|
Para Jurnalis yang memboikot acara Jokowi - Foto : Vivanews |
Aksi spontanitas wartawan terjadi di Akademi Kepolisian (Akpol) Kota Semarang, Jawa Tengah. Aksi boikot itu dilakukan saat Jokowi hendak memberikan pengarahan ke 31 Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dan 452 Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) seluruh Indonesia dalam acara Apel Kasatwil 2014 yang digelar selama lima hari ke depan.
Aksi boikot bermula, saat 40-an wartawan Jateng ingin melakukan peliputan acara pengarahan Jokowi pada acara Apel Kasatwil 2014 yang berlangsung di Gedung Cendekia Puruhita, Kompleks Akpol Semarang. Wartawan berangkat dari Mapolda Jateng dengan naik bus bersama Humas Polda Jateng.
Sebelumnya sekitar pukul 07.30 WIB wartawan sempat meliput Kapolri Jenderal Sutarman menjadi Inspektur Upacara (Irup) yang diikuti Kapolda dan Kapolres se Indonesia. Kemudian oleh Humas Polda Jateng wartawan diminta menunggu di seberang Gedung Cendekia Puruhita sambil menunggu kedatangan Jokowi.
Namun kedatangan Jokowi ternyata tidak diinformasikan oleh Humas Polda Jateng dan Humas Akpol Semarang ke wartawan, maka puluhan wartawan yang dibawa satu bus tidak dapat mengakses acara kedatangan Jokowi karena jarak dari Gedung Cendekia Puruhita dan Gerbang Masuk Akpol di depan Gedung Tri Bhrata berjarak cukup jauh sekitar 3 kilometer.
"Wah tadi ambil Jokowi pas momen nyulut api Dian Tri Bhrata di pintu masuk Akpol sudah jadi berita. Ngapain kita nunggu lama di sini. Wong malah kita kesannya dilimpe (dialihkan fokusnya) Malah orang-orang Humas pada pergi semua tidak mengarahkan kita atau mengondisikan tempat untuk peliputan di mana. Serba dibatasi," celetuk salah seorang fotografer usai rombongan Jokowi bersama beberapa menteri melewati kerumunan wartawan depan Gedung Cendekia Puruhita Akpol Kota Semarang Selasa 2 Desember 2014.
Namun, ketika acara Jokowi hendak dimulai puluhan wartawan akan bergeser memasuki gedung. Oleh beberapa anggota kepolisian Humas Polda Jateng, mereka dilarang untuk dekat-dekat gedung Cendekia Puruhita, apalagi sampai masuk. Usut punya usut, ternyata di dalam ada rombongan beberapa wartawan dari Jakarta bersama Jokowi.
"Wah kalau begini mana bisa kita dapet beritanya Jokowi. Masuk saja nggak boleh apalagi mau mendengarkan arahan Jokowi kepada Kapolda dan Kapolres," ungkap Felek jurnalis koran lokal Surat Kabar Harian Wawasan terbitan Kota Semarang.
Akhirnya, aksi spontanitas bersama wartawan terjadi ketika puluhan wartawan bosan dan sudah capek duduk saja di depan Gedung Cendekia Puruhita, sementara acara pengarahan Jokowi mulai berlangsung. Puluhan wartawan cetak, televisi dan online pun secara tiba-tiba dan bersama-sama meninggalkan tempat acara berlangsung.
"Ayo pulang-pulang, percuma berangkat dari jam enam sampai siang begini eh ternyata nggak boleh masuk. Padahal kan di dalam ada juga wartawan yang dibawa Jokowi dari Jakarta dengan leluasa liputan," paparnya.
Puluhan wartawan itu pun berjalan kaki meninggalkan Gedung Cendikia Puruhita, sambil berupaya untuk mencari mobil tumpangan. Saat jalan kaki sepanjang satu kilometer, puluhan wartawan berhasil menumpang truk bak terbuka warna kuning. Usai turun di depan pintu masuk gerbang Kompleks Akpol, puluhan wartawan itu beralih ke truk yang diberhentikan puluhan wartawan secara bersama-sama.
Hingga akhirnya puluhan wartawan meminta tolong pada sopir truk untuk mengambil beberapa motor wartawan yang ditinggal di sekitar tempat parkir Polda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka ingin melakukan peliputan yang lain selain acara Jokowi.
Sebagai catatan, media yang diperkenankan meliput adalah detikcom. Rupanya, pemberitaan negatif tentang Jokowi belakangan ini membuat lingkaran dalam Presiden RI 'gerah' dan memutuskan untuk membawa jurnalis yang akan mampu mengangkat kembali citra Jokowi yang belakangan ini terpuruk akibat pernyataan dan tindakannya yang tak selaras. [*]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !