Official Website DPW PKS SUMUT Pelecehan Mushala di Riau, DPR Panggil Kapolri Pekan Depan | | pkssumut.or.id, JAKARTA - Komisi III DPR RI mengaku kecewa dengan tindakan satuan polisi yang membubarkan demonstrasi hingga melecehkan tempat ibadah umat muslim di Pekanbaru. Rencananya, komisi III akan segera memanggil Kepala Polri, Jenderal (Pol) Sutarman untuk dimintai keterangan.
"Dalam 3 hari kedepan kita akan mengundang Kapolri untuk dimintai keterangan," kata anggota komisi III DPR, Nasir Jamil pada Republika.
Ini sekaligus akan menjadi momentum bagi DPR untuk mengevaluasi kinerja kepolisian. Sebab, kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, belakangan ini polisi cenderung represif dalam bertindak. Ini menunjukkan budaya dan mindset militer belum hilang dari tubuh Polri.
"Padahal Polisi diharapkan dapat menjadi civil society yang mampu menyatu di masyarakat dengan melindungi dan mengayomi," imbuh Nasir Jamil.
Selama 12 tahun setelah keluarnya Undang-Undang tentang reformasi di tubuh Polri, justru muncul kasus-kasus besar di kepolisian seperti rekening gendut maupun tindakan represif. [ROL] |
Aksi Brutal Polisi di Musala, PKS Ingatkan Kapolri Insiden Priok | | | Headline Surat Kabar Pekanbaru Pos, Rabu 26 November 2014. | pkssumut.or.id, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy mengecam insiden pemukulan mahasiswa Pekanbaru, Riau hingga ke dalam mushala.
Menurutnya, tindakan polisi dengan menggebuk mahasiswa dalam mushala dan menginjak-injak mushala dengan sepatu tak hanya melukai warga Riau.
"Namun hal ini telah menyakiti umat Islam di Indonesia. Insiden di mushala (saat demo) RRI Riau menyakiti umat Islam," tegas Aboebakar, Kamis (27/11).
Karenanya, Aboebakar mendesak supaya Kapolri Jenderal Sutarman meminta maaf atas perlakuan anak buahnya yang kelewatan tersebut.
"Kapolri harus minta maaf atas kelakuan bawahannya yang bertindak kelewat batas tersebut. Sungguh yang dilakukan polisi ini menyakiti hati ummat Islam, jadi segeralah minta maaf," ungkap Aboebakar.
Menurutnya, tindakan yang arogan demikian akan membuat Polri semakin sulit diterima masyarakat. Apalagi sebelumnya, kata dia, aparat Polri juga mengobrak abrik Kampus UNM. "Rentetan aksi tersebut pastilah akan membuat masyarakat semakin resisten terhadap polisi," paparnya.
Aboebakar mengingatkan, jangan sampai insiden Priok terulang kembali sekarang ini. "Tentunya kita semua masih ingat Insiden Priok yang juga berawal dari persoalan sepatu aparat. Tentunya kita tidak berharap peristiwa itu terulang," katanya. [boy/jpnn] |
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !