Tahsin Qur'an, Kafa'ah Yang Terabaikan |
5:30:00 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
OLEH ZULKIFLI AL-MUNIB
Banyak yang belum memahami akan pentingnya belajar tahsin quran termasuk dalam hal ini adalah para aktivis dakwah khususnya kader tarbiyah. Umumnya kita hanya mengetahui bahwa belajar tajwid dan tahsin hukumnya hanya sebatas fardhu kifayah atau kewajiban yang bisa gugur bilamana telah ditunaikan oleh sebagian yang lain. Tapi jarang yang mengetahui kalo membaca quran dengan fasih dan benar sesuai tuntunan ilmu tajwid dan tahsin adalah wajib.
Dakwah kampus, fase tarbiyah yang pernah saya alami dikampus UNNES semarang memberikan fakta dan realita masih kurangnya kepedulian dan kesadaran para kader tarbiyah untuk antusias belajar memperbaiki bacaan qurannya baik kader pemula maupun yang sudah senior termasuk kebanyakan mas'ul dan para pementornya.
Padahal, bacaan quran kita adalah kesan pertama yang akan memberikan gambaran dan penilaian orang-orang yang hendak kita ajak untuk berislamisasi diri. Tak jarang para mad'u pemula yang pernah mengenyam cukup ilmu agama sebelumnya seperti keluaran pesantren kemudian illfeel dan kurang respek terhadap pementornya dikarenakan bacaan qurannya yang tidak pas dan sesuai dengan ilmu tajwid dan makhraj hurufnya.
Bahkan tak jarang mereka para pementor mengakui kekurangan ini dengan bersikap apologetik saja tanpa ada tindak lanjut perbaikan yang nyata, sebagai contoh pengalaman pernah saya hendak mengikuti program tahfidzul quran dengan seorang ustadz al-hafiz dikampus dengan syarat harus lulus tes tahsin terlebih dahulu, dengan ujian membaca ta'awudz, basmalah dan satu surat alfatihah. Alhamdulillah dalam tempo dua hari saya baru bisa lulus tes tahsin ini, tapi ada ikhwah yang awalnya antusias ingin mengikuti program ini sampai seminggu belum lulus tes tahsin akhirnya jengah dan berhenti.
Seringkali LDK pun mengadakan program les tahsin bacaan quran hanya diikuti oleh sebagian besar kader pemula dan sedikit kader lama walopun akhirnya program inipun tidak berjalan lama karena satu persatu pesertanya berguguran.
Hanya sedikit dari para pementor kampus yang mewajibkan binaannya mengikuti program tahsin quran, lantas bagaimana seorang kader tarbiyah bisa memenuhi muwashofat al-'ibadah as-shohihah jika bacaan qurannya masih salah??
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !