Lewat Facebook, Ical Menjawab Seputar 'Kisruh' Munas Golkar |
12:50:38 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Musyawarah Nasional (Munas) Golkar IX dibuka malam nanti di Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (30/11/2014).
Suasana sebelum digelarnya Munas Golkar kali ini panas. Kubu yang menolak Munas membentuk Presidium. Bahkan Yoris sempat 'menduduki' kantor DPP Golkar.
Berikut jawaban dan penjelasan Aburizal Bakrie (Ketum Golkar) yang disampaikan lewat laman facebooknya.
Banyak tuduhan yang dialamatkan pada saya terkait Munas Partai Golkar, baik melalui berita maupun di akun facebook saya ini. Berikut jawaban saya:
Keputusan penyelenggaraan Munas dari Januari 2015 menjadi 30 November 2014 adalah keputusan Rapimnas di Yogya (17 November 2014). Jadi bukan keputusan saya pribadi.
Sebagai ketum saya sudah sampaikan di Rapimnas bahwa Pleno DPP memutuskan Munas Januari 2015. Namun Pleno Rapimnas punya pandangan berbeda. Rapimnas memutuskan Munas dipercepat dengan alasan semua agenda besar nasional (Pileg, Pilpres ,Pembentukan Pimpinan MPR-DPR, dan Pembentukan Kabinet) sudah selesai. Karena itu Rapimnas berpandangan tidak ada alasan lagi untuk menunda Munas.
Para tokoh Partai Golkar yang kini mengatasnamakan diri sebagai Presidium Penyelamat Partai (Agung, Priyo, dll.) juga hadir dalam Rapimnas. Mereka saat itu juga tidak pernah menyatakan tidak setuju.
Setelah Rapimnas Yogya, di dalam Rapat Pleno DPP, Agung Laksono sebagai waketum mengajak saya melanggar keputusan Rapimnas dan tetap menyelenggarakan Munas Januari 2015.
Saya nyatakan tidak bisa. Sebagai kader Golkar yang loyal dan taat pada organisasi, tidak ada kata lain selain tunduk dan patuh pada keputusan Rapimnas. Apalagi, dalam hirarki organisasi Rapimnas adalah institusi tertinggi di bawah Munas.
Jangan lupa juga, mereka yang sekarang bersikeras agar Munas diselenggarakan Januari 2015 adalah mereka yang sebelumnya ngotot minta Munas tahun 2014.
Lalu soal tuduhan saya berambisi jadi ketum dengan menghalalkan segala cara, atau mengubah aturan agar menguntungkan saya, itu tidak benar.
Sebab saya tidak pernah ajukan diri atau berkampanye jadi Ketum kembali. Namun semua DPD I dan lebih dari 3/4 DPD II, juga 7 dari 10 ormas/sayap minta saya untuk kembali memimpin Golkar. Maka saya akhirnya menerima permintaan tersebut.
Kemudian tentang Yoris. Dia katanya berniat memperbaiki Golkar. Saya sambut positif, namun harus dilakukan dalam koridor dan tatacara partai. Yakni sesuai dengan AD/ART dan dilakukan melalui adu argumentasi intelektual, bukan adu kekuatan fisik atau kekerasan.
Perlu diketahui juga bahw Yoris bukanlah fungsionaris DPP, karena itu dia tidak berhak masuk dan mengikuti sidang pleno DPP. Yoris juga mengklaim bawa massa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Padahal dia bukan lagi ketum AMPG. Sebab ketum saat ini adalah Ahmad Doli Kurnia.
Demikian jawaban atau penjelasan saya. Semoga bisa memberikan informasi yang sebenarnya mengenai isu terkait Munas Golkar yang sedang ramai diperbincangkan.
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !