PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Siapa Takut Makan Mie Instan | 4:30:02 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Semua pasti udah taulah apa itu mie instan, secara makanan murah meriah ini salah satu teman akrab mahasiswa di akhir bulan *pengalaman hahaha*. Nah, sering denger kan rumor-rumor diluar sana kalo mie instan itu nggak sehat. Mie instan itu berbahaya, mengandung lilinlah, bisa menyebabkan tumor, kanker dan penyakit lain yang seram-seram. Sekarang coba kita bahas satu-satu ya.
Mie instan mengandung lilin
Isu ini cukup marak nih, katanya mie instan mengandung lilin untuk mencegah mie saling menempel. Ini jelas tidak benar, tidak ada itu cerita mie instan pake lilin, *nah, itu minyak-minyak yang muncul pas waktu kita rebus mie* Tenang. itu bukan lilin kok, itu minyak kawan. Prof Dr FG Winarno mengatakan bahwa mi instan awet dan tahan simpan karena proses pembuatannya, antara lain dengan cara penggorengan atau deep frying yang membuat kadar air mi instan menjadi sangat rendah (sekitar 5 persen), sehingga tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup dan berkembang biak. Karena kadar air yang sangat rendah tersebut, mi instan bersifat sangat awet. Karena prosesdeep frying tersebut menggunakan minyak goreng, tidaklah aneh kalau sewaktu memasak mi instan terlihat berminyak. Tapi tidak mengandung lilin karena lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Dan itu terdapat pada makanan seperti apel dan kubis, See. no wax in your noodle.
Air rebusan mie harus dibuang
Nah, kalo yang ini sangat berkaitan dengan kasus di atasnya. Katanya sih, biar lilinnya nggak kemakan dibuang aja air rebusannya. Udah dibahas sebelumnya, kalo di mie instan nggak ada lilin. Membuang air rebusannya justru membuang banyak nutrisi loh. *kok bisa?* kalian pernah membaca bungkus mie instan? Ada kalimat dilengkapi dengan vitamin bla bla bla gitu kan? Sudah jelas juga ada vitamin-vitamin dan mineral yang larut air. Jadi, sewaktu kita merebus mie, vitamin dan mineral itu terlarut dalam air rebusan mie. Tapi, pilihan dikembalikan kepada teman-teman, mungkin ada yang masih takut, atau telah terbiasa mengganti air rebusan. It's your choice, yang penting udah tau kondisi sebenarnya kan?
Mie instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya, pemanasan di atas 120 derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker
Wooo.. Isu yang sangat seram. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Demikian kata Prof Dr FG Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman). "Mi instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius dalam waktu kurang dari 5 menit. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, di mana suhu tersebut baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk strelisasi dalam proses pengalengan pangan," terangnya. Satu-satunya alasan kenapa mie nggak boleh dimasak sama bumbunya adalah nanti mie kamu jadi nggak enak *hah? kok gitu?* hahaha, simple, semua sudah ada takarannya, kalo kalian ngerebus mie bener-bener pake air 400cc sih nggak papa, tapi sepertinya sebagian besar dari kalian nggak pernah ngukur air sebelum masak, bener kan? hehe biar rasa mie tetap enak, makanya kita dianjurkan masukin bumbu di mangkuk, karena takaran mangkuk hampir pas, yah, kalo keasinan tinggal ditambah air sedikit. Coba kalo udah dimasak sama bumbunya, kalo kebanyakan air kan jadi nggak enak mie'nya :P
Adanya kandungan Natrium
Hmmmm. kenapa ini berbahaya? Disebutkan disalah satu situs bahwa kandungan natrium bisa membahayakan yang memiliki/mengidap sakit hipertensi dan maag. Tentu saja didalam mie instan terdapat Natrium. Kalian tentu tau garam dapur, tentu tau rumus kimianya, NaCl, Natrium Klorida, dan selama ini garam tidak pernah dilarang beredar atau ditarik oleh BPOM. Jadi jangan khawatir kalau mie instan mengandung natrium. Hei, bikin mie instan pasti pakai garam :D
Mie instan mengandung MSG
Sudah baca artikel FOOD ALERT! sebelumnya? MSG tidak berbahaya asal tidak digunakan terlalu banyak. Lembaga pengawas kesehatan, seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah menyatakan bahwa MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang penggunaannya dalam industri pangan (sepanjang tidak melampaui batas aman yang distandarkan). "Mi instan menggunakan bahan pengawet. Dalam proses pembuatannya, mi instan mi instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mi instan adalah dengan deep frying yang bisa menekan rendah kadar air sekitar 5 persen. Metode lain adalah hot air drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan, asalkan kemasannya terlindung secara sempurna," tambah Prof Dr FG Winarno.
Mie instan memang bukan makanan yang sempurna. Ragam gizi di dalamnya sangat minim. Mi instan sendiri mengandung protein, lemak, vitamin A, C, B1, B6, B12, niasin, folat, pantotenat, dan mineral besi. Mi instan pun telah dilengkapi dengan sayuran seperti wortel. Namun jumlahnya memang tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, harus dilengkapi dengan makanan lain. Itulah yang tertera pada saran penyajian. Jika ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi, tambahan telur, sayur, atau daging sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh terpenuhi. http://himitepa.lk.ipb.ac.id/
*sumber: http://annida-online.com/artikel-9555-siapa-takut-makan-mie-instan.html
|
Revolusi Mental Harus Dimulai Dari Jokowi | 4:25:00 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Kata 'Revolusi Mental' yang sering dihembuskan Jokowi kepada seluruh jajarannya di pemerintahan, diharapkan sungguh mampu membawa perubahan ke arah lebih baik, tak hanya untuk jajaran birokrat, namun juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Shohibul Iman mengatakan untuk melakukan revolusi mental harus ada keteladanan. Oleh sebab itu, keteladanan justru harus dimulai dari Presiden dan dilanjutkan oleh para bawahannya. "Keteladanan itu dimulai dari presiden, lalu ke menteri, ke dirjen sampai terus ke bawah," ujar Shohibul di Jakarta, Sabtu 22 November 2014. Menurut Shohibul, keteladanan dibangun bukan melalui ekspektasi namun inspeksi ke seluruh jajaran birokrasi, dan harus terlihat sampai ke bawah sampai operasional pelayanan publik. Hal ini harus dilakukan untuk menghilangkan sifat merasa istimewa dari para birokrat. "Yakni minta dilayani bukan melayani," kata Shohibul. Sebelumnya diberitakan, Revolusi Mental yang dimaksud Presiden Jokowi sudah dirintis Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Chrisnandi yang berencana melakukan moratorium perekrutan Pegawai negeri Sipil (PNS) dan penghematan anggaran birokrasi melakukan rapat di hotel. Menurut Yudi, hal ini merupakan bentuk revolusi mental bagi birokrat.(fs) |
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !