Monday, June 29, 2015

PIYUNGAN ONLINE

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Hestek #SudahlahJokowi Jadi Trending Topic
12:27:37 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Gonjang ganjing pemerintahan saat ini semakin kenceng. Dari isu reshuffle kabinet yang kian marak sampai kondisi ekonomi nasional yang kian morat marit. PHK sudah terjadi dimana-mana, daya beli masyarakat anjlok, pertumbuhan ekonomi turun.

"Biasanya, minggu pertama (di bulan Ramadan) seperti ini, omset Rp 17 jutaan per hari. Sekarang 6-7 jutaan," kata si mbak penjaga kios di pasar Tanah Abang, seperti dilansir Rappler.

Kondisi Indonesia selama sekitar delapan bulan dibawah presiden Joko Widodo memang tak sesuai janji saat kampanye. (Baca: Menolak Lupa #100JanjiJokowiJK)

Kondisi memprihatinkan ini membuat publik di social media hari ini (Selasa 30/6) meramaikan cuitan di twitter dengan hastag #SudahlahJokowi.

Berbagai keluhan publik disampikan netizen pengguna twitter dengan menggunakan tanda pagar #SudahlahJokowi mulai pagi ini.

"Saya berdoa bapak Jokow! tidak sampai 5 tahun bkn krna benci tp ga mau Indonesia makin ancur #SudahlahJokowi," tulis netizen @arynlestari.

"Kemana janji bapak dulu, rakyat semakin menderita saja pak, tidak ada perubahan diindonesia #SudahlahJokowi" cuit @Marta_J10.

"Sampai detik ini para petani Ponorogo Masih Menunggu Traktor yang Dijanjikan #SudahlahJokowi," ujar akun @ForumHijau_ID.

"Ada janji palsu pasti ada jokowi #SudahlahJokowi," kicau netizen @Akis798.

"Karena kami sayang bapak, kasian... Hanya jadi petugas.... #SudahlahJokowi," ujar ?@maswanto_abii.

"Kalau sudah lelah.... #SudahlahJokowi #SudahlahJokowi," cuit @ypaonganan.  

"#SudahlahJokowi ini sudah sampai titik nadir pemerintahan bangsa yang besar.. Astaghfirullah..," tulis @airakaz.

"Pak @jokowi klo sdh tdk kuat harap mlambai di kamera #SudahlahJokowi," cuit netizen @katyusha_strike.

Ada pula yang berkicau "hidup tak seindah janji jokowi... #SudahlahJokowi"

Hestek #SudahlahJokowi pun jadi Trending Topic.


Benarlah apa yang disampaikan Rasulullah SAW:

"Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR BUKHARI - 6015).




Ekonomi Indonesia Diambang Resesi
12:27:18 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Perekonomian Indonesia kini berada pada lampu kuning dan berada diambang resesi. Indikatornya, antara lain nilai tukar rupiah yang terus merosot, daya beli masyarakat yang semakin melemah dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan hanya 4,2 persen pada kuartal II tahun 2015 ini.

Hal tersebut dikatakan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy kepada Kabar Banten, akhir pekan ini.

"Menurut saya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah di ambang resesi, karena saat ini sudah lampu kuning. Itu lampu kuning resesi yang menjurus pelambatan total, meski tidak sampai pertumbuhan negatif tahun 1997 dan 1998," ujar Noorsy.

Noorsy menjelaskan, keadaan tersebut bisa terjadi karena pemerintah tidak cukup optimal dalam menyerap pendapatan pajak, terus merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Menurut saya, resesi sudah di depan mata jika penerimaan pajak short fall dan belanja short age. Indikatornya, 1 dolar sama dengan Rp14.250," kata Noorsy.

Posisi rawan perekonomian Indonesia disebabkan jalur keuangan dan jalur perdagangan bisa bersama-sama atau masing-masing sebagai penyebab krisis. "Krisis yang terjadi tahun 1997 dan 1998 disebabkan faktor keuangan yang bercampur dengan faktor politik. Sejak 2011, penurunan pertumbuhan perekonomian Indonesia disebabkan jalur perdagangan. Sedangkan keadaan yang terjadi saat ini (tahun 2015) bisa dipicu keduanya (keuangan dan perdagangan)," ucapnya.

Dia mengatakan, jika keadaan ekonomi saat ini disebabkan faktor keuangan dan perdagangan, justru lebih berbahaya. Sebab, hal itu akan membuat pukulan ganda yang mengakibatkan defisit perdagangan, defisit modal, defisit neraca pembayaran Indonesia dan defisit anggaran.

Noorsy mengajukan jalan keluar atau solusi mengatasi keadaan perekonomian terkini. Dia meminta agar pemerintah segera merealokasikan anggaran ke sektor-sektor pembiayaan rakyat, pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), biaya petani, petambak pedagang kecil. Pemerintah harus menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.

"Pemerintah jangan mencabut subsidi listrik 450 VA, hentikan kebijakan menaikkan harga energi. Kemudian perintahkan anggaran pemeerintah daerah agar digunakan untuk sektor riil. Dengan cara itu, diharapkan dampak resesi bisa dikurangi," katanya.

Dia menjelaskan, bagi Indonesia resesi ekonomi sasma dengan penurunan kualitas hidup. Itu berarti sama juga dengan penurunan keceredasan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan strutural yang masif.

Harus dihentikan

Pemerintah, kata Noorsy, harus segera berhenti mengeluarkan kebijakan yang memiskinkan rakyat, seperti pencabutan subsidi bahan bakar minyak, subsidi listrik. Walaupun pencabutan subsidi itu digantikan dengan subsidi langsung kepada orang (kaum miskin), tetapi hal itu merupakan kesalahan dalam penataan kebijakan ekonomi nasional.

Kesalahan meliberalisasikan perekonomian Indonesia tidak lain karena pemerintah menerima saran-saran dari para ekonom yang menyesatkan, termasuk dari lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Di sisi lain, terus melemahnya nilai tukar rupiah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai akan terus terseok dan melambat. Meskipun diprediksi tidak akan sedemikian parah, pemerintah diminta agar berhati-hati dalam mengambil kebijakan ekonomi.

"Itu lampu kuning resesi menjurus perlambatan total, walau tidak sampai pertumbuhan negatif seperti tahun 1997-1998," ujar Noorsy.

Noorsy memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II hanya sebesar 4,2 persen dan bahkan akan terus melorot.

Peringatan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah terus disuarakan sejumlah pengamat ekonomi. Sebab, sejak susunan kabinet kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla diumumkan pada 26 Oktober 2014 lalu, kondisi ekonomi terus memburuk bahkan yang terparah sejak 2009. Berdasarkan analisis data, saat ini jalan ekonomi Indonesia tertahan "lampu kuning" yang harus segera diantisipasi agar jangan terus jatuh dan menemui "lampu merah".

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2015 sebesar 4,71 persen. Angka ini turun 0,5 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,21 persen. "Jika dibandingkan dengan kuartal IV 2014, angka pertumbuhan ekonomi turun 0,18 persen," kata Kepala BPS Suryamin awal Mei lalu.

Bank Dunia dan IMF juga telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Jika pertumbuhan ekonomi dunia turun, jelas hal itu akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
(mbs)

Sumber: http://economy.okezone.com/read/2015/06/29/20/1173275/ekonomi-indonesia-diambang-resesi




Ekonom Perkirakan Rupiah Bisa 13.900/dolar AS
12:16:20 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan terus melemah hingga akhir tahun sebesar Rp13.900.

"Kalau saya sih, rupiahnya tim forex (foreign exchange atau valuta asing) research kami agak bearish, ya, ke 13.900, tetapi itu dengan kenaikan BI rate (suku bunga acuan bank sentral)," katanya dalam acara Buka Puasa Bersama Standard Chartered Bank dan Diskusi Panel "Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan Sektor Perusahaan Menengah di Indonesia" di Jakarta, Senin.

Nilai tukar rupiah akhir tahun diprediksi berada di Rp13.900 merupakan skenario yang konservatif.

Ia mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah adalah fenomena "superdolar" dan Yunani yang terancam keluar dari Eropa.

"Ada pengaruh superdolar, Yunani cenderung implikasinya tidak begitu bagus pada pasar finansial," katanya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa suku bunga acuan bank sentral atau BI rate diprediksikan naik 7,75 persen jika Fed rate naik.

"Kalau tidak dinaikkan BI rate-nya, mungkin pressure-nya (tekanan terhadap nilai tukar rupiah) lebih besar lagi," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa BI rate sulit turun karena kondisi rupiah yang masih tertekan.

"Saya  melihat tahun ini BI rate tidak diturunkan karena rupiahnya masih dalam kondisi seperti ini. Kalau diturunkan hanya 25 basis poin, 50 basis poin dampaknya lebih banyak lost-nya (hilang) daripada benefit-nya (keuntungan)."

Ia mengatakan bahwa rupiah tertekan berdampak pada inflasi yang naik.

Berdasarkan laman resmi Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari Jumat (26/6) melemah hingga Rp13.338 dan pada hari Senin (29/6) hingga Rp13.356.

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/504215/ekonom-perkirakan-rupiah-bisa-ke13900dolar-as




RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts

No comments:

Post a Comment