PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Pendukung Jokowi Bikin Kisruh Pilpres LN di Hong Kong | Ini Kronologisnya | 12:13:43 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Turut prihatin dg berita Pemilu di HK..
PPLN HK sebenarnya telah sukses menyelenggarakan Pilpres tgl 6 Juli 2014... Kurang lebih 23000 pemilih ikut meramaikan pilpres di lapangan Victoria kali ini..
Jam 5 sore, sesuai harapan, lapangan sdh kosong, sepi dari pemilih.. Panitia senang dan bersyukur.. Dan capek juga pastinya setelah sekian jam 'berjemur' di bawah matahari dan suhu 35°C.. XP (Selamat yaaa untuk semua panitia, yg antara lain suami dan siswa2 suami saya)
Tapiii... Beberapa saat setelah itu, datang serombongan sekitar 100 orang.. Sambil mengacungkan dua jari... Berteriak-teriak mendemo panitia karena mereka belum memilih, tapi TPS sudah ditutup.. Panitia dikatakan tidak fair... (Padahal sebelumnya sudah sepiii.. Panitia, Bawaslu, pihak kepolisian HK dan kepolisian RI termasuk Pak Konjen HK jadi saksi)
Segala macam ancaman dan kata2 kasar berhamburan.. Termasuk : "kalau sampai Pra**** menang, kami akan.berdemo"...
Weeeeew... Apa hubungannya yaaa... Panitia bahkan Bawaslu ditunjuk2 mukanya... Weeeew lagi....
Yg lebih mengejutkan...., ternyata sdh banyak media yang meliput.. Termasuk me*** tv...
*Harusnya gak perlu terkejut yaa... XD
Begitulah Pemilu di HK sebenarnya...
(by Lukita P Kurniawan)
*sumber: fb
***
KESAKSIAN LAIN:
|
Catatan Kecil Petugas KPPSLN Hong Kong | 12:13:26 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Bismillahirohmanirohim
Tidak ada niat untuk mencari pembenar atau mencari kesalahan orang lain ketika saya menuliskan catatan ini. Anggap saja ini sebagai curahan hati saya sebagai salah satu petugas KPPSLN di Hong Kong.
Semenjak pukul 07.00 waktu Hong Kong panitia sudah berkumpul di Lapangan Rumput Victoria Park sebagai tempat perhelatan akbar PILPRES kali ini. Cuaca yang sangat ekstrem kali ini sudah menjadi tantangan bagi kami semua, panas dan pengap lagi puasa pula, sungguh menjadi tantangan bagi umat muslim yang sedang menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan kali ini. Kurang lebih pukul 08.30 TPS telah selesai di tata dan siap, seluruh petugaspun kembali ke TPS masing-masing dan dalam keadaan yang sudah basah kuyup, sekali lagi basah kuyup mandi keringat. Petugaspun berkumpul dan mulai disumpah serta berdoa sebelum menjalankan tugas. Sejurus kemudian saya menengok ke arah selatan dimana terletak pintu utama/ gerbang wow... sudah ratusan yang antri. Kamipun sesama petugas saling berbisik siap-siap ya ... pemilih akan lebih banyak dari pemilu legislatif kemaren.
Jam 9.00 kami sudah kebanjiran para pemilih dan itu berlangsung tanpa jeda sedikitpun hingga pukul 17.30. TPS kami melayani hampir 1800 pemilih. Bila dalam pemilu legislatif lalu satu TPS hanya berkisar 400-600 pemilih, kali ini setiap TPS rata-rata 1400- 1800 pemilih dengan jumlah petugas 7 orang di setiap TPS. Ada 13 TPS di HK dan 2 TPS di Macau.
Mbak, Mas, Ibu, Bapak... ketika anda semua mengeluhkan kepanasan kamipun sama kepanasan semenjak anda semua belum antri. Ketika mbak-mbak marah-marah mengatai kami tidak becus dan hanya duduk di dalam TPS, kami tidak hanya duduk. Dua orang (ketua TPS dan satu anggota) menulis pada setiap kertas suara yang akan pemilih gunakan, menandatanginya dan menyerahkan ke tangan anda semua. Tangan-tangan merekapun protes sebenarnya, ketika letih dan keju menyerang nulisin kertas suara 1800 tanpa henti, tapi kembali sadar bahwa kami harus melayani, memastikan bahwa semua harus berjalan dengan baik.Sebelumnya dua orang yang anda anggap duduk saja di ujung pintu masuk, mengecek data anda, memastikan benar dan suara anda tidak tertukar atau telah disalah gunakan. Sebab di ujung bilik suara sana ada 2 saksi dan satu orang panwaslu yang juga memastikan kerja kami harus benar dan clean.
Ketika kami memilih tidak duduk diam di dekat bilik suara, bertugas berbicara tiada henti menjelaskan kepada anda semua bagaimana cara mencoblos yang benar, memastikan kertas suara tidak cacat, mengingatkan dan memastikan bahwa anda tidak boleh membawa camera, HP serta tas anda ke dalam bilik suara. Sebab di ujung bilik suara ada 2 saksi yang juga mengawasi kerja kami, yang sering juga dengan sering berkata-kata pedas ketika mata kami meleng sedikit kemudian ada salah seorang pemilih tasnya ikut kebawa masuk, Tapi kembali kami harus menyadari semua menjalankan tugas masing-masing dan ingin memastikan bahwa semua harus berjalan lancar dan baik. Kadang dengan santainyapun pemilih tersebut juga berkata " Ribet amat sih, ntar kalau barangku hilang piye? kamu mau tanggung jawab!" Demi Allah dada saya berdesir ingin menangis ketika menjawab "Iya Mbak, kami akan jaga kok" hampir 1500 kali menjawab dan mengeluarkan suara kami. Tapi kamipun sungguh sadar dan terus berusaha mengerti bahwa anda semua juga telah antri, berdiri kepanasan berjam-jam. Untuk ketidaknyamanan dan kekurangan pelayanan kami, saya sebagai salah satu petugas mohon maaf.
Di tenda besar tengah sana, tak henti-hentinya petugas mengingatkan agar teman-teman tetap menjaga kesehatan, tetap tertib dan dan berbagi payung, sebab mendadak jam 10.00 turun hujan, sungguh cuaca sangat ekstrem. Kami di TPS juga kalang kabut, menyelamatkan kertas suara, komputer yang basah, bilik suara yang mendadak kebanjiran bahkan di TPS 13 sempat ambruk karena angin sangat kencang. Akibatnya sedikit ricuh, antrian semakin mengular, komputer ada yang Hang. Berkali-kali kami harus berkoordinasi memanggil Pak Didi, Pak Fajar, Pak Bukit untuk membuka password komputer yang mendadak eror atau macet. Dan beliau-beliau datang dengan sigap dengan keadaan basah setelah berhujan-hujan. Ya Allah, saya masih beruntung bisa berteduh dibawah tenda.
Pukul 16.00, semakin sering petugas melalui pengeras suara mengingatkan bahwa TPS akan di tutup jam 17.00, berharap agar teman-teman segera datang dan antri. Hong Kong adalah negara yang super ketat, mungkin tidak banyak yang tahu ketika kami sering di datangi petugas Victoria park, Polisi dan security yang daoso atau warning. Memperingatkan bahwa pengeras suara kita terlalu keras dan menurut aturan Hong Kong itu tidak di perbolehkan. Bahwa arah speaker sound system itu tidak boleh mengarah ke pemukiman, harus mengarah ke arah laut. Seberapa sering pihak HK terus mengawasi memastikan bahwa tidak ada keributan, mengingatkan bahwa waktu ijin bagi KJRI hanya sampai jam 17.00. Ah.. saya rasa semua kawan-kawan di HK sudah mahfum seberapa cerewetnya dan ketat orang Hong Kong tentang peraturan/perijinan.
16. 30 semua proses dipermudah untuk memberi kesempatan kepada semua pemilih, dan kami memasukkan ke DPT ( Daftar pemilih tambahan) semua yang hanya menggunakan KTP, Paspor Indonesia kami terima. Tentu saja kami tidak mengabaikan bahwa tetap harus jeli memeriksa jari dan ID yang digunakan memperhatikan wajah mereka sesuai atau tidak dengan fotonya.
17.03 setelah tak henti-hentinya ketua PPLN Pak Sam Aryadi mengumumkan ,mengingatkan bahwa gerbang akan ditutup akhirnya ditutuplah gerbang tersebut. Akan tetapi kami masih melayani para pemilih yang sudah masuk dalam area hingga kurang lebih pukul 17.20 menit, jadi TPS benar-benar tutup sekitar 17.30 an. Barulah kami semua mempersiapkan semua administrasi laporan. Saya yakin dengan yakin-yakinnya bahwa pada pukul 17.03 itu sudah tidak ada antrian di gerbang utama, semua sudah masuk dalam area dalam. Sebab posisi duduk saya adalah menghadap ke gerbang selatan.Ketika kami sedang berberes menyelesaikan laporan itulah datang dari arah timur segerombolan mbak-mbak yang mengacung-acungkan tangan, jumlahnya sekitar 50-70an orang awalnya.
Saya segera berlari ke Pak Sam dan Pak fajar yang ada di TPS 10 bertanya siapa itu dan ada apa, kami semuapun terkejut dan saling pandang, ada apakah ini? Bukankah tadi sudah hening, sudah aman dan tidak ada orang. Jeda peristiwa ini kurang lebih 30 menit setelah TPS ditutup. Semakin lama, semakin banyak yang berdatangan dengan meneriakkan yel-yel capres tertentu. Jumlahnya saya yakini tidak seperti di berita-berita sampai ribuan, awalnya hanya beberapa puluh dan kemudian semakin banyak sekitar 100- 200 an orang. Sungguh kami hanya bisa saling pandang ketika dengan mereka semakin banyak yang datang dari berbagai arah, seperti ada yang menggerakkan. Sayapun berusaha mendekat, dan inilah sekarang menjadi salah satu penyesalan saya. Saya tidak membawa camera saat itu, ketika mereka berteriak-teriak meminta pagar dibuka dan berteriak ingin nyoblos sembari meneriakkan nama salah satu capres, banyak juga diantara tangan-tangan mereka sudah yang berwarna alias bertinta. Saya pun menebah dada, Ya Allah, sudah demikian gampangkah teman-temanku terprovokasi? sudah sedemikian hebatnyakah aksi untuk memecah belah ini?
Saya semakin dibuat melongo ketika bertemu salah seorang kontributor media HK yang kebetulan adalah teman saya pula, Mbak Wijiati Supari. Beliau menyampaikan bahwa beliau menyaksikan bahwa ada seorang lelaki di luar sana yang sepertinya menggerakkan ini dan kemudian dia menghilang begitu saja ketika massa sudah tidak terkendali. Sayang ketika kami berusaha mencari jejak foto orang yang dimaksud di kamera Mbak Wiji, kami belum berhasil menemukannya. Kemudian kami berdua mencoba mendatangi Bu Helena (Konsul Sosbud KJRi HK) mencoba bertanya dan beliaupun sama bingungnya, mengapa mendadak bisa begini. Hal ini menguatkan pemikiran saya bahwa ada pihak-pihak yang tidak menginginkan PEMILU di HK ini damai, sebagai mana berbulan-bulan ini kita dibuai dengan segala macam berita hoak dan black campaign. Begitu mudahnya kita dibuat untuk saling menghujat, mengumbar aib calon pemimpin kita dan mempermalukan bangsa kita sendiri. Astaghfirulah....
Semalam ketika saya mendengar dari salah satu teman FLP di WA FLP sedunia berkaitan dengan TPS 13 yang diduga membuka TPS lagi, saya bisa jelaskan itu TIDAK BENAR, bahwa saat itu saya tahu teman-teman saya di TPS 13 sedang membuat laporan administrasi dan kemungkinan menghitung/ mencocokkan surat suara yang telah terpakai, bukan membuka TPS lagi.Mengenai ada oknum yang mengatakan bahwa memperbolehkan masuk bagi pencoblos capres 1, hal ini masih menjadi penyelidikan panitia. Yang pasti tidak ada TPS yang dibuka kembali saat kami di demo, tidak ada satu TPS pun yang menerima pemilih lagi setelah TPS ditutup.
Saya berharap BMI HK yang sudah pintar dan cerdas semua, melek tehnologi ini tidak gampang menjadi obyek yang di manfaatkan oknum-oknum dalam kancah politik ini. Jangan mudah percaya dan menyebarkan hal yang anda sendiri tidak tahu kebenarannya. Satu tambahan kalimat opini anda dalam menyebarkan berita, itu adalah blunder dan bisa menjadi fitnah-fitnah baru yang siap dimanfaatkan banyak pihak.Sekali lagi anggap saja ini curahan hati saya sebagai salah satu petugas yang sama sekali tidak sempurna, tapi tolonglah dimengerti bahwa kami seluruh Petugas PPLN HK sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan PEMILU. sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya bila masih banyak kekurangan di sana sini.
**UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Dhieny Megawati /Dian Tri Megawati
Petugas KPPSLN TPS 12
*sumber: https://www.facebook.com/notes/10154360809985187/
|
KASUS HONGKONG: PROYEK INTELIJEN BAKAR EMOSI JOKOWERS | 12:01:26 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Oleh Ragil Nugroho*
Kejadian di Hongkong hanyalah tes apakah strategi yang dijankan Jendral E dkk bisa berjalan.
Kata sandi "Pilpres Curang" seperti yang ditiupkan dalam strategi Jendral E mempunyai dua tujuan. Kedua tujuan ini yg sedang dimainkan.
Tujuan pertama adlh ke dalam: membakar semangat para pendukung Jokowi. Tentu saja agar mereka seperti "Banteng Ketaton". Ketaton=terluka.
Jendral E dkk sudah tau kalau elektabilitas Jokowi merosot menjelang Pilpres. Dengan situasi ini, stratagi pamungkas di menit akhir
Strategi itu adalah memacu militansi pendukung Jokowi. Dlm perang, ketika dalam situasi kpepet di tepi jurang, panglima perang akan berkata:
"Di belakang kalian jurang. Bila kalian tidak mau mati sia2 dimakan jurang, kalian harus bertempur habis habisan," kt panglima.
Prajuritpun akan betempur mati matian krn pilihannya hanya dua: mati sia2 masuk kedalam jurang atau melawan sampai titik darah penghabisan.
Pilihan kedua, melawan sampai mati, akan menumbukan militansi "Banteng Ketaton" yg mau bertempur habis2an. Ada potensi menang.
Tes uji militansi lain yg sudah dijalankan Jendral E dkk adlh kasus penyerbuan TV One. Emosi massa Jokowi mmang sengaja dibakar.
Usaha membakar militansi pendukung Jokowi dengan mengatakan TV one sudah keterlaluan menuduh PKI, mendapat respon dari fundamentalis Jokowi.
Di Jogja mereka mengobrak abrik kantor Tv One. Sedangkan di Jakarta aksi tengah malam.
Ini u menunjukkan militansi masih ada. "Banteng Ketaton" mengamuk.
Jendral E yang sudah lama bermain strategi2 seperti itu sejak jaman Orba tentu sudah terbiasa memainkan emosi militansi pendukung Jokowi.
Maka, begitu kasus Hongkong muncul, langsung digoreng habis habisan u memperlihatkan Jokowi sedang dicurangi. Seolah tuduhan mjd fakta
Pengorengan tersebut agar "Banteng Ketaton" muncul militansinya. Muncul amarahnya. Muncul semangatnya u bertarung
Ketika pendukung Jokowi sudah disuntik militansinya seperti pasukan yg terjepit di jurang, maka mereka mau melakukan apa saja.
Dengan militansi "Banteng Ketaton" mereka mau bekerja keras untuk menyeret pemilih yg masih abu2. Pemilih ini masih byk jumlahnya.
Dengan pasokan di kepala mereka pilpres akn curang, mereka akan giat menyakinkan orang lain bahwa biar menang maka coblos Jokowi
Setelah berusaha menyakinkan pemilih yang abu abu, pada hari penghitungan suara, mereka akan menjadi saksi yg militan
Saksi saksi PKS yg selama ini dikenal militan akan mendapatkan lawan dari pendukung Jokowi yg telah berubah menjadi "Banteng Ketaton".
Mereka sudah siap perang habis habisan di TPS melawan saksi saksi Prabowo yg dikoordinir oleh PKS. Klu perlu intimidasi dilakukan. Sruduk.
Bila upaya u menyuntikkan militansi pd pendukung Jokowi dg hantu pilpres curang gagal, artinya Jokowi ttp kalah, mk rencana ke 2 dimainkan.
Dengan sejak awal mengatakan Pilpres curang dan kemudian terbukti Jokowi kalah, maka kubu Jokowi punya legitimasi untuk ngamuk.
Jendral E sebagaimana Joko Tingkir telah memasukkan tanah lempung yg dimantrai "pilpres curang" ketelinga Banteng agar mengamuk.
Disinilah strategi "Bandung lautan api" dipakai. Yaitu operasi bumi hangus. Jendral E dkk sudah mahir melakukan seperti ini.
Sebagai contoh, ketika jajak pendapat di Timor Leste menghasilkan Pro Kemerdekaan menang, maka Jendral E dkk melakukan operasi bumi hangus.
Mereka mau meninggalkan Timor Leste, tapi harus membumi hanguskan dulu kota tersebut. Api membakar seantero kota
Dlm Pilpres kali ini strategi itu akan dipakai klu Jokowi kalah.Sjk awal hantu Pilpres curang sudah dihembuskan ketelinga Banteng fans club.
Massa pendukung Jokowi yg sudah disulut militansi/emosinya tentu akan mudah digerakan u melakukan operasi "Bandung lautan api."
Banteng akan siap mengamuk memporak porandakan apa saja sebagaima banteng zaman Joko Tingkir yg mengobrak abrik alun2 Demak.
Inilah yg diantisipasi Pak Beye. Yg kemudian mengintruksikan polisi dan tentara untuk siaga. Para jogoboyo untuk bersiap 24 jam
Kolaborasi antara Jendral E dkk dan dendam Calon Arang, tentu akan menghasilkan teluh yang mematikan.
Karena Mpu Baradah tak ada, Pak Beye akan turun langsung menggantikan posisi Mpu Baradah. Meredam teluh Calon Arang
Begitulah strategi yang sedang dijalankan Jendral E cs menghadapi detik detik pencoblosan n paska pencoblosan.
*sumber: https://twitter.com/ragilnugroho1
BACA JUGA:
- Pendukung Jokowi Bikin Kisruh Pilpres LN di Hongkong | Ini Kronologisnya - Prabowo Siap Menang, Siap Kalah | Kubu Jokowi Tak Siap Kalah
|
Tetangga Jokowi dan Tetangga Megawati Ramai-Ramai Dukung Prabowo-Hatta | 12:00:05 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Ratusan warga Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, ramai-ramai memutuskan pilihan politiknya untuk Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Yang menarik, dukungan bukan karena ratusan warga berasal dari kota Solo, tapi lebih karena keseluruhan warga itu adalah tetangga Capres nomor urut 2, Joko Widodo.
Para tetangga Joko Widodo ini mengaku jika selama ini hubungan mereka dengan Gubernur DKI Jakarta non aktif itu sangat dekat, baik terhadap Joko Widodo maupun terhadap keluarganya, namun untuk memilih pemimpin, mereka hanya yakin kepada Capres dan Cawapres nomor urut 1, Prabowo-Hatta.
"Kami semua adalah warga kampung tempat kelahirannya Bapak Jokowi, di sini dulu mayoritas pendukung Bapak Jokowi, tapi ternyata (sekarang) banyak yang menginginkan bangsa berubah lebih maju, lebih jaya, lebih disegani negara lain sehingga banyak warga yang memilih Pak Prabowo," ujar Yanto, seorang tetangga Joko Widodo.
Hal senada juga diungkap Sutrisno, seorang tetangga Joko Widodo yang lain, menurutnya meskipun ia bertetangga dengan Capres usungan PDI-P tersebut namun untuk memilih Presiden dan Calon Wakil Presiden ia mengaku tak perlu segan menyuarakan pilihannya.
"Tadinya banyak warga yang merasa tidak enak memilih selain Pak Jokowi, karena kita tetanggaan, termasuk saya juga. Warga disini sepakat tidak mau diumumkan (deklarasi) sampai nanti tanggal 9 Juli, langsung coblos Pak Prabowo saja," celoteh pria yang akrab disapa Trisno ini.
Sementara banyak para tetangga Joko Widodo lainnya yang lebih memilih tidak hadir dalam acara deklarasi yang dihadiri oleh sejumlah anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, seperti musisi Ahmad Dhani, Mulan Jameela, dan Hashim Djojohadikusumo itu.
"Tetangga dan keluarga saya sebenarnya banyak yang tidak hadir mas, nggak enak sama keluarganya Pak Jokowi," sambung Edi lagi.
Dukungan para tetangga Joko Widodo sebenarnya telah direncanakan sejak beberapa minggu lalu, namun baru dapat terealisasi pada Sabtu 5 Juli 2014.
Sebelumnya, deklarasi dukungan kepada Capres-Cawapres nomor urut 1 juga dilakukan para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ratusan warga RT. 10/RW. 04, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Ratusan warga yang tergabung dalam 'Tokoh Muda Masyarakat Kebagusan Bersatu' tersebut tak lain adalah tetangga dekat Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Lokasi deklarasi para warga tersebut bahkan berada tak jauh dari rumah Megawati, hanya berjarak sekitar 5-6 rumah. Para warga mengaku sangat kenal dengan Megawati dan Puan Putrinya.
Acara tersebut dihadiri oleh anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, diantaranya adalah Letnan Jenderal (Purn) Muhammad Yunus Yosfiah dan Mukhlis Sidik. (spektanews) |
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !