Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Thursday, July 3, 2014 | 6:54 AM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Jokowi: Jangan Salahkan Simpatisan Kepung Kantor TV One | Pemimpin ngomong gitu?
9:54:19 AMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

BANDUNG-- Kandidat presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) meminta media massa tidak ikut memanas-manasi suasana kampanye pemilihan presiden (pilpres).

Hal itu dikatakan Jokowi terkait adanya tindakan pengepungan salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta dan Yogyakarta oleh simpatisan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) karena pemberitaan stasiun televisi tersebut yang dianggap menyudutkan Jokowi atas isu keterkaitannya dengan PKI.

"Tapi kan medianya ikut bantu manas-manasin. Salah sendiri manas-manasin. Makanya jangan ikut manas-manasin. Jangan sekali-kali salahkan relawan," kata Jokowi saat konferensi pers di Bandung, Kamis.

Jokowi mengatakan tidak memiliki kontrol penuh atas tindakan para relawan ataupun simpatisan meski dalam setiap kesempatan kampanye, dia mengaku selalu mengingatkan relawan agar selalu sabar.

"Meski sudah saya sampaikan di mana-mana bahwa kejelekan harus dibalas kebaikan, tapi kan tidak mungkin semuanya hisa kita handle (tangani--Red). Mungkin kali ini memang sudah keterlaluan sampai mereka bereaksi," kata Jokowi.

Jokowi mengaku sudah sangat terbuka pada media terkait silsilah keluarganya sehingga tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. "Sebenarnya kita kurang sabar apa? Sejak awal kita diamkan, tapi yang terakhir ini penghinaan besar karena bukan hanya ditujukan pada saya, tapi pada keluarga saya juga. Jumlah relawan itu ribuan tidak mungkin kita suruh sabar semua," katanya.

Sebelumnya, Kantor Tv One Biro Daerah Istimewa Yogyakarta disegel massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rabu malam, terkait pemberitaan tidak jelas yang dianggap menyudutkan partai itu.

(demikian berita dari republika online: http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84diw-jokowi-jangan-salahkan-simpatisan-segel-kepung-kantor-tv-one )

***

Kalau logika yang dipakai Jokowi seperti ini... ini namanya main hakim sendiri. Bukankah Indonesia adalah negara hukum? Kalau dinilai Tv One melanggar kenapa tidak dilaporkan ke pihak yang berwajib? Kenapa main hakim sendiri? Terus kenapa selama ini mereka mengecam aksi FPI yang menertibkan pelaku-pelaku kamaksyiatan?

Kalau belum berkuasa saja sudah seperti ini tingkah pendukung dan pemimpinnya, maua dibawa kemana negeri ini? Segala persoalan akan main hakim sendiri? Anarkisme dan vandalisme dibiarkan? Bahkan dimaklumi? Kalau hukum sudah disisihkan, maka persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat akan main hakim sendiri, bisa-bisa perang saudara. Kembali ke hukum rimba. Sungguh sebuah kemunduran yang luar biasa, menyeret kembali negara dalam konflik horisontal. Ini sangat berbahaya.









"Save Metro TV !!!" by @Fahrihamzah
9:41:47 AMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Massa PDIP segel kantor tvOne Yogyakarta
(http://m.merdeka.com/peristiwa/massa-pdip-segel-kantor-tvone-yogyakarta.html)

#Kebebasanpers omong kosong. #SaveMetroTV

Kalau ada massa ormas segel MetroTV
Satu dunia beritanya: "Pendukung Prabowo-Hatta Ancam kebebasan pers"

Kalau PDIP segel TVone,
beritanya: "Tidak Ada berita".
#sinting !

MetroTV memakai mulut Wartawan Asing
Sekedar untuk merusak reputasi Prabowo.
#SaveMetroTV

Trus kalau dia wartawan Amerika
Selalu hebat dan benar gitu.?
Apapun akan mereka jual...
Demi kuasa!
#SaveMetroTV

Dari menipu kemunculan NASDEM
Menjadi parpol...
Memuakkan.
#SaveMetroTV

Tapi kalau ada yang tutup MetroTV
Seperti yang diterima TVONE.
Saya yang akan lawan!
#SaveMetroTV

Sekarang
Mereka memakai massa
Untuk menutup PERS
SEBELUM BERKUASA.
#SaveMetroTV

Besok kalau sudah berkuasa
Dan presidennya gampang ditekan.
Mereka akan tutup pers pakai kuasa.
#SaveMetroTV

Orang-orang ini
Pada dasarnya anti kritik.
Dan kekanak-kanakan.
Pura2 pro kebebasan
Sebelum menang.
#SaveMetroTV

Seorang tokoh besarnya,
Saya gak pernah serang.
Saya hanya kritik.
Saya di-block di twitternya.
#SaveMetroTV

Sambil bicara demokrasi dan kebebasan,
Mereka rela dan mendukung premanisme
Andalkan untuk tujuan mereka.
#SaveMetroTV

Itu ketakutan mereka pada Prabowo,
Orang ini punya sikap.
Mereka tidak bisa dikte.
#SaveMetroTV

Dan mereka takut sama orang cerdas.
Karena mereka bisa kehilangan kendali.
Makanya di pilih yang bego.
#SaveMetroTV

Tapi akan kita hadapi,
Kita harus selamatkan masa depan,
Demokrasi dan kebebasan sipil.
#SaveMetroTV

Kebebasan pers adalah harga mati,
Tidak ada tawar menawar untuk ini.
#SaveMetroTV

Sekarang,
Beranikah NASDEM partai,
Sebagai partai yang lahir dari jurnalis
Kecam PDIP?
#SaveMetroTV

Tidak hanya PDIP yang dapat tuduhan,
Hak investigatif media telah membuka semua hal.
Apa yg tidak?
#SaveMetroTV

Golkar dituduh ORBA,
PKS dituduh Wahabi dan negara Islam,
Gerindra dituduh Militerisme,
Dll...
#SaveMetroTV

Kenyataannya ada orang golkar berasal dari masa lalu, biar aja, itu fakta kita. #SaveMetroTV

Kenyataan di PKS ada saja satu dua orang yang membela Wahabi.
Tunjuk aja. Saya juga ingin tahu. #SaveMetroTV

Kalau tuduhan yang sama
Dituduhkan pada PDIP dengan PKI yang biasa aja.
#SaveMetroTV

Jangan lupa.
Di negeri ini PKI adalah partai besar.
Pemenang No-4 pemilu pertama 1955.
#SaveMetroTV

Maka adalah wajar,
Kalau Social origin salah satu partai mengandung PKI.
Karena PKI pernah besar di sini.
#SaveMetroTV

Menolak itu,
Justru menunjukkan sikap defensif,
Yang berarti ada upaya menutupi sesuatu.
#SaveMetroTV

Karena itu,
Kenapa tidak rileks saja?
Kenapa pakai segel segala?
#SaveMetroTV

Teman-teman jurnalis,
Bersatulah untuk issue ini.
Ini masa depan kita.
#SaveMetroTV

Anda boleh marah
Ada ormas sweeping klab malam.
Kebebasan klab malam terancam,
Tapi kebebasan pers bisa melawan.
#SaveMetroTV

Tapi kalau pers sudah ditutup,
Maka kita tidak punya apa-apa lagi,
Ini harus kita lawan!
#SaveMetroTV


*dari twit @Fahrihamzah
(3/7/2014)




Perbedaan Jokowi, Prabowo, dan SBY dalam Menyikapi Kritik Media
9:40:29 AMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

JAKARTA -- Pendudukan dan penyegelan kantor TV One oleh massa PDIP dan pendukung Jokowi-JK menunjukkan bagaimana sikap Jokowi dan pendukungnya terhadap kritikan. Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago memaparkan perbedaan menyikapi kritikan antara Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Prabowo Subianto.

Menurut Pangi, cara-cara pihak Jokowi menduduki dan menyegel stasiun TV One bertolak belakang dari komentar Jokowi selama ini yang menjunjung kebebasan pers. "Kalau caranya seperti ini apakah nanti ketika Jokowi berkuasa berita-berita kritis disensor semua atau media tersebut dicabut izinnya oleh Jokowi. Sekarang belum jadi presiden saja sudah main kepung," kata Pangi kepada Republika, Kamis (3/7).

Pangi menilai, kubu Jokowi telah gagal membentuk opini publik. Ia menyesalkan sikap dari Sekjen PDIP sekaligus ketua tim pemenangan Jokowi-JK Tjahjo Kumolo yang ikut membolak-balik emosional pemilih sehingga massa PDIP berbuat anarkis.

Menurut Pangi, hal tersebut berbeda dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkuasa. Partai Demokrat yang didirikan SBY dan menjadi partai penguasa kerap menjadi sasaran kritik dari berbagai media mulai dari masalah korupsi hingga masalah Cikeas. "Namun SBY tak membredel atau mencabut izin media yang mengkritiknya. Jokowi dan PDIP belum teruji. SBY lebih demokratis," kata Pangi.

Sikap Jokowi dan pendukungnya juga berbeda dengan Prabowo Subianto. Selaku calon presiden, Prabowo pernah dituding berbagai kritikan. Mulai dari dituduh penculik, pembunuh, hingga psikopat, namun Prabowo tetap diam dan tak ada reaksi marah di depan publik.

Seperti diketahui, Puluhan orang yang mengatasnamakan relawan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendatangi Kantor TV One di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (3/7) dini hari. Kedatangan mereka untuk melakukan protes atas pemberitaan yang menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan sarang komunis. Selain stasiun TV One di Jakarta, massa PDIP juga telah menduduki dan menyegel stasiun TV One yang ada di Yogyakarta.

Aksi massa tersebut tak terlepas dari pernyataan Sekretaris Jendral DPP PDI Perjuangan sekaligus ketua tim pemenangan Jokowi-JK Tjahjo Kumolo yang  menyerukan seluruh kader partai berada dalam posisi siaga satu. Seruan ini menyusul pemberitaan di stasiun televisi TV One yang memberi kesan PDI Perjuangan mengusung kader Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Sikap saya sebagai sekjend partai anggota kader PDI Perjuangan segera kami siaga satu," kata Tjahjo dalam keterangan pers yang dikirimkan Kepala Humas Protokoler DPP PDI Perjuangan, Giyanto, Selasa (2/7).

Tjahjo mengatakan pemberitaan TV One yang menyebut PDIP kawan PKI dan musuh Angkatan Darat merupakan fitnah dalam situasi krisis. Dia mengatakan saat ini PDI Perjuangan sedang menyiapkan surat izin ke Polda Metro Jaya untuk mengepung Studio TV One. "Disiapkan segera mengepung studio TVone- surat Ijin ke Polda Metro kami siapkan," ujar Tjahjo. (ROL)




Wantimpres: Asing Senang Jika Jokowi Terpilih
9:36:25 AMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Jakarta - Calon presiden (capres) Jokowi, paling diharapkan terpilih menjadi Presiden di pilpres nanti. Pasalnya, pihak asing sudah banyak menyumbang Jokowi di Pilpres 2014.

"Hal ini antara lain ditandai dengan keberadaan donatur kampanye Jokowi yang usahanya berafiliasi dengan kepentingan asing," ujar Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Hankam, Letjen TNI (Purn) Romulo Simbolon, di Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Dia mengatakan, presiden terpilih nanti harus memiliki kemandirian, dan tidak memiliki beban pada pihak asing. Sebab, jika memiliki beban maka pihak asing bisa mengambil keuntungan dari Indonesia.

Romula menjelaskan, di bawah kepemimpinan Presiden SBY, Indonesia mengalami keberhasilan dalam bidang pertumbuhan ekonomi yang positif. Padahal, kondisi ekonomi dunia saat ini tidak menentu.

Atas kestabilan politik dan kemanan yang dinamis serta diplomasi luar negeri, telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan dalam percaturan global. Antara lain ditandai dengan ditempatkannya Indonesia sebagai anggota G-20.

"Hal tersebut tercipta karena adanya kepemimpinan pemerintahan yang memiliki kemampuan dan kecerdasan," jelasnya.

Dengan pencapaian itu, kedepan pasca SBY lengser, presiden terpilih harus memiliki keberanian untuk mandiri dan cerdas. Sehingga bisa menjaga keberlanjutan keberhasilan pembangunan Indonesia.

"Indonesia negara yang kaya dengan potensi SDA. Bagi negara luar, lebih nyaman bila Indonesia menjadi negara yang stabil tapi tidak kuat dan lemah sehingga mudah dieksploitasi," ungkapnya.

Pada tahun 90-an, era pemerintahan Soeharto, Indonesia pernah disebut sebagai Macan Asia, bahkan diramalkan akan tumbuh menjadi salah satu negara kuat ekonomi dunia. Karena kaya dengan potensi SDA dan keberhasilan pembangunan ekonominya.

Sementara Prabowo selalu gelorakan visi kebangkitan Indonesia sebagai Macan Asia.

"Prabowo memiliki tekad, keberanian, kemauan, dan kemampuan untuk mewujudkan ide tentang kekayaan alam Indonesia sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Logikanya, hal inilah yang bikin tidak nyaman negara luar. Karena kalau Indonesia kuat, dikhawatirkan sebagai ancaman serta mereka tidak lagi bisa mengeksploitasi Indonesia untuk kemakmuran mereka," tandasnya. [gus]

*sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/2116164/wantimpres-asing-senang-jokowi-terpilih



RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK