Dilihat dari penunjukan pejabat-pejabat yang mengisi posisi strategis di pemerintahan, Jokowi dipastikan telah dikendalikan partai-partai politik dan tokoh-tokoh tertentu yang mengusungnya di Pemilu 2014 lalu.
"Apa dasarnya Rini Sumarno dipilih menjadi menteri BUMN. Orang inilah yang berpikir bahwa mengelola negara seperti era Orde Baru, tidak ada partisipasi rakyat apalagi transparansi," ujar Ray Rangkuti di diskusi bertema 'Jokowi Ikut Parpol, Apa Nasib Gerakan Anti Mafia dan Korupsi' di Jakarta Minggu, 23 November 2014.
Terbaru, publik dikejutkan dengan dilantiknya politisi Partai Nasdem HM. Prasetyo sebagai Jaksa Agung, yang selama ini tidak pernah terdengar kiprah ataupun prestasi yang baik selama dia masih aktif menjadi Jampidum.
"Ini sinyal di mana Jokowi lebih banyak dipengaruhi oleh pimpinan partai ketimbang mengedepankan visi misinya dalam kampanye lalu," jelasnya.
Partai-Partai manakah yang mengendalikan Jokowi? Secara guyon, dunia maya memberikan 3 nama yang disinyalir sebagai pengendali Jokowi. Tiga nama itu disingkat menjadi KMP, mirip nama koalisi partai yang diinisiasi oleh Prabowo. Apakah benar Jokowi di bawah kendali Koalisi Merah Putih?
Ternyata bukan. KMP yang dimaksud di sini adalah tiga nama besar, yaitu : Kalla, Mega dan Paloh. Sebagai wakil presiden, Jusuf Kalla banyak 'mengendalikan' Jokowi. Sementara sebagai Ketua Umum Partai yang mengusung Jokowi secara all out, PDI P, wajar kalau Megawati ikut campur dalam memerintah negeri. Melalui media miliknya, Surya Paloh telah menjalankan 4 fungsi jurnalistik secara lengkap untuk mendukung Jokowi.
Dengan dikendalikan tokoh-tokoh dan partai-partai politik ini, Jokowi justru jadi semakin jauh dari rakyat yang telah memilihnya dalam pilpres lalu.
"Ada gejala Jokowi makin merapat ke partai yang nantinya makin jauh dari publik," tegas Ray. (fs).
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !