|
(Paling kiri - Dwi Soetjipto - Foto : Bisnis.com) |
Langkah Pemerintah menunjuk Dwi Soetijipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dipertanyakan sejumlah kalangan. Dwi yang sebelumnya memimpin PT Semen Indonesia (Persero) dikenal sebagai manajer yang andal dan mampu konflik di tubuh perusahaan milik negara.
Di Pertamina, Dwi dihadapkan pada setumpuk masalah, termasuk membasmi mafia yang selama ini memburu rente dalam bisnis minyak dan gas. Seolah menjawab semua keraguan, Dwi memaparkan beberapa langkahnya untuk membasmi mafia migas..
Menurut Dwi, strategi untuk memberantas mafia migas dimulai dari evaluasi proses bisnis Pertamina. Dia berniat memetakan proses bisnis Pertamina untuk kemudian mengukurnya, apakah sudah memenuhi standar kelayakan (best practices) internasional maupun domestik atau tidak.
"Jika masih ada yang belum masuk, akan kami transformasikan ke sana," katanya.
Dwi juga akan memegang prinsip transparansi dalam bisnis Pertamina. Menurut Dwi, transformasi Pertamina dimulai dari hal sederhana yaitu sistem yang transparan.
"Ketika kita melaksanakan sistem yang transparan, otomatis itu akan mengubah sesuatu yang sebelumnya tidak masuk best practices menjadi memenuhi syarat."
Selain itu, Dwi juga akan mengevaluasi bisnis anak-anak usaha Pertamina, termasuk Petral yang selama ini menangani proses jual-beli minyak. Dwi akan mengkaji posisi Petral yang kerap dituduh sebagai sarang mafia pemburu rente.
"Kami akan mengkaji proses atau sistem yang dipakai Petral. Dengan demikian, ke depan kita akan memiliki sistem yang terbaik," ujarnya.
Dwi menyambut rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berniat mengkaji kinerja industri migas pada 2015. Menurut dia, dengan sistem dan tata kelola perusahaan yang baik, manajemen Pertamina siap bekerja sama dengan KPK.
"Bahkan ini akan membuat manajemen bergerak lebih aman dalam mengembangkan perusahaan." [*]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !