Saat Konferensi Pers, Netanyahu Ngacir Ketakutan Mendengar Bunyi Alarm Roket |
8:39:01 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Tiba-tiba Perdana Menteri 'Israel' Benjamin Netanyahu mengakhiri konferensi persnya pada Jum'at (11/7/2014) di Tel Aviv setelah ia mendengar bumyi alarm roket, sebagaimana dilansir MEMO. Netanyahu ngacir ketakutan.
Palestina mengumumkan bahwa mereka akan menembakkan roket buatan sendiri yang menjangkau Tel Aviv saat Netanyahu menyampaikan konferensi persnya.
Al-Qassam mengumumkan peluncuran 4 M75s ke wilayah jajahan 'Israel', Tel Aviv, dan roket lain di Dimona di Beer Shiva Negev.
Sikap Netanyahu mengundang respon dari para pembaca di MEMO yang menganggap Netanyahu adalah seorang pengecut dan seorang "bapaknya iblis".
"Bahkan orang Palestina yang mengumumkan akan menembakkan roket, Anda sudah merasa hampir mati! Tapi lihatlah apa yang telah Anda lakukan? Anda telah membakar anak-anak tak berdosa di Gaza tanpa simpati apapun! Semoga Allah menghukum Anda perlahan-lahan seperti apa yang telah Ariel Sharon dapatkan, segera.," tulis pemberi komentar bernama #Tun Teja.
"Tak akan ada lagi tindakan tidak bermoral dan rezim fasis yang luput dari hukuman. Orang-orang mengawasi Anda. Dan kemarahan kami tumbuh hari demi hari. Kami tidak akan lagi mentolerir propaganda dan intimidasi yang Anda gunakan untuk mendominasi media dan untuk membenarkan kampanye genosida Anda terhadap rakyat Palestina. Kami akan terus memantau Anda dan untuk memperhitungkan tindakan kriminal Anda," komentar lainnya. (arrahmah.com/salamonline)
*sumber: http://salam-online.com/2014/07/saat-konferensi-pers-netanyahu-ngacir-ketakutan-mendengar-bunyi-alarm-roket.html
|
DPR: Mari Kita Hormati Hasil Real Count KPU |
8:30:00 PM | PKS PIYUNGANhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Wakil Ketua Komisi lll DPR RI, Almuzzammil Yusuf menyayangkan pernyataan Burhanudin Muhtadi yang mengatakan hasil hitung cepat lembaganya sudah tepat dan benar sehingga jika real count KPU berbeda maka KPU yang salah. Menurut Muzzammil pernyataan itu berbahaya,dapat memicu terjadinya konflik horisontal jika terjadi perbedaan hasil real count KPU dengan quick count lembaga survei pada 22 Juli 2014 nanti.
"Saya sangat menyayangkan pernyataan itu. Saya berharap semua pihak menghormati KPU dan menahan diri dalam mengeluarkan pernyataan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa." Kata politisi PKS ini dalam keterangan persnya 13 Juli 2014.
Menurut Muzzammil, setiap lembaga negara maupun lembaga swasta berpotensi kredibilitasnya bermasalah,termasuk lembaga survei.
"Lembaga yang berpotensi kredibilitasnya bermasalah bukan saja KPU, tapi lembaga survei yang selama ini sumber dananya kurang transparan, partisan dan tidak akurat." Tegasnya.
Menurut alumni FISIP UI ini, hasil rekapitulasi suara yang dikerjakan KPU telah diawasi oleh lembaga pengawas dan saksi kepercayaan masing-masing pasangan capres-cawapres di semua TPS.
"Sedangkan lembaga survei, selama ini siapa yang jadi saksi dan mengawasinya dalam mewawancarai responden atau dalam pengambilan data di TPS? Bagaimana kita bisa menjamin tidak terjadi kesalahan atau manipulasi dalam pengambilan data oleh para relawan, koordinator lapangan atau tim rekapitulasi di lembaga survei? " Tanyanya.
Dalam pandangan Muzzammil, inilah yang harus dijawab oleh semua lembaga survei. Dibandingkan dengan KPU, lembaga survei memiliki mekanisme pengawasan lebih lemah sehingga hasilnya tidak dapat menjadi acuan hasil resmi Pilpres.
"Karena tidak ada mekanisme pengawasan publik dan ketidakhadiran saksi kedua pihak dalam pengambilan data di lapangan, hasil quick count justru lebih mudah terjadi kecurangan dan berpotensi partisan dalam ekspose hasilnya di media massa." Paparnya.
Sebelum hasil real count KPU diumumkan oleh KPU, terang Muzzammil, tidak perlu ada saling klaim kebenaran hasil hitung cepat yang dilakukan oleh para lembaga survei.
"Sebelum 22 Juli, tidak perlu saling serang siapa yang benar dan salah. Tidak perlu saling menuduh siapa yang manipulatif dan yang jujur. Siapa yang lebih kredibel dan tidak. Siapa yang harus diaudit? Setelah ada hasil real count KPU baru tabir itu akan terbuka." Tuturnya.
Untuk itu, Muzzammil mengajak semua pihak menghormati KPU yang diberi kewenangan oleh Konstituesi dan UU untuk menyelenggarakan, termasuk mengumumkan hasil rekaiputlasi suara nasional Pilpres 2014.
"Termasuk kita harus menghormati jika ada diantara salah satu pihak pasangan capres- cawapres yang merasa tidak puas dengan keputusan KPU, 22 Juli 2014 nanti dengan mengajukan gugatan ke MK." Ujarnya.
Muzzammil mengajak semua pihak untuk berbesar hati dan menerima Presiden dan Wakil Presiden RI yang diumumkan secara resmi oleh KPU atau ditetapkan MK jika terjadi sengketa. Untuk itu kedua lembaga negara ini harus menjunjung tinggi profesionalisme dan kejujuran dalam menjalankan amanah rakyat. Jangan sampai suara rakyat dikalahkan oleh kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Akhirnya, penghormatan kita kepada kedua lembaga ini merupakan bukti kedewasaan kita dalam berdemokrasi. "Tutupnya.
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !