Jokowi Loloskan Impor Sapi Karena Kuatnya Lobi Australia? |
7:00:25 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Pemerintahan Jokowi-JK baru berjalan hampir dua bulan namun pemerintah sudah membuat kebijakan untuk impor sapi asal Australia hingga 264 ribu ekor pada kuartal empat tahun ini. Jumlah ini meningkat tajam dari perkiraan awal sekitar 136 ribu ekor.
Sapi tersebut akan diimpor dari negara bagian Queensland, yang juga menjadi tuan rumah G20. Jadi jangan heran jika dalam waktu dekat, daging sapi impor dari Queensland akan merambah banyak pusat perbelanjaan dan pasar tradisional selama beberapa bulan mendatang.
Jika dicermati kebijakan pemerintah Joko Widodo ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diucapkannya sewaktu masih menjadi calon presiden pada bulan Maret 2014. Saat itu, di sela-sela blusukan di Pasar Cipanas, Cianjur Jawa Barat. Jokowi mengatakan bahwa Indonesia harus punya keberanian untuk menghentikan impor daging sapi. Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan swasembada daging yang sepenuhnya bergantung pada produksi dalam negeri. "Kita harus punya keberanian untuk beralih dari konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada kemauan," kata Jokowi saat itu.
Jokowi juga mengatakan Indonesia tidak usah takut kekurangan pasokan karena ada peternakan dengan produksi sapi yang cukup di Nusa Tenggara. Karena itu, kata Jokowi, swasembada daging sapi bisa terwujud jika program ini dikerjakan secara serius. "Bukan sesuatu yang sulit," ujar Jokowi.
Pengamat ekonomi Fuad Bawazier menilai kebijakan Presiden Joko Widodo yang tidak sesuai ucapannya saat masih jadi capres menunjukkan tidak konsisten. Menurut Fuad Bawazier, izin impor sapi dari Australia itu sangat mungkin terkait dengan lobi yang dilakukan Australia pada waktu Presiden Jokowi bertandang ke Australia untuk menghadiri KTT G20 November lalu. "Kalau kemungkinan karena lobi itu sudah biasa, dulu juga saat mobil murah akhirnya tidak setuju karena lobi dari Jepang. Lalu bagaimana peternakan sapi kita akan bisa mandiri," terang Fuad.
Abdulrachim, pengamat ekonomi dari Rumah Perubahan menambahkan, yang harus dicermati adalah apakah ini karena memang ada permintaan yang mendadak meningkat atau mengada-ada. Selain itu masalah yang perlu diperhatikan adalah mafia pangan. "Beberapa bulan lalu masuk sapi impor 40 ribu ekor tapi harga di pasaran tetap, ini artinya pasar daging dikuasai mafia yang memainkan harga daging sapi sehingga harga tidak turun," jelasnya.
Indonesia memang merupakan pasar yang penting bagi Australia. Sebagian besar komoditas ekspor pertanian Australia senilai lebih dari AUD 1 miliar per tahun masuk ke Indonesia, terutama ekspor hewan hidup (tidak termasuk seafood) dari Australia dengan total AUD 308 juta pada tahun 2013. Daging sapi dan sapi ekspor dari Australia ke Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan akan meningkat 27 persen dari tahun ke tahun hingga mencapai 50.000 ton shipped weight. FN - 06
sumber: fastnewsindonesia.com
foto: Jokowi saat dijamu makan malam oleh PM Australia Tony Abbott saat hadiri pertemuan negara-negara G20. |
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !