PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Pemerintahan Jokowi Tak Mengijinkan, Ical: Tidak Perlu Ijin! | 10:00:04 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan bahwa Polri tetap mengijinkan partainya untuk menggelar Munas di Bali.
Meskipun sebelumnya, pemerintahan Jokowi melalui Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno melarang Polri mengeluarkan ijin Munas Golkar ini.
"Tidak perlu ada izin," kata Ical di Bakrie Tower, Epicentrum, Kuningan, Jaksel, Selasa (25/11).
Ical sendiri menegaskan kalau sudah berbicara langsung dengan Kapolri soal isu pembatalan ini.
"Saya sudah bicara dengan kapolri, tidak ada pembatalan," tukas dia.
Sebelumnya, Pemerintahan Joko Widodo melarang Munas IX Golkar yang rencananya akan diselenggarakan di Bali pada 30 November mendatang.
Melalui Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno mengimbau Polri tidak mengeluarkan izin pelaksanaan Munas Golkar di Bali. (aktual.co)
|
Tolak Kehadiran Jokowi, Mahasiswa Dipukuli Polisi Sampai Mushola | 9:53:40 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Polisi membubarkan aksi demonstrasi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11) sore di depan Kantor RRI. Demo penolakan kenaikan BBM dan rencana kedatangan Presiden Joko Widodo ke Pekanbaru di depan Kantor RRI di Pekanbaru itu dibubarkan paksa.
Pekanbaru Pos (Grup JPNN.com) melaporkan, akibat dari tindakan brutal ini, sekitar 25 mahasiswa mengalami luka berat, ringan dan satu orang kritis karena tindakan refresif aparat kepolisian tersebut. Mahasiswa itu kini dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina, Pekanbaru.
Salah seorang mahasiswa, Suheri mengatakan bahwa awalnya demonstrasi berjalan lancar. Namun, ia mengaku, begitu aksi selesai dan massa akan pulang ada oknum pejabat Polri setempat di lokasi yang diduga memprovokasi mereka. Akibatnya massa pun terpancing hingga terjadilah bentrok. Mahasiswa pun mendapat serangan dari aparat keamanan setempat. Bahkan, pengejaran dan pemukulan dilakukan meski mahasiswa sudah lari ke dalam mushola. Menurut Suheri, oknum Polri masih mengenakan sepatu juga masuk mengejar mahasiswa ke dalam mushola tersebut.
"Kami punya izin untuk demonstrasi ini. Tapi, ketika mau pulang kami diprovokasi dan kawan-kawan saya kemudian dikejar sampai masuk mushola," kata Suheri seperti diberitakan Pekanbaru Pos, Selasa (25/11).
Pihaknya akan melapor ke Polda Riau terkait tindakan brutal aparat ini. "Kalau tidak ditanggapi kami akan melapor ke Komnas HAM," kata Suheri.
Dia menegaskan, mahasiswa tetap akan melakukan aksi besok, Rabu (26/11) ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi pasar di Pekanbaru. "Kami tetap akan melakukan aksi. Selama ini aksi kami selalu damai, karena tidak ada yang memprovokasi," ungkapnya. (boy/jpnn)
***
Inikah bentuk realiasi JANJI KAPOLRI UNTUK PASANG BADAN LINDUNGI JOKOWI? (Baca: Polri Siap Pasang Badan jika Program Jokowi Diprotes Rakyat)
|
KRONOLOGI Kebrutalan Polisi Pada Aksi Mahasiswa Tolak Kehadiran Jokowi | 9:53:10 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Apa yg terjadi di RRI pada sore tadi (Selasa, 25/11/'14) semakin menguatkan bahwa Presiden yg berkuasa saat ini merupakan Presiden yg memiliki "wajah asli" seorang diktator. Tak boleh ada yg mengganggu kebijakan yg dibuatnya, walaupun "menyengsarakan" rakyat.
1. Aksi Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) sdh menyampaikan surat pemberitahuan ke pihak Polresta Pekanbaru.
2. Aksi di RRI berjalan baik2 saja. Dan tidak ada satupun fasilitas yg rusak.
Saya secara "on air" menyampaikan Himbauan agar Rakyat Riau menolak dan tidak bersikap ramah pada Jokowi, terkait rencana kunjungan besok rabu, 26 Nov 2014. Alasannya adlh kebijakan Jokowi JK yang baru sebulan ini, sgt kontroversial dan sgt menyengsarakan rakyat. Terutama kenaikan BBM 18 November lalu. Efek dominonya mmbuat semua harga naik, dan kenaikan jumlah rakyat miskinpun diprediksi bertambah lebih 10 juta org (Zulfa Hendri).
3. Setelah penyampaian Himbauan, semua massa aksi melakukan Sholat Ashar di Musholla RRI. Sholat dilaksanakan berjamaah dan bergantian, mengingat mushola tidak mampu menampung jumlah massa aksi.
4. Selesai sholat kita bersiap-siap utk "longmarch" di depan kantor Gubri. Tujuannya juga sama, dlm rangka mencerdaskan rakyat terkait kedatangan Jokowi, yang hanya utk melakukan pencitraan. Tdk akan ada solusi konkret, terhadap berbagai mslh Riau (trutama ASAP), pada kunjungan Jokowi besok.
5. Lalu bergabunglah massa aksi dari UIR dan HMI MPO dalam barisan GERRAM.
6. Tiba-tiba, tanpa sebab dan provokasi dari massa Aksi GERRAM, polisi "mengeroyok" dengan pentungan dan kayu rotan langsung menghujam para mahasiswa yg tak bersenjata sama sekali. Lebih dari 34 orang mahasiswa mngalami luka memar dan luka benjolan, serta langsung dibawa ke Rumah Sakit akibat pukulan para aparat.
7. Musholla yg merupakan tempat paling aman, dinjak-injak oleh manusia berseragam itu. Bahkan, ketika ada yg sdg sholat dan berdoa-pun tak luput dari pukulan.
8. Bus, Pick-Up, pengeras suara dan motor mahasiswa juga menjadi sasaran pengrusakan oleh oknum berseragam ini.
(sumber: wall fb Kabinet Biru Langit Universitas Riau)
Inikah bentuk realiasi JANJI KAPOLRI UNTUK PASANG BADAN LINDUNGI JOKOWI? (Baca: Polri Siap Pasang Badan jika Program Jokowi Diprotes Rakyat)
|
Menyerbu Mushola, Polisi Sudah Seperti Tentara Israel | 9:52:21 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Aksi damai mahasiswa Riau yang menolak kehadiran Presiden Jokowi di Pekanbaru berakhir ricuh. Polisi membubarkan aksi demonstrasi yang dilakukan di depan Kantor RRI, Selasa (25/11/2014).
Bahkan aparat polisi bertindak tak beretika dengan menyerang mahasiswa di Mushola yang berada di kawasan RRI. Aparat yang tetap menggunakan sepatu masuk ke dalam mushola.
"Musholla yg merupakan tempat paling aman, dinjak-injak oleh manusia berseragam itu. Bahkan, ketika ada yg sdg sholat dan berdoa-pun tak luput dari pukulan," demikian keterangan dari mahasiswa Riau yang dirilis melalui facebook Kabinet Biru Langit Universitas Riau. (Baca: KRONOLOGI Kebrutalan polisi).
Ien Suyeni, mahasiswa Universitas Riau saksi mata juga turut membeberkan kronologi (via fb-nya):
- Setelah mahasiswa menggelar aksi Damai dilanjutkan dengan sholat bersama yg tempatnya masih didalam RRI - Pukul 16.30 mahasiswa akan bergerak meninggalkan lokasi aksi saat bersamaan massa aksi yg lain datang untuk bergabung - Bahwa kabag. Ops. Kompol Manurung memerintahkan anggotanya bersiaga padahal massa sudah mulai akan mejinggalkanblokasi - Kapolresta dan kabag ops menghadang mahasiswa dan mencoba memprovokatori mahasiswa untuk bubar - Saat bersamaan tiba2 kabag. Ops menyerang mahasiswa dan diikuti seluruh aparat kepolisian bersenjatakaan rotan. - Bahwa tidak ada perlawanan sedikitpun yg dilakukan oleh mahasiswa. Tetapi aparat terus menyerang bahkan sampai kedalam tempat ibadah umat muslim. - Akibat tindakan ini 34 mahasiswa luka2. 6 orang sempat dirawat di rs. Ibnu sina dan rs. Unri.
Aksi represif brutal aparat ini sangat disayangkan. Aparat kepolisian sudah seperti tentara Israel yang beberapa waktu lalu menyerbu Masjid Al-Aqsha. Namun Israel obrak-abrik Al-Aqsha saja tidak pakai mukulin yang lagi shalat.
Inikah bentuk realiasi JANJI KAPOLRI UNTUK PASANG BADAN LINDUNGI JOKOWI? (Baca: Polri Siap Pasang Badan jika Program Jokowi Diprotes Rakyat)
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !