PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan 194 Nama Lolos Seleksi Capim KPK, Ratna Sarumpaet dan Albertina Ho Tersingkir | 2:37:29 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Sebanyak 194 nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan lolos seleksi administrasi oleh Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK periode 2015-2019.
Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK Destry Damayanti merinci, kebanyakan dari mereka 46 orang berprofesi sebagai advokat dan konsultan hukum, 31 orang berasal dari swasta dan BUMN, 28 orang dosen, 23 penegak hukum, auditor 10 orang, dan 4 orang dari KPK.
Peserta perempuan yang lolos sebanyak 23 orang. Dari segi latar pendidikan, terbanyak dari mereka berpendidikan S2 sebanyak 46 persen, 24,8 persen calon berpendidikan S3, dan sisanya S1.
Daerah asal calon tersebar dari seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua, sementara calon yang lolos seleksi berasal dari Jakarta 31 persen, Jawa di luar Jakarta 51 persen, sisanya menyebar di Sumatera (termasuk Aceh), Sulawesi, Kalimantan, Maluku, NTB, NTT, dan Papua.
Dari nama-nama yang lolos seleksi, tak nama Ratna Sarumpaet atau pun Hakim Albertina Ho-dua nama tokoh perempuan yang dijagokan sebagai capim KPK lantaran terbukti integritas dan keberaniannya.
Destry yang didampingi delapan anggota Pansel KPK lainnya hanya mengatakan, pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi wajib mengikuti tahapan seleksi selanjutnya yaitu tes objektif dan pembuatan makalah pada 8 Juli 2015, pukul 09.00-15.00 WIB.
"Mereka wajib membawa kartu identitas dan makalah deskripsi diri bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Jalan Gaharu I Nomor I Cipete Cilandak Barat, Jakarta Selatan," katanya.
Kerangka makalah deskripsi diri dapat diunduh di website www.setneg.go.id/seleksikpk berikut informasi nama-nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi administrasi yang juga termuat di dalam website tersebut.
Pada kesempatan itu, Pansel KPK membacakan nama-nama yang lolos seleksi di hadapan media.
Selanjutnya, Pansel KPK mengundang masyarakat untuk memberikan masukan terhadap nama-nama tersebut paling lambat pada 3 Agustus 2015 melalui website www.capimkpk.setneg.go.id atau melalui surat dengan alamat Kementerian Sekretariat Negara Gedung 1 lantai 2, Jl. Veteran Nomor 18 Jakarta Pusat 10110.
Pengumuman hasil penilaian makalah akan dilakukan pada 15 Juli 2015, dilanjutkan profile assessment pasa 27-28 Juli 2015, pengumuman daftar pendek calon pimpinan KPK 12 Agustus 2015, tes kesehatan pada 18 Agustus 2015, dan wawancara pada 24-27 Agustus 2015.
Lalu akan dilakukan penyampaian laporan Pansel KPK kepada Presiden pada 31 Agustus 2015.
Destry menegaskan, masukan dari masyarakat akan berguna dalam proses seleksi sebagai bahan pertimbangan. "Tapi bukan yang sifatnya gosip atau pembunuhan karakter, yang masuk akan menjadi bahan pertimbangan dalam proses seleksi," katanya.
Ia mengatakan, dalam seleksi kali ini, calon yang mendaftar sangat beragam termasuk salah satunya ada pekerja asal Indonesia yang bekerja di Washington yang turut serta mendaftar. "Dari CV yang dikirimkan pada kami, orang ini di sana sangat aktif dalam berbagai kegiatan antikorupsi," katanya.
Proses seleksi pimpinan KPK untuk masa tugas 2015-2019 sendiri sudah dilaksanakan pendaftarannya sejak 5 Juni 2015 dan ditutup pada Jumat, 3 Juli 2015 pukul 12.00 WIB. Total jumlah pendaftar sebanyak 611 nama dimana 61 di antaranya adalah perempuan. [HAG/ara/jie]
Sumber: http://pribuminews.com/04/07/2015/194-nama-lolos-seleksi-capim-kpk-ratna-sarumpaet-tersingkir/
***
Tidak lolosnya dua wanita hebat Ratna Sarumpaet dan Hakim Albertina Ho tentu sangat disayangkan, dan masih jadi tanda tanya.
|
"Ini Dunia Nyata, Tuan Jokowi. Bukan Game e-Republik" | 2:25:47 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Apalagi Alasan Tuan untuk Bertahan?
Tragedi 'I don't read what I sign' terulang lagi. Sebelumnya perpres tentang uang muka mobil pejabat. Kini ada PP tentang JHT (BPJS). Apakah tuan tidak paham, kesalahan tanda tangan itu berdampak ke lebih dari dua ratus juta orang. Apakah tuan tidak memikirkan itu. Tidakkah tuan malu, apa yang tuan tandatangani sendiri, kemudian tuan batalkan lagi.
Ini negara di dunia nyata, tuan. Bukan Game e-Republik ala internet itu.
Kalau memang tidak baca, atau tidak paham rancangan pearturannya maka tuan memang sangat tidak layak ada di situ. Menyedihkan jika tuan terus memaksakan diri ada di sana.
Banyak orang yang tidak suka pada tuan menuduh tuan presiden ini bodoh dan tidak mengerti apa-apa. Bahkan menteri tuan pun berkata demikian. Tapi bagi saya bukan tuan lah yang bodoh. Tapi para pendukung tuanlah yang sangat teramat bodoh yang terus memuja sosok yang tidak paham apa-apa itu.
Sebelum terlambat, sebelum negara ini semakin tuan bawa ke tubir jurang yang dalam, lebih bijak jika tuan mengundurkan diri. Ini akan sangat baik buat negara tuan.
Melihat apa yang sudah tuan lakukan dalam delapan bulan ini, yang diantaranya terlihat dari hal berikut: ekonomi terus melambat, rupiah semakin terpuruk, korporasi asing dan aseng semakin mencengkeram, BUMN digadaikan, SDA semakin terkuras, pengangguran semakin membludak, kesenjangan sosial semakin menganga, kehidupan politik amburadul, hukum teracak, tersangka korupsi jadi wakapolri, raja judi jadi wantimpres, para relawan tuan jadi bos BUMN, sementara rakyat makin tercekik dengan kebijakan neoliberal tuan, anti subsidi, harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, maka apalagi alasan tuan untuk bertahan?
?#?SudahlahJokowi? ?#?SudahiJokowi?
(Feri Susanto)
|
Al-Quran Turun dalam Format Suara, Bukan Format Teks | 1:54:25 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Selain ditulis, Al-Quran sampai kepada kita lewat hafalan yang merupakan keunggulan bahasa Arab. Sejak diturunkan di masa Rasulullah SAW, sebenarnya Al-Quran itu lebih dominan dihafal ketimbang ditulis. Bukan hanya dihafal saja, tetapi Al-Quran dibaca tiap hari lima kali dalam shalat fardhu. Kenapa lebih dominan dihafal? Karena Al-Quran itu turun dalam format suara dan bukan dalam format teks. Dan kelebihan bahasa Arab itu mudah dihafal dibandingkan menghafal kalimat dalam bahasa lainnya. Saat ini di permukaan bumi ini ada bermilyar manusia yang menghafal ayat-ayat Al-Quran sebagiannya, dan ada ribuan umat Islam yang menghafal seluruh ayatnya yang lebih dari 6 ribuan. Mereka membacanya berulang-ulang setiap hari, setidaknya lima kali sehari. Sekali saja ada orang yang salah membaca Al-Quran, akan ada ribuan orang yang mengingatkan kesalahan itu. Semua itu menjelaskan firman Allah SWT bahwa Al-Quran itu memang dijaga keasliannya oleh Allah SWT Tidak mungkin Al-Quran ini punah atau dipalsukan. Al-Quran dari segi periwayatannya sangat pasti benarnya, sehingga para ulama menyebut hal ini dengan ungkapan : qat'iyu ats-tsubut (???? ??????). Selain Al-Quran, di dunia ini tidak ada satu pun kitab suci yang bisa dihafal oleh pemeluknya. Selain karena kitab-kitab suci mereka agak rancu sebagaimana kerancuan perbedaan doktrin dan perpecahan sekte dalam agama itu, juga karena kitab-kitab itu terlalu beragam versinya. Bahkan seringkali mengalami koreksi fatal dalam tiap penerbitannya. Oleh karena itu kita belum pernah mendengar ada Paus di Vatican sebagai pemimpin tertinggi umat Kristiani sedunia, yang pernah menghafal seluruh isi Injil atau Bible di luar kepala. Para pendeta Yahudi tertinggi tidak ada satu pun yang mengklaim telah berhasil menghafal seluruh isi Talmud atau Taurat secara keseluruhan dari ayat pertama hingga ayat yang penghabisan. Dan tidak ada satu pun dari para Biksu Budha di seluruh dunia yang dikabarkan pernah menghafal Tripitaka. Dan tak satu pun petinggi dari agama Hindu yang pernah dinyatakan menghafal Veda. Wallahu a'lam bishshawab. (Galafath) |
Dengan Konsep Syariah, Muslimah Ini Mampu 'Putar' Uang dari Rp 1 Juta Jadi Rp 100 Miliar | 1:49:03 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Mengelola uang dari Rp1 juta menjadi Rp100 miliar selama 21 tahun dengan konsep keuangan mikro berbasis syariah atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) berhasil dilakukan oleh seorang ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dia adalah Mursida Rambe, seorang muslimah yang mulai memperkenalkan ekonomi syariah kepada para pelaku usaha mikro, yakni para pedagang atau bakul di Pasar Beringharjo.
"Hal tersebut tidaklah mudah," kata Mursida, seperti yang dilansir detik.com, Jumat (3/7).
Perjuangannya dimulai saat banyak pedagang di Pasar Beringharjo yang terjerat utang pada rentenir. Berawal dari keprihatinan itulah, ia tergerak untuk mencegah agar para pedagang terhidnar dari rentenir.
Modal awal yang diperoleh Mursida hanya Rp1 juta yang diperoleh dari Dompet Dhuafa. Saat ini, lanjut Mursida, para pedagang meminjam Rp25 ribu, Rp50 ribu, Rp75 ribu dan seterusnya.
"Mereka mengembalikannya dengan nyicil seribu rupiah per hari. Itu pun para pedagang masih memberikan uang Rp500 untuk infaq," tuturnya. Bahkan, para pedagang yang sakit tidak ditagihnya, hingga benar-benar sembuh dan kembali berdagang seperti biasa.
Saat ini, dia pun mendirikan lembaga keuangan mikro Baitul Maal Wat Tamwil dalam bentuk koperasi syariah bernama BMT Pasar Beringharjo.
Jumlah anggota setiap tahun terus bertambah. Saat ini sudah berjumlah 47.000 anggota. "Kalau dihitung dengan anggota keluarga mencapai 200.000-an. Modal yang kami kelola saat ini Rp105 miliar," ungkapnya.
Sistem yang diterapkan Mursida mendatangkan pujian dari Pakar ekonomi syariah Muhammad Syafii Antonio. Syafii Antonio turut mengapresiasi lembaga keuangan dengan sistem BMT yang dibangun Mursida.
"Bisnis secara syariah membuat banyak pelaku ekonomi mikro terselamatkan dari kebangkrutan akibat terlilit utang dengan bunga tinggi," tuturnya, seperti yang dilansir antaranews.com, Kamis (2/7) lalu.
Syafii Antonio mengemukakan, hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya dalam memberikan teladan dengan berbisnis yang Islami berprinsip syariah dan terhindar dari riba. (abr/dakwatuna) |
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !