Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Sunday, June 21, 2015 | 10:33 PM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Tamparlah Binaanmu dengan Cara Seperti Ini!
1:30:02 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com
"Afwan pagi ini tak bisa ikut liqo," pesan itu dikirimkan seorang binaan kepada Murabbinya.

"Iya, tadi ditanyakan teman-teman. Ke manakah?" jawab sang Murabbi.

"Tak ke mana, hanya tak ingin hadir saja."

"Tumben. Sudah lama tak jumpa," jawab sang Murabbi kemudian.

Tumben? Binaan tersebut hanya senyum-senyum sendiri dengan sindiran itu. Padahal memang banyak jarang datangnya daripada datangnya di kajian pekanan.

Ia jadi ingat tentang sindiran Rasulullah kepada para sahabat. Ketika Rasulullah saw. berjalan dengan para sahabat tiba-tiba menemukan bangkai kambing yang membusuk dan kehilangan telinganya. Lalu Rasulullah bertanya kepada para sahabat, "Adakah di antara kalian yang menginginkan kambing ini?"

Para sahabat menjawab, "walaupun kambing tersebut diberikan gratis maka kami tidak menginginkannya."

Kemudian Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya dunia lebih hina dari bangkai kambing tersebut."

Ketika ada tiga sahabat yang masing-masing mengatakan,"Aku akan qiyamul lail dan tidak akan tidur. Aku terus beribadah dan tidak akan menikah. Aku akan puasa sepanjang tahun dan tidak berbuka," maka Rasulullah saw kemudian mendatangi tiga sahabat tersebut dan bertanya, "Apakah kalian yang mengatakan begini dan begini? Ketahuilah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah. Akan tetapi aku shalat tapi juga tidur. Aku pun menikah, dan aku pun puasa tapi juga berbuka. Barang siapa yang tidak senang dengan sunnahku maka ia bukan termasuk golongan umatku."

Itulah cara Rasulullah dengan sindiran. Namun Rasulullah juga pernah melakukan hukuman dalam bentuk nonfisik lain. Rasulullah pernah nyuekin dan mengucilkan sahabat bernama Ka'ab bin Malik ketika ia mencari alasan untuk tidak hadir dalam Perang Tabuk. Rasulullah saw juga memerintahkan orang tua agar memukul anaknya ketika tidak mengerjakan sholat pada usia sepuluh tahun dan memerintahkan orang tua untuk menggantung cemeti. Namun dalam praktiknya, Rasulullah tak pernah melakukan hukuman dalam bentuk fisik seperti pemukulan atau hukuman sejenisnya yang menyakiti fisik adalah bentuk kejahatan yang harus dihilangkan, kecuali dalam kondisi yang memaksa dan ini hanya berlaku untuk orang tua kepada anaknya atau guru kepada muridnya yang tentu saja dilakukan pada anak yang belum beranjak remaja. Sebab bagaimana pun kecilnya hukuman fisik yang dilakukan kepada anak yang sudah remaja akan terasa menyakitkan dan menghilangkan harga dirinya.

Pemberian hukuman harusnya hendaknya diberlakukan bila ishlah (perbaikan) baik melakukan sindiran maupun teguran langsung baik fisik maupun nonfisik.

"Next week ifthar jama'i ya!" tulis Murabbi selanjutnya. Ah, pandai sekali menghibur. (ri)


Penulis: Muhammad Sholich Mubarok
Sumber: http://bersamadakwah.net/tamparan-halus-itu-bernama-sindiran/


Tidurnya Orang Berpuasa Adalah Ibadah Itu Hadits Palsu?
1:00:04 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com
Tidurnya orang berpuasa merupakan ibadah memang sudah seringkali kita dengar, baik di pengajian atau pun di berbagai kesempatan. Dan paling sering kita dengar di bulan Ramadhan.

Di antara lafadznya yang paling populer adalah demikian:

Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.

Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu).

Hadits Palsu

Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi.Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits.

Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa si Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits.

Bahkan lebih keras lagi adalah ungkapan Yahya bin Ma'in, beliau bukan hanya mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini pemasu hadits, tetapi beliau menambahkan bahwa Sulaiman ini adalah "manusia paling pendusta di muka bumi ini!"

Selanjutnya, kita juga mendengar komentar Al-Imam Al-Bukhari tentang tokoh kita yang satu ini. Belaiu mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta.

Saking tercelanya perawi hadits ini, sampai-sampai Yazid bin Harun mengatakan bahwa siapapun tidak halal meriwayatkan hadtis dari Sualiman bin Amr.

Iman Ibnu Hibban juga ikut mengomentari, "Sulaiman bin AmrAn-Nakha'i adalah orang Baghdad yang secara lahiriyah merupakan orang shalih, sayangnya dia memalsu hadits. Keterangan ini bisa kita dapat di dalam kitab Al-Majruhin minal muhadditsin wadhdhu'afa wal-matrukin. Juga bisa kita dapati di dalam kitab Mizanul I'tidal.

Rasanya keterangan tegas dari para ahli hadits senior tentang kepalsuan hadits ini sudah cukup lengkap, maka kita tidak perlu lagi ragu-ragu untuk segera membuang ungkapan ini dari dalil-dalil kita. Dan tidak benar bahwa tidurnya orang puasa itu merupakan ibadah.

Oleh karena itu, tindakan sebagian saudara kita untuk banyak-banyak tidur di tengah hari bulan Ramadhan dengan alasan bahwa tidur itu ibadah, jelas-jelas tidak ada dasarnya. Apalagi mengingat Rasulullah SAW pun tidak pernah mencontohkan untuk menghabiskan waktu siang hari untuk tidur.

Kalau pun ada istilah qailulah, maka prakteknya Rasulullah SAW hanya sejenak memejamkan mata. Dan yang namanya sejenak, paling-paling hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja. Tidak berjam-jam sampai meninggalkan tugas dan pekerjaan.

Wallahu a'lam bishshawab/ (ri)


RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK