Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Monday, December 1, 2014 | 12:55 AM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Peserta Upacara HUT Korpri Teriak "Huuuu" Saat Nama Presiden Jokowi Disebut
3:46:10 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Hari ini, Senin 1 Desember 2014, merupakan HUT Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-43. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan menghadiri upacara HUT Korpri di halaman Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Sementara itu, saat bersamaan pada acara upacara HUT Korpri di daerah Lombok Tengah, NTB, ada kejadian heboh dimana 'Jokowi' diteriaki peserta upacara.

Seperti yang diberitakan sasambonews.com, Upacara HUT Korpri ke-43 lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah hari ini (Senin, 1/12/2014) dilangsungkan di lapangan Muhajirin Praya.

Dalam upacara HUT Korpri  yang dirangkai dengan peringatan HUT PGRI, Hari Kesehatan Nasional dan Hari Aids Sedunia ya ng diikuti ratusan peserta dari pegawai, tenaga kesehatan, guru dan pelajar, Wakil Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Normal Suzana bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam upacara ini, Wakil Bupati Lombok Tengah membacakan sambutan tertulis Presiden Joko Widodo selaku Penasehat Nasional Korpri. Pada akhir sambutannya, sebagai penutup Wabup menyebut nama Presiden RI Joko Widodo. Secara spontan, ketika Wabup menyebut nama Joko Widodo, peserta upcara menyambut dengan sorakan "Huuuu". Mendengar teriakan tersebut, tamu udangan yang berada di panggung kehormatan hanya bisa senyum dan geleng-geleng kepala saja.




"Lempar Tanggungjawab" LEADERSHIP ALA JOKO-HOK
3:43:39 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com


Sejak kemunculan 'fenomena' Jokowi di pentas perpolitikan nasional, sudah ada beberapa kali pernyataannya yang memperlihatkan begitu rendahnya semangat 'responsibility' kepemimpinan. Sering pernyataannya berupa 'lempar masalah' saja atau bahkan menyalahkan pihak lain. Maka, muncul lah beberapa istilah 'popular' dengan gayanya ini. Di antaranya, 'Bukan urusan saya', 'Jangan tanya saya', 'Itu urusan polisi'. dll.

Dan kini gaya itu sudah tertular pula kepada Ahok. Tidak sanggup mengatasi banjir atau entah karena sudah frustasi, beliau malah membebankan kepada anak buahnya. Bahkan sampai diancam untuk dipecat. Harusnya pemimpin memberi petunjuk dan arahan pada anak buahnya agar bisa menjalankan perintahnya. Kalau gagal, harusnya Ahok juga mundur. Jangan cuma bawahannya yang dipecat. (quote dari komentar bang @agus nizami)

Sungguh beda dengan leadership hirarki yang ada di dunia militer; 'Tidak ada prajurit yang salah, komandan lah yang salah!'. Ada masalah di bawah kepemimpinannya, maka komandan siap bertanggung jawab.

Semangat leadership ala militer ini pula yg tampaknya juga dipahami oleh PM Korea Selatan. Ada kapal Ferry yang tenggelam dan menewaskan penumpangnya beberapa waktu yang lalu, beliau (sang PM) mundur dari jabatannya, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.

Di Indonesia, pada diri Presiden RI dan Gubernur Jakarta, prinsip responsibilty itu sepertinya sudah dihapus dari kamusnya masing-masing.

Masih ada yang bangga dengan pemimpin berwatak demikian???

*dari wall fb Feri Susanto



"Bukan Urusan Saya" VS "Saya Prihatin"
3:43:31 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com
Kumpulan berita tentang Jokowi - Foto : @hafidz_ary
Presiden sebagai pemimpin Negara memang menjadi tokoh yang posisinya serba sulit. Sebagai tokoh yang diharap menjadi teladan dalam tiap ucap dan lakunya, Presiden sungguh diharap publik menjadi tokoh yang tiap ucapnya dapat dipegang dan dipercaya, tiap lakunya menjadi teladan rakyat.

Sebagai yang dipimpin, rakyat berhak memiliki penilaian atas ucap dan laku para pemimpinnya. Rakyat juga punya hak absolut untuk membandingkan para presidennya. Dan inilah yang terjadi di dunia maya hari ini. Netizen membandingkan Presiden Jokowi dan (mantan) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Jika dulu Pak SBY punya pernyataan standar  "Saya Prihatin", dan oleh karenanya netizen kerap mengecam pernyataan tersebut karena seolah hanya bisa prihatin tanpa bisa memberi solusi, maka kini ada pernyataan yang nampaknya lebih tak manusiawi, yang diucapkan Presiden Joko Widodo, yaitu "Bukan Urusan Saya!".

Soal 'adu tengil', mungkin Presiden Jokowi lebih unggul. Ucapan "Bukan urusan saya", yang kerap dimunculkan dalam kondisi-kondisi yang sungguh memerlukan tindakan segera dari seorang Presiden, membuktikan bahwa Jokowi tak memahami esensi kedudukannya sebagai Presiden.

Sementara ucapan "Saya Prihatin" milik SBY justru lebih nampak mengedepankan sisi kemanusiawian seorang Presiden yang welas asih.

Mari bandingkan beberapa peristiwa saat kedua "pernyataan sakti" tersebut diucapkan.

Dilapori kerusakan Transjakarta ; Jokowi ; Sudahlah, bukan urusan saya lagi


Dilapori kerusakan Transjakarta, Jokowi jawab : "Sudahlah, bukan urusan saya lagi".

Atau yang ini..
Ilustrasi - Foto : Riset

Begitu banyak hal yang semestinya menjadi tanggungjawab Jokowi, namun dengan mudah, ia menjawab "Bukan urusan saya".

Sama hal nya dengan para pedagang di Tanah Abang yang dikecewakan oleh Jokowi. Dengan gagah, Jokowi mengusir para pedagang dan memindahkan mereka ke lokasi baru. Namun ketika jembatan penghubung ke lokasi baru tersebut rusak, dengan mudah Jokowi bilang : "Bukan urusan saya!"



Ini hal terakhir yang memicu kemarahan netizen. Ketika terjadi demo penolakan kenaikan BBM di Makassar, terjadi bentrok dengan aparat kepolisian yang menyebabkan jatuhnya korban meninggal. Ketika dilapori ada korban meninggalm dengan ringan Jokowi menjawab : "Itu urusan kepolisian. Bukan urusan saya".

Coba bandingkan dengan pernyataan (mantan) Presiden SBY ini. SBY yang kerap mengucap kata "Saya prihatin", memang juga kerap dikecam oleh netizen. Namun marilah melihat sejenak, hal-hal apa sajakah yang menyebabkan keprihatinan seorang SBY.








Dari contoh-contoh di atas, nampak jelas, SBY memprihatinkan isu-isu kemanusiaan sementara Jokowi cenderung 'lepas tangan'.

Celakanya, pemimpin yang sering lepas tangan itulah yang kini memimpin negara ini. Dengan memiliki Presiden yang sering mengatakan "Itu bukan urusan saya", ke mana negeri ini akan dibawa? [*]



RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK