaos Jokowi-JK dan Dukung Prabowo-Hatta | 11:51:08 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| MAGELANG - Puluhan Kader PDI Perjuangan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyatakan diri mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dukungan ini mereka tunjukkan dengan pembacaan ikrar dan pencopotan kaos bergambar pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kami sangat sadar dan bertanggung jawab melakukan ini. Kami tidak takut. Kami yakin mendukung Bapak Prabowo-Hatta untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI," kata Suroso, salah satu kader PDI-P Kecamatan Tegalrejo yang disambut riuh tepuk tangan para pendukung Prabowo-Hatta, Jumat (27/6/2014).
Selain menyatakan dukungan untuk Prabowo-Hatta, ikrar itu pun menegaskan para kader PDI-P ini tak lagi mendukung pasangan Jokowi-Kalla yang diusung PDI-P. Setelah dibacakan, deklarasi tersebut kemudian diserahkan ke Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, yang hadir di kampanye terbuka pemenangan Prabowo-Hatta di Lapangan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang itu.
Pencopotan kaos bergambar Jokowi-JK dilakukan setelah pembacaan ikrar. Mereka lalu berganti memakai kaos bergambar Prabowo-Hatta. Suroso mengaku, dia dan kader PDI-P yang ikut dalam deklarasi ini sebelumnya ikut menyukseskan partai berlambang kepala banteng moncong putih itu hingga meraih 10 kursi di DPRD Kabupaten Magelang dalam Pemilu Legislatif 2014.
Namun, imbuh Suroso, lambat laun pilihan mereka beralih ke Prabowo-Hatta lantaran kecewa kepada Jokowi. Dia berpendapat sikap baik dan merakyat Jokowi selama ini hanya pencitraan.
Bahkan, Suroso mengklaim, ada sekitar 600 kader PDI-P Kabupaten Magelang yang kini berpindah mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP dan PBB itu. "Kami sudah mengikuti rekam jejak Jokowi. Dia memang baik, sederhana, dan merakyat, tapi ternyata itu pembohongan publik," kata dia.
Terkait "pembelotan" kader PDI-P itu, Hashim Djojohadikusumo mengaku terkejut dan tidak mengira sama sekali. Dia bahkan mengatakan deklarasi itu tak masuk agenda kegiatan kampanyenya di Kabupaten Magelang.
"Ini luar biasa. Saya sangat terharu. Ini benar-benar di luar skenario. Tidak ada rekayasa dan mereka tidak dibayar untuk melakukan hal itu. Ini murni datang dari inisiatif mereka sendiri," ujar Hashim.
Dalam kesempatan itu Hashim menyampaikan dukungan untuk Prabowo-Hatta terus meningkat. Menurut dia, sejak sepekan terakhir beragam lembaga survei seperti dikutip media Australia menyatakan Prabowo-Hatta sudah menyempitkan selisih bahkan mengungguli dukungan untuk Jokowi-Kalla. (KOMPAS)
|
"Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Datang Bulan Kemenangan" | 11:41:03 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Twit @anismatta (27/6/2014)
1. Marhaban Ya Ramadhan.. Selamat datang bulan jihad, selamat datang bulan kemenangan.
2. Seperti oase bagi para musafir kita menantikan kedatangan ramadhan dengan penuh rindu dan harap..
3. Saya teringat ketika puasa pertama kali diwajibkan bagi kaum muslimin dimasa Rasulullah SAW..
4. Itu terjadi pada tahun kedua hijriyah.. persis ketika proses konsolidasi "komunitas baru" baru saja selesai pd tahun pertama..
5. Merakit komunitas Muhajirin Mekkah dgn komunitas Anshar Madinah sebagai sebuah komunitas baru..
6. Komunitas baru yg sama sekali beda dgn ciri sosial masyarakat jazirah Arab umumnya..
7. Komunitas baru ini disatukan oleh Islam, bukan oleh etnis atau suku.. Itu merupakan lompatan sosiologis yg dahsyat dlm sejarah mereka..
8. Komunitas baru itu disatukan oleh Islam dlm sebuah teritori yg independen..
9. Tapi bkn ruang hampa karena dipenuhi oleh komunitas lain yg juga eksis di Madinah..
10. Ada identitas sosial baru ditengah identitas lain yg plural..
11. Walaupun independen, komunitas baru itu punya sumber ancaman keamanan yg laten, yaitu musyrikin Mekkah..
12. Karena itu proses2 social building dan state building bagi komunitas baru itu bukan pekerjaan yg mudah..
13. Agama baru yg menyatukan berbagai etnis tp sekaligus hidup ditengah komunitas lain yg berbeda, dgn ancaman keamanan yg tinggi..
14. Mereka perlu faktor kohesi yg kuat..tp jg daya tangkal dan daya lawan yg sama kuatnya utk mempertahanakan eksistensi..
15. Lima langkah social and state building yg dilakukan Rasulullah SAW adlh: membangun mesjid sbg pusat aktivitas sosial dan pemerintahan,
16. mempersaudarakan Muhajirin & Anshar,membangun pasar,mmbentuk angkatan perang dan mmbuat perjanjian dgn komunitas lain(Piagam Madinah)..
17. Semua langkah itu dilakukan pada tahun pertama hijriyah..
18. Islam berhasil menjadi faktor kohesi bagi internal komunitas muslim baru jg bagi masyarakat Madinah yg plural scr umum..
19. Tapi setiap satu percobaan selalu membutuhkan ujian.. dan ujian bagi kohesi itu adalah perang..
20. Dan itulah yg terjadi.. perang terbesar pertama yg dialami komunitas baru itu adalah perang Badar..
21. dan perang Badar itu terjadi pada pertengahan Ramadhan pertama di tahun kedua hijrah..
22. Lebih dari dua pekan setelah komunitas baru itu melakukan puasa pertama mereka.. mereka masuk ke dalam sebuah perang besar..
23. Perang besar yg mengubah arah sejarah mrk dan kelak sejarah jazirah Arab, sejarah kawasan dan kemudian sejarah manusia scr keseluruhan..
24. Puasa dan perang.. itulah kisah Ramadan pertama dimasa Rasulullah SAW..
25. Dan apa maknanya?? Semua pencapaian besar dlm sejarah manusia selalu datang dari fondasi spiritual yg kokoh..
26. Fondasi spiritual itu mmbuat kt bisa eksis dgn sumber daya terbatas, fokus pd cita2 dan bebas dr gangguan2 kecil yg sering mengalihkan..
27. Fondasi spiritual itu sekaligus memberi energi yg dahsyat untuk pencapaian2 besar..
28. Saya selalu mengingat kisah itu setiap kali Ramadhan datang..
https://twitter.com/anismatta
|
Forum Mahasiswa Ilmu Politik UNJ Ajak Tidak Pilih Jokowi | 11:37:56 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Sejumlah mahasiswa ilmu politik Universitas Negeri Jakarta mengajak mahasiswa untuk tidak memilih calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Ajakan itu menjadi bukti perlawanan atas tindak penganiayaan yang dilakukan simpatisan Partai PDIP dan tim sukses Joko Widodo dan Jusuf Kalla, terhadap mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 17 Juni lalu.
Ajakan diungkapkan Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta, di Celcius Cafe, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu, 28 Juni 2014.
Menurut Ketua BEM Fakultas Ilmu Politik UNJ, Rajib Ridwan, tindakan yang dilakukan simpatisan dan timses Joko Widodo merupakan contoh buruk bagi kedamaian, kebebasan, serta ketentraman bangsa Indonesia.
"Kami dari Forum Mahasiswa Ilmu Politik UNJ, meminta kepada pihak yang berwajib Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengusut tuntas kasus ini sesuai dengan hukum yang berlaku," ujar Rajib.
Raden Hidayatullah, koordinator Forum Mahasiswa Ilmu Politik UNJ, juga mengatakan tindakan yang dilakukan simpatisan PDIP merupakan potret buruk yang dilakukan oleh partai yang selama ini menggaungkan demokrasi.
Penganiayaan yang dilakukan simpatisan PDIP kepada mahasiswa dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta ini terjadi saat simpatisan PDIP melakukan konvoi di depan kampus UII di Jalan Taman Siswa, hari Senin, 17 Juni 2014. Sekitar pukul 14.20 WIB, mendadak terjadi pemukulan terhadap mahasiswa yang dilakukan salah satu simpatisan itu.
Ajakan mahasiswa UNJ untuk tidak memilih capres dengan nomor urut 2 ini, seolah menjadi nafas segar bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Tim Kampanye Nasional Prabowo Hatta, Andre Rosiade mengatakan penolakan itu merupakan bukti mahasiswa akan memilih Prabowo Subianto sebagai presiden di Pilpres 9 Juli nanti.
"Ini jelas ya, kalau dia nggak pilih nomor 2, artinya dia pilih nomor 1," ujar Andre.
Sementara itu, ketika ditanya apakah UNJ akan memilih Prabowo sebagai presiden, Raden hanya menegaskan ia tidak akan memilih pasangan calon nomor 2.
"Ya teman-teman bisa menyimpulkan sendirilah ," ujarnya. (adi/vivanews) |
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !