PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan "Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi.." | Oleh Ustadz @salimafillah | 5:01:39 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, "Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah."
Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah "yang lebih ringan di antara dua madharat".
Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya.
Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, "Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan Maha Besar."
Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, 'Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, "Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan."
Maka yang kami harapkan berikutnya dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah cita-cita yang menyala untuk menjadi pelayan bagi rakyat Indonesia. Sebuah tekad besar, yang memang selama ini sudah kami lihat dari kata-kata Anda. Dan sungguh, kami berharap, ia diikuti kegentaran dalam hati, seperti 'Umar, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seperempat milyar manusia Indonesia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan Anda adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.
Pak Prabowo, jangankan yang tak mendukung Anda, di antara pemilih Andapun ada yang masih meragukan Anda karena catatan masa lalu. Saya hendak membesarkan hati Anda, bahwa 'Umar pun pernah diragukan oleh para tokoh sahabat ketika dinominasikan oleh Abu Bakr sebab dia dianggap keras, kasar, dan menakutkan. Tapi Anda bukan 'Umar. Usaha Anda untuk meyakinkan kami bahwa kelak ketika terpilih akan berlaku penuh kasih kepada yang Anda pimpin harus lebih keras daripada 'Umar.
Pak Prabowo, kami memilih Anda karena kami tahu, seseorang tak selalu bisa dinilai dari rekam jejaknya. 'Umar yang dahulu ingin membunuh Nabi, kini berbaring mesra di sampingnya. Khalid yang dahulu panglima kebatilan, belakangan dijuluki 'Pedang Allah'. Tapi Anda bukan 'Umar. Tapi Anda bukan Khalid. Usaha Anda untuk berubah terus menjadi insan yang lebih baik daripada masa lalu Anda akan terus kami tuntut dan nantikan. Ya, maaf dan dukungan justru dari orang-orang yang diisukan pernah Anda 'culik' menjadi modal awal kepercayaan kami kepada Anda.
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, 'Utsman ibn 'Affan, pernah mengatakan, "Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya."
Ummat Islam amat besar pengorbanannya dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Pun demikian, sejarah juga menyaksikan mereka banyak mengalah dalam soal-soal asasi kenegaraan Indonesia. Cita-cita untuk mengamalkan agama dalam hidup berbangsa rasanya masih jauh dari terwujud.
Tetapi para bapak bangsa, telah menitipkan amanah Maqashid Asy Syari'ah (tujuan diturunkannya syari'at) yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini. Lima hal itu; pertama adalah Hifzhud Diin (Menjaga Agama) yang disederhanakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua Hifzhun Nafs (Menjaga Jiwa) yang diejawantahkan dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Ketiga Hifzhun Nasl (Menjaga Kelangsungan) yang diringkas dalam sila Persatuan Indonesia. Keempat Hifzhul 'Aql (Menjaga Akal) yang diwujudkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan kelima, Hifzhul Maal (Menjaga Kekayaan) yang diterjemahkan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami berharap Anda akan melaksanakan setidak-tidaknya kelima hal tersebut; menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga kelangsungan, menjaga akal, dan menjaga kekayaan; dengan segala perwujudannya dalam kemaslahatan bagi rakyat Indonesia. Kami memilih Anda ketika di seberang sana, ada wacana semisal menghapus kolom agama di KTP, melarang perda syari'ah, mengesahkan perkawinan sejenis, mencabut tata izin pendirian rumah ibadah, pengalaman masa lalu penjualan asset-aset bangsa, lisan-lisan yang belepotan pelecehan kepada agama Allah, hingga purna-prajurit yang tangannya berlumuran darah ummat.
Pak Prabowo, seperti 'Utsman, jadilah pemimpin pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul 'Ulama, "Al Muhafazhatu 'Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, 'Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, "Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain."
Pak Prabowo, hal yang paling hilang dari bangsa ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Kami semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kami tahu setiap manusia punya keterbatasan, pun juga Anda Pak. Tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia.
Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami tahu, kendali sebuah bangsa takkan dapat dihela oleh satu sosok saja. Maka kami menyeksamai sesiapa yang ada bersama Anda. Lihatlah betapa banyak 'Ulama yang tegak mendukung dan tunduk mendoakan Anda. Balaslah dengan penghormatan pada ilmu dan nasehat mereka. Lihatlah betapa banyak kaum cendikia yang berdiri memilih Anda, tanpa bayaran teguh membela. Lihatlah kaum muda, bahkan para mahasiswa.
Didiklah diri Anda, belajarlah dari mereka; hingga Anda kelak menjelma apa yang disampaikan Nabi, "Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Yang kalian doakan dan dia mendoakan kalian."
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi orang yang lebih adil daripada kita semua, 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz, pernah mengatakan, "Saudara-saudara, barangsiapa menyertai kami maka silahkan menyertai kami dengan lima syarat, jika tidak maka silahkan meninggalkan kami; yakni, menyampaikan kepada kami keperluan orang-orang yang tidak dapat menyampaikannya, membantu kami atas kebaikan dengan upayanya, menunjuki kami dari kebaikan kepada apa yang kami tidak dapat menuju kepadanya, dan jangan menggunjingkan rakyat di hadapan kami, serta jangan membuat-buat hal yang tidak berguna."
Sungguh karena pidato pertamanya ini para penyair pemuja dan pejabat penjilat menghilang dari sisi 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz, lalu tinggallah bersamanya para 'ulama, cendikia, dan para zuhud. Bersama merekalah 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz mewujudkan pemerintahan yang keadilannya dirasakan di segala penjuru, sampai serigalapun enggal memangsa domba. Pak Prabowo, sekali lagi, kami memilih Anda bukan semata karena diri pribadi Anda. Maka pilihlah untuk membantu urusan Anda nanti, orang-orang yang akan meringankan hisab Anda di akhirat.
Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..
Tapi kalaupun Anda tidak terpilih, kami yakin, pengabdian tak memerlukan jabatan. Tetaplah bekerja untuk Indonesia dengan segala yang Anda bisa, sejauh yang Anda mampu.
Sungguh Anda terpilih ataupun tidak, kami sama was-wasnya. Bahkan mungkin, rasa-rasanya, lebih was-was jika Anda terpilih. Kami tidak tahu hal yang gaib. Kami tidak tahu yang disembunyikan oleh hati. Kami tidak tahu masa depan. Kami hanya memilih Anda berdasarkan pandangan lahiriyah yang sering tertipu, disertai istikharah kami yang sepertinya kurang bermutu.
Mungkin jika Anda terpilih nanti, urusan kami tak selesai sampai di situ. Bahkan kami juga akan makin sibuk. Sibuk mendoakan Anda. Sibuk mengingatkan Anda tentang janji Anda. Sibuk memberi masukan demi kemaslahatan. Sibuk meluruskan Anda jika bengkok. Sibuk menuntut Anda jika berkelit.
Inilah kami. Kami memilih Anda Pak Prabowo, tapi..
Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga kami sampaikan pada Anda, Pak Prabowo. Bunyi nasehat itu adalah, "Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam."
doa kami,
hamba Allah yang tertawan dosanya, warga negara Republik Indonesia
Salim A. Fillah
|
Fakta-Fakta Debat Capres Terakhir | 5:01:06 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Akan saya kupas omongan dalam debat ke-5 ini :
1. JK waktu itu Pro Impor Beras, HKTI dibawah Prabowo menolak keras impor Beras. Hadeuh wis sepuh Pak JK. Lupa dia. Baca >> http://rakyatsulsel.com/prabowo-pak-jk-tegur-saya-karena-tolak-impor-beras.html
2. Soal penolakan koperasi pertanian jelas ada di sejumlah berita ketika kampanye Joko widodo di Indramayu, 17 Juni 2014. Silahkan google.Kenapa dia dalam debat malah mendukung adanya koperasi.. Bukan menolaknya seperti dalam kampanye. Takut kalah omongan??? lihat >> https://id.berita.yahoo.com/jokowi-dinilai-ciderai-cita-cita-luhur-pendiri-bangsa-132103762.html
3. Politisi PDIP mantan KABULOG Widjanarko Puspoyo,tersandung kasus korupsi impor sapi dn dipenjara 10 tahun. Baca >>http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/1842-eh-malah-tersandung-korupsi
4. Jusuf Kalla di masa pemerintahan Gus Dur pernah dipecat dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia karena dugaan KKN. Baca >> http://pemilu.sindonews.com/read/872752/113/jangan-lupa-jk-dipecat-gus-dur-karena-kkn
5. Wiranto di era pemerintahan Gus Dur pernah dipecat karena Gus Dur tahu kebusukan wiranto dalam tragedy mei '98.Baca >> http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/06/24/042204/2617129/1562/fuad-bawazier-wiranto-dan-jk-dulu-pernah-dipecat-gusdur
6. Jokowi bicara tentang transportasi public. Namun lihat saja kenyataannya mengenai Bus TransJ dan proyek MRT.
7. Nah, semua orang juga tahu kalau produsen-produsen tabung gas Elpiji 3 kg itu perusahaan-perusahaannya JK.
8. Ketika baru menjabat Wapres, JK langsung berikan proyek 10 PLTA untuk perusahaan-perusahaan keluarganya. Ketika perusahaan keluarga JK dapat 2 proyek PLTU, Bank Pembangunan Daerah (BPD) atas perintah Wapres JK disuruh bayari.
9. Jokowi sempat mengeluarkan jurus jitunya yaitu system pengawasan. Dalam hal ini seperti kita ketahui, bagaimana pengawasan di DKI sendiri???
10. Pasangan nomer urut 2 tidak menyinggung masalah HAM, sehingga saya tidk akan publikasikan masalah tersebut.hehehee
Itulah beberapa point yang saya publikasikan. Sesungguhnya masih banyak hal, namun saya tidak ingin menghancurkan pandangan publik terlalu dalam dengan adanya hal ini. Yang saya garis bawahi dalam segala program-program yang disampaikan pasangan nomer urut 2 akan memunculkan kemungkinan praktik KKN. Silahkan cari tahu sendiri bagaimana korelasinya/ hubungan dalam lingkarannya. Marilah kita selalu berpegang teguh prinsip agama kita bahwa "Yang Benar Katakan Benar,Yang Salah Katakan Salah".
Selamat pagi, Semoga Tuhan YME senantiasa memberi kesehatan baik dalam hati, pikiran dan jiwa.
Salam,
Hamzah Putra Trisno
|
514 Saksi Prabowo-Hatta di Banda Aceh Siap Kawal Kemenangan | 5:00:44 AM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Sebanyak 514 orang Saksi pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta mengikuti pembekalan saksi di aula Utama Asrama Haji, Kota Banda Aceh, Minggu (06/07). Kegiatan Pembekalan dalam bentuk bimbingan teknis tersebut untuk mepersiapkan para Saksi yang akan bertugas di 90 gampong di kota Banda Aceh dan akan mengawal proses pencoblosan, dan perhitungan suara di 413 TPS.
Kegiatan yang diikuti oleh saksi tingkat kecamatan, gampong dan TPS tersebut dibuka oleh Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Kota Banda, Hj Illiza Sa'aduddin Djamal.
Ketua Tim Bimtek saksi Prabowo-Hatta Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar, ST dalam arahannya mengatakan bahwaacara ini diikuti oleh seluruh saksi yang ada disetiap kecamatan, desa, dan TPS dan dilakukan sebagai persiapan mengawal suara untuk kemenangan Prabowo-Hatta di Kota Banda Aceh.
"Kita harapkan, lewat pelatihan ini para saksi memahami regulasi yang ada terkait dengan Pilpres serta siap mengawal proses pemungutan suara, sebagaimana yang dikenal selama ini bahwa para kader partai yang menjadi saksi Prabowo-Hatta ini sudah teruji kecerdasan dan kekritisannya sebagaimana dalam pemilu Legislatif beberapa waktu lalu", ujar Farid yang juga wakil ketua DPD PKS kota Banda Aceh ini.
Menurut Farid, saksi adalah ujung tombak pemenangan prabowo-hatta. Peran saksi sangat penting bagi perolehan suara Prabowo-Hatta. Ini akan menjadi senjata kita ketika bermasalah dengan hasil pemilu.
Farid nyak umar juga menegaskan setiap saksi harus memastikan diri memilh Prabowo-Hatta. Kerja kita sebagai saksi bukanlah kerja main-main. Ini menyangkut marwah kita partai anggota koalisi di Kota Banda Aceh. Untuk itu kita berharap saksi benar-benar serius dalam mengawal pelaksanaan pemilu dan suara di TPS masing-masing.
"Jika diperlukan langkah hukum nantinya, maka setiap form C3 yang dibawa saksi akan menjadi bukti yang kuat bagi koalisi Prabowo-Hatta", ujar Farid.
Sementara itu, ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Jamal dalam sambutannya mengatakan bahwa memenangkan Prabowo-Hatta sama adalah seperti jihad.
"Memenangkan Prabowo-Hatta seperti jihad bagi kita karena ini menyangkut amannya pelaksanaan syariat Islam", ujar Illiza yang juga walikota Banda Aceh ini.
Dalam sambutannya, Illiza juga memberi suntikan semangat kepada para saksi agar mengajak dan memastikan seluruh anggota untuk memilih Prabowo-Hatta karena pasangan Capres-Cawapres ini lebih bisa menjamin pelaksanaan syari'at Islam.
Dalam acara tersebut hadir perwakilan tim sukses dari setiap partai yang terlibat koalisi. Turut hadir juga para anggota dewan terpilih dari masing-masing partai koalisi Prabowo-Hatta.
Acara berlangsung dari jam 10.00 WIB hingga jam 15.30. pelatihan tersebut dibuka oleh Illiza selaku ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Kota Banda Aceh. Bertindak sebagai instruktur Bimtek Ibnu Sa'dan Adnan, ST dan Zaqwan Nur.
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !