PIYUNGAN ONLINE
Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan
Usai Buka Puasa di Masjid Gedhe Kauman, Prabowo Sowan Sultan | ||
| ||
YOGYAKARTA - Capres Prabowo Subianto bertandang ke Kraton Kilen, Yogyakarta, untuk bertemu dengan Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sebelumnya, Prabowo bersama rombongan melaksanakan buka puasa sekaligus salat Magrib di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta. Pantauan Okezone, rombongan Prabowo berjalan menuju Kraton Kilen Yogyakarta. Ribuan laskar tampak mengawal perjalanan calon presiden nomor urut 1 tersebut. Beberapa orang penting yang turut dalam rombongan Prabowo di antaranya Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Hidayat Nur Wahid, hingga Siti Hediati Haryati atau Titiek Soeharto. Artis papan atas seperti Ahmad Dhani dan istrinya Wulan Jamila juga turut dalam rombongan. Sultan HB X langsung meminta rombongan Prabowo untuk makan berbuka puasa. "Mari silahkan, ada nasi pecel," kata Sultan HB X menawarkan, Selasa (1/7/2014). Setelah mengambil menu, Sultan HB X, Prabowo, ARB, Hidayat Nur Wahid, Sekjen PPP Romahurmuyi, dan Herry Zudianto duduk satu meja sambil menikmati hidangan yang disajikan. (kem/okezone) |
Arif Rahman: Konsep Revolusi Mental Bertentangan dengan Prinsip Pendidikan | ||
| ||
Jakarta - Tokoh pendidikan Arif Rahman mengkritik konsep Revolusi Mental yang dicanangkan pasangan Jokowo-JK. Menurutnya, Revolusi mental bertentangan dengan prinsip pendidikan "Saya terus terang aja, mental itu jangan direvolusikan lah, mental itu secara didaktif itu evolusi, saya tidak bisa mempercepat pembentukan mental seorang dengan waktu yang saya standarkan. Dan itu boleh dikatakan itu bertentangan dengan prinsip pendidikan," kata Arif di kediaman Probosutedjo, Senin (1/7/2014). Menurut Arif, mental seseorang tidak dapat direvolusi. Namun bisa dievolusi dengan proses yang sangat diperlukan. "Mental kan tidak bisa direvolusikan, bagaimana kita bisa membuat seseorang dari mental A ke mental B, tanpa sesuatu proses, jadi proses itu sangat diperlukan," ujarnya. Saat ditanya apakah metode revolusi mental ala Jokowi bisa diterapkan atau tidak, Arif menilai metodologi soal revolusi mental adalah salah. "Mungkin niatnya baik, tapi metodologisnya keliru, salah," katanya. Sementara itu, Arif menilai konsep pendidikan inklusi yang dilontarkan Hatta Rajasa saat debat cawapres merupakan suatu terobosan baru dan sedang mendunia. "Pendidikan yang berkeadilan, menjangkau yang tak terjangkau, pendidikan yang tanpa diskriminasi, pendidikan yang memperhatikan setiap kemampuan dari setiap anak, dan ini adalah terobosan yang luar biasa. Dan itu nanti akan mengemas kurikulum 2013 dengan suatu proses pembelajaran yang paling baru," katanya. (detik) |