PKS PIYUNGAN Web Berita Seputar PKS, Dakwah, Anis Matta, Kajian, Analisa, Politik Nasional Internasional dan Dinamika Masyarakat Jelang Pemilu, Presiden PKS Imbau Kader & Simpatisan Puasa Sunnah | 10:34:30 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| JAKARTA - Masa kampanye yang berlangsung relatif aman merupakan capaian penting dalam proses demokrasi di Indonesia.
"Ini kemajuan penting dalam pembelajaran demokrasi. Perbedaan partai dan gagasan tidak perlu menyulut kekerasan fisik. Ini patut diapreasiasi," kata Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/4/2014).
Ia menyampaikan apresiasi kepada kepolisian yang telah bekerja keras menjaga situasi tetap kondusif. Memang ada insiden, seperti di Aceh dan Yogyakarta, namun Polri segera menangani keadaan.
"Saya berharap insiden tersebut hanya letupan lokal dan situasi dapat segera pulih. Saya berharap kita bisa memasuki hari tenang dengan hati dan pikiran yang betul-betul tenang," imbuhnya.
Untuk menghadirkan ketenangan itu, Anis mengimbau kepada seluruh kader, simpatisan PKS, serta seluruh umat Islam Indonesia untuk berpuasa sunnah pada Senin ini.
"Saya sudah mengirim SMS dan BBM juga Twitter, mengimbau agar seluruh kader dan simpatisan PKS, serta seluruh ummat Islam Indonesia berpuasa sunnah untuk menghadirkan ketenangan di hati dan pikiran," kata mantan Wakil Ketua DPR itu.
Anis menambahkan, pemilu merupakan hajat besar bangsa sehingga wajar jika seluruh elemen berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
"Kebetulan di Islam ada ajaran berpuasa sunnah, maka saya mengimbau supaya kita bisa merasakan dan menghadirkan ketenangan," tegasnya.
Dalam konferensi pers penutupan kampanye di Salatiga, Jawa Tengah, Anis menyatakan optimismenya bahwa PKS akan memeroleh posisi tiga besar pada Pemilu 2014. (hol)
*http://pemilu.okezone.com/read/2014/04/07/568/966383/jelang-pileg-presiden-pks-imbau-kader-simpatisan-puasa-sunnah
|
Para "Jenderal Perang" di Media Sosial | 10:24:07 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| [KOMPAS] - Masa tenang telah tiba, tetapi di media sosial suasana "panas" tetap terasa. Perang justru makin terbuka. Tak sekadar perang program milik sendiri, beberapa akun diindikasikan sengaja melempar kampanye hitam yang menyerang kubu lain secara terbuka.
Hal yang melegakan, kampanye hitam kebanyakan berasal bukan dari akun-akun resmi partai politik. Karena itu, tak ada alasan perang di media sosial ini layak dilanjutkan di dunia nyata. Apa pun yang terjadi di media sosial, inilah dinamika dari teknologi canggih yang harus disikapi secara sederhana: dengarkan kata hati saja.
Lewat bantuan mesin analisis dari Politicawave, Kompas menelusuri akun-akun para "jenderal perang" yang menjadi penabuh genderang kampanye dari tiap-tiap parpol. Selama sepekan terakhir, Politicawave menganalisis percakapan di media sosial, terutama Twitter, menyangkut ke-12 parpol nasional.
Hasilnya, didapatkan peta jaringan interaksi percakapan tiap parpol dalam pola mention map. Dalam peta jaringan tersebut, muncul akun-akun para aktor yang terlibat intensif dan dominan terkait dengan isu parpol tersebut.
"Tidak semua akun di sini adalah akun-akun pendukungnya. Ada akun penyerang dan media juga yang terdeteksi. Tapi, akun-akun jenderal perangnya juga bisa dilihat di peta jaringan ini," kata Yose Rizal, Direktur Politicawave. Di peta jaringan percakapan ini, akun "bot" sudah dibuang.
Fakta menarik, ternyata tak semua parpol memiliki jenderal perang yang dominan di media sosial. Kondisi seperti ini biasanya terjadi pada partai papan menengah ke bawah. Namun, partai papan atas juga tak semuanya memiliki serangan yang signifikan dan terpola.
Pada dasarnya, tak semua akun yang terjaring adalah akun resmi milik parpol bersangkutan. Juga perlu ditegaskan, tak semua akun resmi yang sengaja dibuat oleh parpol terjaring sebagai akun dominan.
Sebaliknya, suka tidak suka, akun-akun simpatisan dan sukarelawan yang sepertinya biasa saja terjaring dalam peta ini dan secara tak sengaja menjadi "jenderal perang" dari parpol yang bersangkutan.
Peta jaringan paling mudah dibaca adalah milik PKS. Dari PKS, muncul akun @pkspiyungan yang daya tahannya dalam kampanye di media sosial sulit ditandingi. Muncul juga akun @hafidz_ary dan @pkswatch yang membela PKS.
Juru Bicara DPP PKS Mardani Ali Sera, Minggu (6/4), menjelaskan, PKS memiliki sekitar 300.000 prajurit di media sosial. Selain mengelola isu untuk dibahas, para prajurit itu juga bertugas memantau "serangan" terhadap PKS.
Mayoritas prajurit di media sosial adalah kader. "Sekitar 10 persen dari 300.000 itu adalah anak kader," katanya.
DPP PKS sendiri hanya memiliki satu akun resmi di Twitter, yakni @pksejahtera.
Dari PAN tercatat @alvinlie21, @pan_marissa, dan @hr_fans. PAN termasuk partai yang tidak secara masif mengerahkan para prajurit media sosial untuk berkampanye.
Alvin Lie mengakui, dirinya bukanlah orang yang ditugasi untuk mengampanyekan PAN di media sosial. "Saya hanya terpanggil secara moril untuk ikut membantu sosialisasi PAN," ujarnya.
PAN, kata Alvin Lie, memang mengimbau para kader untuk memanfaatkan media sosial. "Tapi, kami tak ada program khusus untuk membuat cyber army. Saya sendiri hanya meluangkan waktu senggang untuk main Twitter," ucapnya.
Hal membingungkan ketika menganalisis peta jaringan PDI Perjuangan. Di PDI-P ternyata tak ada yang dominan menjadi panglima perang. Akun @jokowi_do2 memang banyak pengikutnya, tetapi tak menjadi akun dominan untuk mengampanyekan PDI-P.
Akun @pdi_perjuangan berusaha menjadi juru bicara PDI-P. Namun, dalam peta jaringan percakapan, suaranya tenggelam oleh percakapan "tetangga". Percakapan dengan sentimen positif memang banyak disumbang dari akun-akun sukarelawan PDI-P dan Jokowi. Akan tetapi, hingga pekan lalu, suara mereka belum dominan.
Golkar tampak tak memiliki pola kampanye yang beraturan karena tak ada akun yang dominan. Akun @aburizalbakrie dan @golkar5 tenggelam oleh percakapan kompetitor.
Dari Partai Demokrat, akun dominan adalah @dipoilhamdjalil, @ulil, serta @farhatabbaslaw.
*koran KOMPAS (Senin, 7/4/2104) halaman 1
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !