PIYUNGAN ONLINE
Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan
Real Count di Jabar, Prabowo-Hatta Unggul 5,6 Juta Suara dari Jokowi-JK | ||
| ||
BANDUNG - Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Tingkat Jawa Barat masih mengumpulkan data suara real count berdasarkan Formulir C1 yang merupakan raihan suara di tingkat tempat pemungutan suara (TPS). "Rekap kami berbasis C1, dasarnya kami sudah punya. Kami bukan orang yang mengklaim tanpa data dari C1," kata Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Tingkat Jawa Barat, Ferry Juliantono, di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis 10 Juli 2014 malam. Dijelaskannya, real count yang dilakukan timnya sudah mencapai lebih dari 60 persen atau sekira 24 juta dari 33 juta pemilih. Hasil sementara, Prabowo-Hatta unggul jauh dari Jokowi-JK. Prabowo mengantongi 15,1 juta suara atau lebih dari 60 persen. "Jokowi-JK mendapat 9,5 juta suara. Selisih antara Prabowo-Hatta dan pasangan Jokowi-JK sekira 5,6 juta," jelasnya. Meskipun hasil itu baru sementara, ia yakin Prabowo-Hatta akan menang di Jawa Barat. "Meski ini masih sementara, hasil ini akan bisa menutup kekurangan suara Prabowo-Hatta di provinsi lain," tegasnya. Ferry menegaskan bahwa kemenangan di Jawa Barat akan merefleksikan kemenangan di tingkat nasional. "Ingat, Jawa Barat adalah provinsi terbesar di Indonesia (jumlah pemilihnya). Karena itu, siapa pun yang memenangkan pilpres di Jawa Barat, dia Insya Allah akan memenangkan pilpres secara nasional," ungkapnya. Ia mengingatkan agar para pendukung Prabowo-Hata mengawal suara. Jangan sampai suara yang ada dicuri atau dimanipulasi. "Kita tidak boleh lemas. Kita harus segar, semangat kembali, dan yakin Prabowo-Hata adalah pemenang pilpres. Sekarang yang jauh lebih penting adalah mengamankan suara yang sudah kita peroleh," pungkasnya. (ton) *sumber: http://pemilu.okezone.com/read/2014/07/11/568/1011284/real-count-di-jabar-prabowo-hatta-unggul-5-6-juta-suara-dari-jokowi-jk |
Salahkan KPU Jika Prabowo Menang, Pernyataan Burhanuddin Muhtadi Bisa Picu Konflik | ||
| ||
JAKARTA -- Pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi yang menyatakan hasil surveinya yang paling benar dan jika berbeda dengan hasil KPU maka KPU yang salah dinilai tidak tepat. Burhanuddin telah merusak upaya KPU yang telah bersusah payah membangun kepercayaan di hadapan masyarakat. "Pernyataan Burhanuddin itu merusak KPU, KPU kan sudah bersusah payah membangun kepercayaan. Kalau gitu bubarkan saja KPU, biar saja penyelenggara pemilunya adalah lembaga survey," sindir Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago kepada Republika, Jumat (11/7) pagi. Menurut Pangi, bagaimanapun KPU adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan pemilu dan pilpres. Hasil penghitungan suara yang dilakukan KPU merupakan yang sah dan diakui negara. KPU merupakan lembaga negara yang independen dan tidak bisa diintervensi oleh siapapun. Seperti diketahui, berbicara kepada sejumlah media, Burhanuddin Muhtadi, yakin benar dengan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaganya. Indikator menunjukkan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan 52,95 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya mendapat 47,05 persen. Terlebih lagi, lanjut dia, banyak lembaga survei lain seperti Indikator, SMRC, dan Cyrus yang juga menunjukkan hasil serupa. "Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan di Jakarta, Kamis (10/7). Menurut Pangi, pernyataan Burhanuddin itu justru bisa memicu konflik. Karena, jika memang ternyata hasil penghitungan nyata KPU memenangkan Prabowo-Hatta, maka pendukung Jokowi-JK yang sudah terlanjur mempercayai Burhanuddin akan marah dan menganggap KPU telah curang. "Sehingga ini bisa memicu konflik dan kekrisuhan politik," kata Pangi yang merupakan staf pengajar di FISIP UIN Syarif Hidayatullah tersebut. Padahal, jika dihitung dari hasil quick count lembaga survey yang memenangkan Jokowi-JK, termasuk Indikator Politik Indonesia yang dipimpin Burhanuddin, Pangi justru meragukan hasil tersebut. Karena, dengan tingkat kesalahan atau margin error satu persen, tidak mungkin jika masing-masing lembaga berbeda dan terpaut jauh dalam menghitung hasil quick count tersebut. "Saya meragukan quick count yang memenangkan Jokowi seperti LSI, CSIS-Cyrus Newtwork, SMRC, Litbang Kompas, Indikator Politik dan RRI. Masing-masing selisih menurut quick count tersebut, Prabowo-Hatta memperoleh kisaran 48 persen dan Jokowi-JK meraih 52 persen," kata Pangi seperti diberitakan republika online. |
Pemuda Indonesia Kutuk Serangan Israel | ||
| ||
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." -Pembukaan UUD 1945- Kelahiran Indonesia tak bisa dilepaskan dari semangat anti penjajahan. Perjuangan selama ratusan tahun bangsa ini adalah untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi dan membawa kemerdekaan dan kedaulatan di tanah air. Hal tersebut pun telah ditegaskan dalam salah satu alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itulah, sepanjang sejarah perjalanan bangsa ini, Indonesia selalu menjadi negara yang mendukung setiap perjuangan kemerdekaan segenap bangsa di dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi inspirator bagi negara-negara lain untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hingga detik ini di belahan dunia lain, yaitu di Palestina, penjajahan masih berlangsung. Perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan sampai saat ini belum menemukan ujungnya. Israel masih menduduki wilayah Palestina dan semakin gencar melakukan invasi. Israel dengan kekuatan militernya telah membombardir rakyat Palestina dengan roket dan serangan udara lainnya. Invasi Israel adalah pelanggaran HAM berat sekaligus kejahatan kemanusiaan yang luar biasa. Namun kejahatan yang nyata ini seakan tak dilihat oleh dunia internasional. Banyak negara menutup mata dan memilih diam menyaksikan pembantaian warga Palestina oleh tentara Israel. Hingga saat ini, seperti dilansir dari laman Vivanews, Serangan roket Israel ke Gaza mengintai nyawa anak-anak kecil yang tidak berdosa. Terkadang, dengan bermandikan debu reruntuhan, anak-anak yang tidak mengerti apa-apa ini harus berlarian menghindari hantaman bom laknat zionis, menghancurkan rumah dan membunuh kawan-kawan mereka. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip The Guardian, total korban tewas per Kamis 10 Juli 2014 adalah 77 orang, belasan di antaranya anak-anak. Korban termuda diketahui baru berusia 18 bulan. Kamis kemarin, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya menewaskan lima anak. Korban jiwa termasuk di dalamnya adalah korban anak-anak, dan perempuan bahkan balita adalah sebuah kejahatan perang. Bisa dibilang tentara Israel telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Selain itu, serangan Israel juga mengakibatkan ribuan rumah rumah warga sipil dan infrastruktur rusak parah. Maka Indonesia sebagai negara yang lahir dari semangat anti penjajahan sudah sepantasnya untuk menentukan sikap. Indonesia tidak bisa menutup mata atas peristiwa kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Oleh karena itulah, pemuda Indonesia sudah selayaknya menyatakan sikap mengecam dan mengutuk keras invasi tentara Israel terhadap Palestina. Selain itu, Israel harus bertanggungjawab atas kematian rakyat Palestina. Kami menuntut organisasi internasional, seperti PBB dan OKI, untuk mengambil langkah cepat untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Organisasi internasional harus mengecam invasi Israel dan melakukan segala upaya agar korban tak semakin banyak jatuh korban. Selain itu, kami menuntut dunia internasional untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mengusir Israel dari tanah Palestina. Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk turut mengecam invasi Israel ke Palestina dan mendorong pemerintah mengambil langkah taktis untuk membantu tercapainya kemerdekaan Palestina. Kami juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk turut peduli, mendoakan dan berpatisipasi dalam menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi amanat konstitusi yang menyatakan untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia. Ahmad Sumiyanto, Ketua Bidang Generasi Muda dan Profesi (GMPRO) DPP PKS |