Dulunya Benci Islam, Diplomat AS Akhirnya Jadi Mualaf Walau Dituduh Teroris |
Tuesday, June 23, 2015 11:48 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Evan Cary, seorang diplomat Amerika Serikat (AS), berbagi cerita bagaimana dirinya bisa menjadi seorang mualaf. Dirinya mengaku, semua berawal ketika dia mencoba untuk belajar berpuasa, dan ditugaskan di Jakarta awal 90-an.
Pria asal Seattle, AS itu mengaku pada awalnya tidak mengetahui ajaran Islam, dan cenderung membenci Islam. Cary mengaku sempat mengalami pergolakan batin ketika mulai mempelajari Islam. Di satu sisi dia sudah cukup tahu dengan ajaran Islam, sementara di sisi lain ia masih menyimpan rasa tidak suka terhadap Islam.
"Saya mendengarkan suara di telinga saya, kamu sudah mengenal Islam, tapi kenapa kamu belum juga memeluk agama Islam, dan itu membuat saya marah. Saya tahu banyak tentang Islam saat itu, tapi saya tidak senang dengan Islam," kata pria yang menjabat sebagai wakil Konsuler Bidang Manajemen di Kedutaan AS saat berkunjung ke Gedung Sindo pada Selasa (23/6/2015) kemarin.
Setelah terus menerus belajar dan mengenal Islam, diplomat AS yang pernah bertugas di Oman dan Afghanistan itu akhirnya memutuskan untuk membaca dua kalimat syahadat sebagai syarat memeluk agama Islam. Cary mengaku mulai menjadi Muslim sejak tahun 1994, kala itu dirinya masih bertugas di Jakarta.
Ketika disinggung bagaimana reaksi keluarga saat dirinya memutuskan untuk memeluk agama Islam, Cary mengaku ayahnya sempat marah. "Kamu ingin menjadi teroris?," kata Cary yang menirukan perkataan ayahnya.
Sang ibulah yang membuat keluarga menerima Carry sebagai seorang Muslim. "Tapi, mereka tetap menganggap saya aneh," sambungnya.
Walaupun sudah memeluk Islam cukup lama, Cary mengaku sampai saat ini belum bisa mengaji dengan lancar. Dia mengaku memang cukup malas untuk belajar mengaji, dan mempelajari Islam lebih dalam lagi ketika sewaktu muda.
Cary mengaku baru mulai serius belajar membaca al-Quran satu tahun terakhir ini. Pria berkacamata itu mengaku belajar membaca al-Quran bersama dengan anak-anaknya. "Saat ini saya sudah belajar sampai Iqra tiga," katanya seraya tertawa.
Salah satu momen yang mengubah hidupnya adalah ketika dia menjalankan ibadah Umrah. Dengan menitikan air mata, saat Umrah itulah dirinya mengaku disentuh oleh Allah dan sejak saat itu dia mulai rajin menjalankan salat.
sumber: sindonews.com
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !