|
Foto - Berita Jatim |
Kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) belum sepenuhnya menjangkau masyarakat miskin dan tidak tepat sasaran.
Salah satunya yaitu Istianah (33) warga kurang mampu asal Desa Sonobekel, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Ia menderita tumor wajah sejak kecil.
Kedua orang tua Istianah hanyalah bekerja sebagai buruh tani. Meskipun punya surat keterangan miskin, namun Istianah tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerinta, mulai dari pemerintah, yaitu mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT), beras miskin (raskin), maupun PSKS.
"Saya tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Dulu tetangga dapat raskin, kemudian BLT, saya juga tidak dapat. Tidak pernah didata," tutur Istianah, Senin 01 Desember 2014.
Istianah, penderita tumor wajah tidak mendapatkan kartu jaminan sosial, kartu yang merupakan program unggulan Jokowi. Ketika orang lain mengantri dana kompensasi kenaikan harga BBM sebesar Rp400 ribu, Istianah pun hanya bisa melihatnya.
Istianah dan keluarganya pernah mempertanyakannya ke kelurahan, tapi hingga saat ini mereka tidak tersentuh dana-dana program pemerintah yang semestinya memang sangat layak untuk mereka.
Sementara itu Kepala Desa Sonobekel, Sentot mengaku banyak warganya yang hidup dalam kondisi miskin, tidak mendapatkan jatah program-program kompensasi BBM, malah sebaliknya, banyak warga yang mampu justru mendapatkannya.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, karena data penerima bantuan itu berasal dari pemerintah pusat," kata Sentot.
Seperti diketahui, Jokowi telah mengeluarkan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), yaitu program kompensasi atas kenaikan harga BBM. (fs)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !