Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Friday, July 4, 2014 | 5:15 PM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

"Beberapa #Kesan dari Konser Ramadhan Maher Zain"
8:06:41 PMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Oleh @malakmalakmal

01. Saya mau berikan catatan singkat ttg #Kesan dari Konser Ramadhan Maher Zain 2 hari yg lalu.

02. Krn ada bbrp hal yg menarik, jadi perlu diberi catatan. Ada poin2 yg sayang kalau tdk dicatat. #Kesan

03. Hal pertama yg menarik perhatian saya adalah betapa suksesnya Maher Zain. #Kesan

04. Fansnya di Indonesia sangat banyak, dari berbagai strata. Selama ini sy kurang memperhatikan. #Kesan

05. Beberapa pemuda yg duduk sebaris dgn saya hapal banyak sekali lirik lagu Maher Zain. Quite impressive. #Kesan

06. Liriknya yg adem dan Islami ternyata sangat diminati. Ini suatu hal yg cukup menggembirakan. #Kesan

07. Di tengah2 industri musik yg kebanyakan hanya cari sensasi, bahkan kalo perlu dgn lirik mesum, Maher Zain bisa eksis. #Kesan

08. Di awal acara, penonton dihibur dgn artis pembuka, Raef. Tipenya mirip2 Maher Zain, musik adem. Bedanya, dia bergitar :) #Kesan

Yang hadir di konser masih ingat satu lagu yang dibawakan Raef bersama Maher Zain? Nah, ini videoklipnya  :)


09. Ada kata2 Raef yg membuat saya tersenyum malam itu. #Kesan

10. Waktu itu, dia mengajak penonton mengangkat jari telunjuk ke atas. Ya, salam satu jari, biasanya disebut begitu. #Kesan

11. Hanya saja, Raef malam itu menyebut "The Laa Ilaah illa Allaah finger!" #Kesan

12. Jauh dari konteks pilpres, salam satu jari agaknya memang diterima sbg gestur salam tauhid. #Kesan

13. Alhamdulillaah, umat Muslim dipersatukan o/ Tauhid yg membuat setiap org bersaudara. #Kesan

14. Pilpres dan politik hanya sebagian dr urusan kita di dunia. Islam-lah yg mempersatukan kita. #Kesan

15. Bukan berarti tdk perlu pikirkan politik. Justru dlm politik kita pun bersatu, dan ikatan terkuat adalah 'aqidah. #Kesan

16. Meski beda pendapat selalu ada, tapi umat tdk boleh terpecah belah o/ kekuatan politik anti-Islam. #Kesan

17. Di awal Ramadhan ini, sy sdh bbrp kali mengisi kajian di perkantoran di Jkt. Aroma persatuan umat sangat terasa. #Kesan
18. Ternyata, pandangan politik umat Muslim yg taat pd agamanya semakin mengkristal. #Kesan

19. Hal lain yg menarik perhatian adalah ketika bbrp kali nama PKS dan ust @anismatta disebutkan di atas panggung. #Kesan

20. Setiap kali nama2 itu disebut, ruangan Istora menjadi gegap gempita. #Kesan

21. Pimpinan PKS nampaknya justru paling sedikit di kursi VIP. Ini menarik. #Kesan

22. Banyak org memberikan analisis ttg PKS, seolah2 di PKS ada 'elit' dan ada 'bawahan'. #Kesan

23. Padahal, seperti yg telah dibuktikan, kekuatan PKS adalah pd kebersamaannya. #Kesan

24. Sikap @Prabowo08 pada acara tsb jg mengundang perhatian. #Kesan

25. Dlm bbrp kesempatan, termasuk di salah satu talkshow, ust @anismatta sdh jelaskan alasannya mendukung Koalisi Merah-Putih. #Kesan

26. Koalisi memang bukan kerja sama yg bersifat ideologis. Frameworknya adalah kerja. #Kesan

27. Menurut ust @anismatta, dukungan PKS thd koalisi ini adalah krn itikad baik yg diperlihatkan skrg ini. #Kesan

28. Itikad baik yg dimaksud adalah sikap egaliter yg diperlihatkan o/ @Prabowo08 kpd rekan2 koalisinya. #Kesan

29. Hal tsb sangat terlihat dlm acara di Istora tempo hari. @Prabowo08 terlihat sangat menghargai rekan2nya. #Kesan

30. Sikapnya sangat cair dgn semua, tdk terlihat 'politis'. Paling tidak, ini gestur yg baik utk suatu awal yg baik. #Kesan

31. Gaya orasi @Prabowo08 jg cukup menarik. #Kesan

32. Jika @Prabowo08 menang Pilpres, maka ini pertama kalinya RI punya Presiden yg bisa orasi dgn suara lantang setelah Soekarno. #Kesan

33. #Kesan kuat dari figur @Prabowo08 memang kelihatan. Ya, namanya jg tentara.

34. Saya bisa mengerti mengapa sebagian pihak dr luar negeri sulit menahan diri utk tdk mencampuri Pilpres kali ini. #Kesan

35. Jika Indonesia dipimpin o/ orang yg kuat dan berkarakter, mereka akan mengalam kesulitan mengeksploitasi kita. #Kesan

36. Tentu kita berharap yg terbaik utk Indonesia. Mudah2an Koalisi Merah Putih bisa menjaga komitmen dan kebersamaannya. #Kesan

37. Adapun soal konsernya, saya cukup menikmati. Special thx to the bass player, awesome performance! :D #Kesan

38. Oya, di lagu "Insya Allah" ada 'improvisasi' bagus. Menariknya, improvisasi ini justru dari penonton. #Kesan

39. Ketika Maher Zain mengucap "Insya Allah", penonton menyelipkan "Prabowo". Jadi, "Insya Allah Prabowo". #Kesan

40. Walaupun gak nyambung dgn konteks lagunya secara keseluruhan, tp ungkapan ini menarik. #Kesan

41. Memang ungkapan yg benar adalah menyelipkan "Insya Allah" dlm segala cita2 kita. Itu akhlaq seorang Muslim. #Kesan

42. Tdk boleh mengklaim pasti menang, atau tak mungkin kalah, padahal semua itu tergantung Allah SWT. #Kesan

43. Kalah atau menang itu domainnya Allah. Urusan kita adalah berdoa, berikhtiar dan tawakkal. #Kesan

44. Adapun mereka yg mengklaim pasti menang, menurut pengalaman saya biasanya mereka selalu kalah. #Kesan

45. Semoga Pilpres ini membawa kebaikan bagi rakyat Indonesia. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin... #Kesan



Prabowo Dinilai Pantas Jadi Presiden
8:00:07 PMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

JAKARTA - Letjen TNI Purn Romulo Simbolon menilai calon presiden Prabowo Subianto pantas menjadi presiden. Karena menurut dia, Prabowo lahir dari lingkungan keluarga pahlawan kemerdekaan dan perintis perbankan tanah air. Menurut dia, darah pejuang dan ekonom tersebut yang membentuk integritas kepribadian Prabowo saat ini. 

"Bibitnya memang sudah bagus. Jalan Kapten Subianto di Tangerang adalah nama Pamannya yang gugur dalam pertempuran bersama Daan Mogot di Lengkong, Tangerang. Tidak heran Prabowo saat menjadi prajurit TNI juga rela pertaruhkan jiwa raganya untuk Indonesia," jelas Romulo Jumat (4/7/2014).

Dia juga menilai memiliki bebet yang baik. Bebet dalam filosofi Jawa mengacu pada harkat, martabat atau prestise.

"Kehormatan Prabowo bisa dilihat dari sikap dan martabat kebangsaannya yang tinggi untuk tidak mau direndahkan dalam bentuk apapun oleh pihak asing. Saat ikuti pelatihan di luar negeri, dia menolak uang saku yang diberikan pemerintah Australia padanya," tegasnya.

Sementara dari bobot mengacu pada kualitas diri secara lahir dan batin. Secara kecerdasan intelektual tidak diragukan lagi.

"Secara pisik, Prabowo pernah menjadi prajurit dari kesatuan elite Kopassus. Sampai saat ini dia masih rajin menjaga pisiknya. Sementara secara kejiwaan atau psikologis, Prabowo tipe orang yang berani, tegas, setia kawannya tinggi, rela berkorban, suka melindungi dan mudah memaafkan. Orangnya fair, lihat saja bagaimana cara dia memperlakukan Jokowi dalam debat capres," paparnya.

Sedangkan Capres Jokowi kata dia, berbeda dengan Prabowo. Dia meragukan Jokowi memiliki bibit, bebet dan bobot yang memang cocok untuk menjadi Presiden RI.

Berbicara tentang trade mark/pencitraan Jokowi yang sederhana, bersih, dan merakyat, bila dibandingkan almarhum Romo Mangun Wijoyo tokoh masyarakat di bantaran Kali code Yogyakarta lebih sederhana, jujur, bersih, sangat merakyat dan ikhlas atau tidak digaji dan ambil untung, dalam membantu meningkatkan kehidupan masyarakat marginal di kota Yogyakarta tersebut, tidak lantas berarti beliau cocok untuk menjadi Presiden.

"Prilaku Jokowi cenderung membuat pencitraan sementara keberlanjutan hasil pekerjaan kecil yang digunakan sebagai alat pencitraan patut dipertanyakan," pungkasnya. (okezone)




Begini Akhlak Prabowo Subianto Terhadap Orang Tua
7:57:59 PMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Jakarta - Akhlak seorang Prabowo Subianto terhadap atasan atau yang lebih tua memang patut diacungi jempol. Kesantunan yang memang karakter dan bukan sebuah pencitraan apalagi penghambaan terhadap kekuasaan dan uang. Suri tauladan yang sangat dibutuhkan bagi generasi saat ini yang pilar-pilar akhlak regenerasinya tengah terkikis kebudayaan asing.

Saat menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, di penghujung Februari 1998, Mayor Jenderal Prabowo membuat kejutan di dunia militer dengan gebrakannya mengundang Jenderal Besar Abdul Haris Nasution menjadi tamu kehormatan Kopassus. Semua Perwira Tinggi (Pati) terperangah dengan apa yang dilakukan menantu Soeharto ini.

Jenderal Besar (Purn.) A.H Nasution, adalah Jenderal dengan pangkat lima bintang di bahunya. Tak heran jika ia disebut dengan Jenderal Besar. Di Indonesia, yang memiliki jabatan setinggi itu hanya tiga orang, yakni Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto. Namun sayang, Jenderal besar itu terpinggirkan karena tak lagi produktif sementara usianya sudah terlalu lanjut.

Tapi lihat apa yang dilakukan Prabowo terhadap sosok Jenderal renta itu? Kedua mata Abdul Haris Nasution dibuatnya mengalir. Jenderal yang gagasan perang gerilyanya menjadi acuan kurikulum sekolah militer internasional itu terharu bagaimana seorangpemuda gagah nan tampan, seorang menantu Presiden dengan jabatan strategis yang didudukinya begitu mau memanjakannya, membopongnya, menghormatinya, bahkan ia lakukan itu di depan ratusan pasukan ter-elite di Asia itu.


Apa yang diinginkan Prabowo dari Jenderal Abdul Haris, seorang renta yang habis manis sepah 'terbuang'?  Maka dengan tangannya sendiri kemudian Mayor Jenderal Prabowo Subianto memakaikan baret merah berbintang lima ke kepala Jenderal Abdul Haris serta menyematkan pisau emas dan wing komando, disaksikan Ibu Johanna, istri Jenderal Abdul Haris yang kedua matanya turut berkaca-kaca. Dari kejauhan ibu Johanna menyaksikan bagaimana suaminya menjadi inspektur upacara dengan berdiri menaiki jeep terbuka berpelat bintang lima seraya memeriksa barisan satuan anak emas Angkatan Darat itu.

Tak hanya kepada Jenderal Abdul Haris, karena Prabowo juga menghormati Jenderal Soedirman, Soekarno, dan mertuanya sendiri, Soeharto. Rasa hormat itu juga ia berikan untuk semua Pati (Perwira Tinggi) di militer, seperti Rudini, Try Sutrisno, Feisal Tanjung, Wiranto, Subagyo HS, Sugiono, Sintong Pandjaitan, dan seluruh tokoh yang telah berjasa untuk bangsa ini.

Kemarin, Senin (30/6) Prabowo yang telah menjadi Capres dengan raihan elektabilitas tertinggi memenuhi undangan Indonesian Council on World Affairs (ICWA) di Hotel Borobudur, Jakarta. Dalam undangan tersebut Prabowo diminta untuk mengutarakan pandangannya mengenai politik luar negeri dan kepentingan nasional di hadapan perwakilan kedutaan besar negara asing di Indonesia.

Prabowo pun memenuhi undangan yang telah dinanti lebih dari seratusan orang itu. Saat tiba di ruangan Hotel Borobudur, Prabowo pun disambut meriah. Banyak tamu yang berdiri untuk menyalami Prabowo yang juga disambut Capres nomor urut 1 itu.

Namun tiba-tiba pandangan mata Prabowo tertumbuk pada seorang wanita renta yang tengah duduk di kursi roda. Tanpa banyak bicara Prabowo langsung menghampiri nenek renta tersebut. Dengan mengangkat dua tangannya di depan dada, kemudian tanpa malu Prabowo langsung berlutut dan memegang tangan nenek tua yang tak lain adalah Herawati Diah, tokoh pers perempuan Indonesia yang kini telah berusia 95 tahun.


Herawati merupakan istri almarhum Burhanuddin Mohammad Diah (BM Diah), pendiri Harian Merdeka dan seorang pejuang kemerdekaan yang memang seharusnya dihormati.

Kecakapan budi pekerti seorang Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto yang senantiasa tetap terjaga akan menjadi cermin tauladan generasi bangsa.

*sumber: spektanews




Bersama 'Prabowo' Kader PKS Bangkalan Bagi-Bagi Takjil di Alun-alun
7:57:08 PMPKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bangkalan melaksanakan kegiatan bagi-bagi takjil di sekitar alun-alun di arena sekitar Masjid Agung Bangkalan, Madura, Kamis (3/7). Kegiatan bagi-bagi takjil ini merupakan salah satu upaya PKS bangkalan untuk menyampaikan rasa kepeduliannya kepada sesama saudara khususnya umat islam yang sedang menjalani kegiatan puasa di bulan Ramadhan ini.

Beberapa kader PKS Bangkalan terlihat sangat aktif memberikan beberapa biji kurma dan air gelas yang sudah dibungkus rapi kepada para pengendara yang berlalu lalang di saat lampu merah menyala. Para pengendara pun menjadi tidak terganggu karena bagi-bagi takjil ini diberikan ketika lampu merah menyala sehingga para pengendara bisa berhenti sambil menerima beberapa takjil yang diberikan oleh para kader PKS Bangkalan.

Bagi-bagi takjil ini, sekaligus menjadi momentum bagi PKS Bangkalan untuk mempromosikan Prabowo Subianto, Capres nomor satu yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Beberapa simpatisan PKS Bangkalan tersebut juga ada yang terlihat menggunakan topeng dengan wajah mirip Prabowo Subianto dan membagi-bagikan takjil kepada setiap pengendara yang lewat baik kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Selama kurang lebih satu jam menjelang buka puasa, para kader PKS terus membagikan takjil yang diambil dari kardus yang telah disedikan oleh panitia kegiatan bagi-bagi takjil tersebut.

Kegiatan bagi-bagi takjil ini dilakukan kurang lebih tiga puluh kader dan pengurus DPD PKS Bangkalan termasuk Sekretaris DPD PKS, Dindin, yang juga memberikan semangat kepada para kader PKS untuk selalu berbagi dan peduli. (Fendi)


RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK