|
Yusril Ihza Mahendra - Foto : Google |
Menanggapi ucapan Jokowi yang akhirnya dikecam netizen terkait tindak represif polisi di Riau dan Makassar, Yusril Ihza Mahendra pun urun rembug.
Yusril menyarankan agar Jokowi memiliki seorang juru bicara Kepresidenan atau seorang pejabat yang memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik. Hal ini diungkapkan Yusril melalui akun twitter pribadinya @YusrilIhza_Mhd.
"Supaya komunikasi publik pemerintah Jokowi berjalan lancar saya sarankan agar Pemerintah punya jubir", demikian tulis Yusril.
Menurut Yusril, pejabat jurubicara itu bisa mensesneg atau menkominfo, yang jelas, komunikasi dari pihak pemerintah harus satu dan tidak simpang siur.
Yusril mengatakan, tugas juru bicara itu nantinya memberikan penjelasan ke publik pasca sidang kabinet, paripurna maupun terbatas, atau setiap presiden selesai terima tamu penting.
"Ucapan Presiden itu adalah 'sabdo pandito ratu', ucapan seseorang yg bijaksana, mumpuni dan dihormati", tulis Yusril.
Karenanya, menurut Yusril, seorang Presideh harus bisa menjaga konsistensi ucapannya.
"Karena itu Presiden harus konsisten dengan ucapannya. Jangan mencla mencle, hari ini ngomong lain, besok lain lagi", imbuh Yusril.
Kalau itu terjadi, menurut Yusril, lama kelamaan kewibawaan Presiden akan terkikis dan akhirnya pupus.
Meski, Yusril tak menampik, sikap dan kebijakan presiden yg sudah diucapkan atau diputuskan bisa saja berubah karena situasi berubah.
"Tidak masalah adalah perubahan, asal perubahan sikap dan keputusan itu dijelaskan sebab musababnya. Rakyat akan maklum setelah dijelaskan", urai Yusril.
Yusril menjelaskan, penjelasan itu bisa dilakukan langsung oleh Presiden atau oleh Mensesneg atau Menkominfo agar tidak simpang siur.
"Sehabis sidang kabinet, jika perlu Pemerintah membayar waktu siaran tv swasta, kira-kira setengah jam untuk menjelaskan isi rapat kabinet", tambah Yusril.
Yusril menjelaskan, hal ini dimaksudkan agar rakyat tahu apa yang dikerjakan dan direncanakan pemerintah dan dalam rangka menjamin keakuratan informasi.
Yusril juga menghimbau agar dalam memberikan penjelasan, pemerintah harus lugas dan tak menyembunyikan apalagi menutupi kesalahan dengan bahasa tidak jelas.
"Pemerintah yang jujur dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan akan dicintai rakyat dan bertahan lama", tulis Yusril lagi.
Yusril menambahkan, sarannya ini bukan bermaksud menggurui Jokowi, melainkan sebuah bentuk kepeduliannya sebagai seorang ahli hukum yang terbiasa membuatkan pidato untuk 3 orang presiden. Presiden Soeharto, Presiden Habibie dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Keprihatinan Yusril ini berangkat dari kecaman publik atas inkonsistensi Jokowi dan ucapan-ucapan Jokowi yang terkesan selalu lepas tangan akan persoalan dan kebijakannya. (fs)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !