|
Jokowi di Istana Bogor (24/11/14) - Foto : Sekretariat Kabinet |
Jokowi yang hari ini mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pemerintah Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia di Istana Bogor, menyempatkan menjawab pertanyaan wartawan seputar interpelasi mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh anggota DPR.
Interpelasi yang diajukan oleh 59.8% anggota legislatif di DPR (sejumlah 335 aleg dari 560 total anggota Dewan), justru membuat Jokowi balik bertanya.
"Berapa puluh kali kita menaikkan harga BBM, apa pernah yang namanya interpelasi itu," ujar Jokowi, di ruang Garuda, Gedung Induk Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, hari ini, Senin, 24 November 2014.
Kembali Jokowi, balik mempertanyakan, sejak Indonesia berdiri, apakah pernah ada interpelasi yang pernah digulirkan oleh parlemen ketika pemerintah menaikkan harga BBM?
"Apa pernah? Apa penah ada interpelasi?" ujar Jokowi balik bertanya.
Jawaban Jokowi menunjukkan bahwa dia tak memahami esensi pengguliran interpelasi. Anggota DPR mengajukan interpelasi didasari pada fakta bahwa Jokowi menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia menurun drastis. Kebijakan Jokowi ini juga disinyalir melanggar UU.
Selain itu, interpelasi pun diajukan karena Jokowi wajib menjelaskan metode penghitungan biaya produksi BBM bersubsidi kepada rakyat.
Bila Jokowi tak memahami esensi pengguliran interpelasi, sebaiknya Jokowi berkonsultasi dengan parlemen terlebih dahulu sebelum memberi pernyataan ke publik. Karena publik kini semakin cerdas dan semakin teredukasi. Sehingga bila Jokowi melontarkan komentar atau jawaban yang tak sesuai, tingkat kepercayaan publik kepadanya akan semakin merosot.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !