PIYUNGAN ONLINE
Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan
SBY: Capres yang Kalah Jangan Ngamuk | ||
| ||
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan kepada semua pihak khususnya kandidat capres-cawapres yang berkompetisi di Pilpres 9 Juli nanti. Presiden berpesan dua kandidat capres-cawapres harus menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi, bahkan kemungkinan terburuk yakni kalah di pilpres nanti. "Yang menang tidak perlu arogan, yang kalah tidak perlu ngamuk," ujar SBY yang dikuti dari wawancaranya di Youtube pribadinya, Minggu (6/7/2014). Presiden mengatakan, pilpres merupakan sebuah bagian dari demokrasi. Untuk itu semua pihak harus tetap bisa menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif pasca pilpres. Sehingga jika nantinya hasil pilpres tidak sesuai dengan harapan salah satu kandidat, maka tidak perlu membuat tindakan yang mencederai nilai-nilai demokrasi. Selain itu kedua belah pihak yakni capres Prabowo dan Jokowi harus tetap menjalin hubungan baik pasca pilpres. "Ingat setiap lima tahun akan ada pemilihan presiden lagi, silahkan berkompetisi lagi, peluang selalu terbuka dan presiden terpilih itu sudah ditunggu rakyat untuk bekerja," ungkapnya. Presiden SBY mengatakan, presiden terpilih nanti harus mulai merencanakan agenda kerja karena tugas-tugas negara sudah siap menunggu. "Sudah selesai pencitraan, sudah selesai janji-janji, sudah selesai kampanye, bekerja dan bekerja secara keras-kerasnya," imbuhnya. Presiden SBY juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas partisipasinya di Pilpres 2004 dan 2009. Sebab rakyat Indonesia sudah membantu pemerintah untuk menciptakan situasi yang aman dan nyaman pasca pilpres kemarin. "Mudah-mudahan rakyat kita bisa mengulangi lagi kisah baik ini pada pemilihan presiden tahun 2014 ini," tandasnya.[jat/inilah] |
Maafkan Aku... (Prabowo telah membuatku lupa hari ultah pernikahan kita) | ||
| ||
*Oleh Cahyadi Takariawan Maafkan Aku (Prabowo telah membuatku lupa hari ulang tahun pernikahan kita) Untuk istriku - Ida Nur Laila Maafkan aku tidak mengingat peristiwa hari ini, tujuh juli Mestinya sejak tadi pagi aku sudah menelponmu dan mengucapkan "I Love You" Sudah duapuluh tiga tahun engkau menemaniku Menjadi belahan jiwaku Mengerti semua kondisi diriku Memahami semua persoalanku Maafkan aku lebih dekat capres pilihanku hari ini, tujuh juli Sebab dua hari lagi dia harus berjuang di bilik pemilihan Aku ingin ikut memastikan semua persiapan telah dilakukan Berhari-hari aku meninggalkanmu Menyiapkan saksi pilpres agar tak ada yang ragu Banyak saksi Prabowo telah diintimidasi Aku ingin mereka menjadi saksi dengan hati pasti Maafkan aku lebih peduli Prabowo hari ini, tujuh juli Tidak ingat sama sekali peristiwa bersejarah kita berdua Tujuh juli seribu sembilan ratus sembilanpuluh satu Akad yang kuat telah terucapkan tanpa ragu Aku menikahimu di depan orang tua dan penghulu Naik bus aku membawamu ke kota perjuanganku Tanpa bertanya engkau selalu membersamaiku Maafkan aku memilih mengurus kelengkapan saksi hari ini, tujuh juli Tidak sempat membelikan hadiah untuk peristiwa bersejarah kita Mungkin engkau mencemburui Prabowo capres pilihanku Berhari-hari aku bekerja untuk membantunya Tidak sempat pulang, tidak cukup waktu untukmu Hingga seorang sahabat mengirim pesan mengingatkanku "Selamat ulang tahun pernikahan pak Cah dan Bu Ida" Hah, aku benar-benar terlupa untuk peristiwa besar kita Maafkan aku tidak mengingat peristiwa hari ini, tujuh juli Aku hanya bisa memberi hadiah pin garuda merah untukmu Tidak ada seikat bunga atau cincin permata Tidak ada kue atau tumpeng untuk merayakannya Hanya kelengkapan data saksi yang akan aku penuhi Untuk memenangkan Prabowo dalam pilpres nanti Jakarta, 7 Juli 2014 |