PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Presiden PKS: Buruh Asing Masuk, Rakyat Kekurangan Lapangan Kerja | 9:00:04 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, meminta pemerintah berhati-hati dengan aksi demo para buruh kali ini. Selama ini, kata Sohibul, pemerintah terlalu menyederhanakan persoalan ekonomi, salah satunya izin bagi Tenaga Kerja Asing (TKA).
"Saya kira pemerintah terlalu menyederhanakan persoalan di tengah-tengah ekonomi seperti ini. Tanpa buruh asing masuk pun itu sudah pasti kita kekurangan lapangan kerja. Nah, sekarang ditambah dengan masuknya TKA tentu itu akan menambah persoalan lain di lapangan," ujar Sohibul di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Selain itu, soal ancaman PHK massal, Sohibul berharap pemerintah meningkatkan daya tahan bagi perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Program yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu, memberikan insentif kepada perusahaan.
"Insentifnya silahkan pemerintah berinovasi memberikan beragam insentif, baik insentif fiskal, misalnya pengurangan pajak, kemudahan pajak. Insentif apa saja. Sehingga mereka punya daya tahan lebih untuk pegawainya tidak di PHK," katanya.
Oleh karena itu, dia sangat berharap pemerintah berpikir jernih untuk lebih memikirkan nasib buruh sendiri, daripada buruh dari warga negara lain.
"Utamakanlah buruh kita sendiri di atas kepentingan buruh lain. Selesaikan itu, nanti hubungan kita dengan negara lain itu banyak channel-nya, tidak hanya dengan menggunakan diplomasi hukum saja. Kita bayak channel-nya diplomasi," tandasnya.
Sumber: rimanews.com
|
Bandung Kota Favorit Wisatawan, Jakarta Masuk 10 Kota yang Tidak Bersahabat se-Dunia | 8:44:33 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Kenyamanan merupakan salah satu komponen kualitas hidup yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat pada suatu wilayah. Oleh karena itu pemimpin diwilayah tersebut harus bisa menciptakan kenyamanan baik untuk masyarakat setempat dan juga para pendatang atau wisatawan.
Ironisnya, Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik Indoensia yang saat ini dipimpin gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapatkan penilaian buruk sebagai kota tidak nyaman dan bersahabat bagi para pelancong.
Dari hasil survei majalah travel Conde Nast Traveler, Jakarta menempati nomor sembilan dalam sepuluh kota paling tidak bersahabat di dunia.
Penilaian ini adalah hasil pendapat para pelancong internasional yang dirangkum oleh Conde Nast Traveler.
Seperti dilaporkan laman Sydney Morning Herald (31/8/2015), Jakarta termasuk dari sepuluh kota yang tidak bersahabat.
Peniliaian ini ditentukan oleh survei tahunan Reader Choice Awards dari majalah itu yang mengaku menerima sejuta suara dari 77.000 pembacanya.
Berikut sepuluh teratas kota tak bersahabat:
1. Caracas, Venezuela 2. Casablanca, Maroko 3. Guangzhou, Tiongkok 4. Guatemala City, Guatemala 5. Nairobi, Kenya 6. New Delhi, India 7. Kairo, Mesir 8. Moskow, Rusia 9. Jakarta, Indonesia 10. Cannes, Prancis
Sebaliknya kota Bandung yang dipimpin oleh Ridwan Kamil seorang pemimpin yang tidak banyak mengumbar kata kata ataupun tidak tempramental sebagaimana Ahok, dengan bangga mengklaim sebagai kota favorit tujuan wisata.
Seperti dilansir CNN Indoensia, kota 'Kembang' Bandung terpilih sebagai salah satu destinasi wisata favorit di kawasan Asia. Hebatnya lagi ibukota dari Jawa Barat ini menempati posisi ke-4 setelah Bangkok, Seoul, dan Mumbai.
Hasil tersebut didapatkan dari survei independen yang dilakukan terhadap wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di situs jejaring sosial, Facebook. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Nunung Sobari, mengatakan bahwa saat ini Bandung menempati urutan pertama sebagai kota favorit di Asean.
"Selain terfavorit di Asean, Bandung juga masuk urutan kelima se-Asia Pasifik dan urutan ke-21 di dunia terkait pariwisata," katanya seperti dikutip dari laman Indonesia Travel.
*Sumber: CNN, kabarumat.com
|
Mengapa Jimly tak Lolos Capim KPK? | 8:40:04 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Jimly Asshiddiqie dipastikan tidak lolos dalam seleksi calon pimpinan KPK Jilid IV. Namanya tidak masuk dalam delapan nama yang diserahkan Pansel KPK ke Presiden Jokowi.
Tidak lolosnya Jimly pun membuat publik bertanya-tanya terkait penilaian Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) KPK. Hal tersebut lantaran banyak pihak yang justru menjagokan Jimly menjadi pimpinan KPK.
Juru Bicara Pansel KPK Betti S Alisjabana mengatakan tidak lolosnya Jimly diputuskan Pansel setelah melewati pertimbangan panjang. "Pansel melihatnya secara komprehensif dari hasil wawancara, tes kesehatan dan catatan-catatan yang kami terima dari para trackers," kata Betti kepada ROL, Selasa (1/9).
Betti menjelaskan ada lima hal yang menjadi pertimbangan Pansel dalam memilih Capim KPK. Pertama adalah integritas, kedua kompetensi, ketiga kepemimpinan, keempat independensi dan kelima adalah pengalaman.
Kemudian, hasil wawancara, hasil tes kesehatan dan catatan-catatan yang diterima dari Polri, Kejaksaan, PPATK, KPK, ICW dan lainnya. Di antara ukuran tersebut, kata Betti, ada nama yang dianggap lebih layak ketimbang Jimly.
Pansel telah menyerahkan delapan nama ke Presiden Joko Widodo pada Selasa (1/9) siang. Delapan nama Capim KPK yang terpilih dibagi menjadi empat yang berkaitan dengan pencegahan, penindakan, manajemen, dan yang berkaitan dengan supervisi koordinasi dan monitoring.
Berikut 8 nama calon pimpinan KPK yang diserahkan pansel ke Presiden Jokow:
Pencegahan: 1. Saut Situmorang (Staf Ahli KaBIN) 2. Surya Tjandra (Direktur Trade Union Center dan dosen Atma Jaya)
Penindakan: 1. Alexander Marwata (Hakim Ad Hoc Tipikor) 2. Brigjen Basaria Panjaitan (Mabes Polri)
Management: 1. Agus Rahardjo (Kepala Lembaga Kebijakan Barang dan Jasa Pemerintah) 2. Sujanarko (Direktur Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Sama antar Komisi KPK)
Supervisi: 1. Johan Budi SP (Plt pimpinan KPK) 2. Laode Syarif (dosen hukum Universitas Hasanuddin)
|
5000 MABA, Dosen dan Rektor Padati Masjid Kampus ITS "Gerakan Subuh Jamaah" | 8:39:17 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Masjid Kampus ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya), Masjid Manarul Ilmi membludak. Kejadian tersebut bermula ketika ribuan mahasiswa baru (MABA) 2015 yang muslim berbondong memasuki pelataran masjid untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Tak ayal, area parkir mobil Masjid pun menjadi pelataran shalat untuk menunaikan kewajiban sebagai muslim karena membludaknya jamaah.
Seperti diberitakan situs its.ac.id, Shubuh pagi itu (Sabtu, 29/8/2015) menjadi awal peresmian "Gerakan ITS Cinta Shubuh" yang dicanangkan oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSCEs PhD. Tak kurang dari 5000 jamaah yang sebagian besar berasal dari MABA, ditambah dosen dan masyarakat umum pun tumpah ruah memadati Masjid Manarul Ilmi.
Dalam sambutannya, Rektor ITS tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada jamaah dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS yang bisa mengarahkan mabanya untuk mengikuti acara tersebut.
Prof Joni menginginkan MABA muslim ITS tidak hanya mencari gelar dan ilmu semata. Namun, mencari bekal untuk di akhirat terutama untuk mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. Ada pun alasan ia memilih waktu subuh karena mempunyai banyak manfaat dari sisi kerohanian, jasmani, dan rezeki.
"Dalam hadits Nabi, Allah akan menjamin kehidupan makhluk-Nya mulai dari bangun sampai tidur jika melakukan solat subuh berjamah di masjid," ujar rektor yang terinspirasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan gerakan subuh jamaahnya. (baca: Rektor ITS Terinspirasi Erdogan)
Usut punya usut, demi mendukung peresmian gerakan ini, Joni telah menitipkan kunci rumah dinas Rektor ITS kepada Presiden BEM ITS sebagai tempat bermalam untuk mengindekoskan MABA yang tinggal jauh dari ITS. Bus ITS juga dikerahkan untuk menjemput MABA agar tidak telat datang ke masjid. Hal ini, ujarnya, agar MABA tidak merasa khawatir saat berjalan di malam hari.
Mengenai pro dan kontra, Joni tidak menampikkan gerakan yang dicanangkannya tentu tidak lepas dari pandangan semua orang. Namun, ia merasa hal tersebut sudah wajar terjadi. Baginya, sesama muslim tentu harus saling mengingatkan dan menasehati. Ia pun memilih diam untuk menghindari perdebatan dan membiarkan sentimen negatif mengenai dirinya. Menurutnya, hasil dari gerakan ini hanya bisa dilihat saat di belakang. "Contohnya orang tua yang belum mengerti dan tahu manfaat dari subuh berjamaah," ujar mantan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS tersebut.
 | Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSCEs PhD saat bertemu dengan ustadz Yusuf Mansur | Selanjutnya, untuk lebih memotivasi gerakan ini agar tidak luntur, ia akan membicarakan lebih lanjut dengan pihak Jamaah Masjid Manarul Ilmi untuk program selanjutnya. Rencananya, program ini akan dilaksanakan setiap penerimaan maba ITS selama masa kepengurusannya. "Setiap ospek maba tahun berikutnya akan diarahkan mengikuti gerakan ini," tandasnya.
Baca juga: Setelah ITS, IPB Juga Launching "Gerakan Subuh Berjamaah"
|
Setelah ITS, IPB Juga Launching "Gerakan Subuh Berjamaah" | 8:31:59 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSCEs PhD meresmikan "Gerakan ITS Cinta Shubuh" pada Sabtu (29/8) lalu yang diikuti sekitar 5000 jamaah yang sebagian besar berasal dari MABA, ditambah dosen dan masyarakat umum di Masjid Kampus ITS, Masjid Manarul Ilmi.
Dalam sambutannya, Rektor ITS menginginkan MABA muslim ITS tidak hanya mencari gelar dan ilmu semata. Namun, mencari bekal untuk di akhirat terutama untuk mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. Ada pun alasan ia memilih waktu subuh karena mempunyai banyak manfaat dari sisi kerohanian, jasmani, dan rezeki.
Seiring dengan ITS Surabaya, IPB juga mendeklarasikan gerakan sholat subuh berjamaah di masjid Al-Hurriyyah, Selasa (01/09), bertepatan dengan Dies Natalis Institut Pertanian Bogor yang ke-52.
Dilansir muslimdaily, kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS selaku wakil rektor bidang akademik. Dalam sambutannya, Prof Yonny mengatakan bahwa gerakan subuh berjamaah ini dicanangkan bukan semata-mata gerakan formalitas saja, dia berharap gerakan ini digerakkan oleh hati sehingga kedepan akan berkelanjutan.
Dia juga mengaku terkesan dengan antusiasme mahasiswa baru dan juga jamaah masjid yang begitu luar biasa, serta berharap semoga dengan ini dapat menurunkan ridho dan keberkahan dari Allah kepada IPB dan juga bangsa Indonesia ini pada umumnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ustadz Syamsudin selaku ketua DKM Al-Hurriyyah. Dalam khutbahnya, Ustadz Syamsudin menjelaskan tentang keutamaan dan pentingnya sholat berjamaah di masjid. Dia berharap dengan adanya kegiatan ini masjid semakin hari semakin makmur.
Gerakan subuh berjamaah ini dihadiri oleh kurang lebih 1000 jamaah yang didominasi oleh mahasiswa baru angkatan 52, selainnya adalah masa non angkatan 52 yang digerakkan oleh FSLDKI dan Pejuang Subuh IPB.
Gerakan subuh berjamaah juga serentak dilaksanakan di Asrama Putri PKU (Program Kompetensi Umum) IPB. Mahasiswa muslim angkatan 52 tersebut memulai aktivitasnya sebelum subuh, sembari bersiap melakukan upacara pembukaan Dies Natalis IPB yang ke 52. Dengan shaf yang teratur, dresscode putih-hitam yang berbalut mukena-mukena bersih, insan asrama putri angkatan 52 memenuhi lobi bawah tiap-tiap gedung asrama.
Shalat diakhiri dengan sharing ringan dari Senior Resident (SR) asrama mengenai keutamaan shalat subuh. SR juga menghimbau agar semua insan asrama dapat membiasakan shalat subuh secara berjamaah serta melakukan shalat wajib lainnya secara berjamaah.
Shalat secara berjamaah memang sudah menjadi kebiasaan bersama warga asrama, bahkan di setiap mushola gedung terdapat pembagian jadwal imam shalat, jadwal tausiyah, hingga jadwal pembacaan Riyadhus Salihin. Dengan adanya gerakan shalat subuh berjamaah ini diharapkan semakin banyak mahasiswi yang membiasakan diri mengikuti shalat berjamaah.
Seusai melakukan shalat shubuh berjamaah, mahasiswa TPB 52 bersiap berbaris, berseragam bawahan hitam, kemeja putih, serta jas almamaternya. Mahasiswa 52 tersebut berbaris rapih dan dimobilisasi ke Gymnasium oleh Senior Resident menuju lapangan Gymnasium IPB, untuk mengikuti pembukaan perayaan Dies Natalis IPB yang ke-52.
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !