PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Orang Liberal dan Tuduhan "Arabisasi" | 3:30:03 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Oleh Azzam Mujahid Izzulhaq
Hingga kini, banyak orang liberal menuduh (walau beberapa di antara mereka sendiri pun ada yang mengaku Islam) bahwa tujuan terbesar risalah dan dakwah Nabi Muhammad saw adalah untuk Arabisasi dunia. Menerapkan hegemoni budaya kaum Quraisy di seluruh buana. Sehingga, ketika ada gerakan dakwah Islam di tengah masyarakat, mereka sebut dengan label Arabisasi.
Sesungguhnya, mereka berpendapat begini karena orang-orang liberal lemah dalam membedakan antara budaya dan ajaran agama. Sehingga, di manapun ajaran agama itu disampaikan, menurut orang liberal, itu sedang memasarkan budaya, khususnya budaya Arab.
Misi besar mereka adalah humanisme absolut, menempatkan manusia di aas segalanya dan membenarkan semua agama bahkan yang tidak beragama sekali pun. Sehingga, budaya, yang adalah produk dari pemikiran manusia ingin mereka sandingkan dengan agama (yang juga menurut pemahaman liberal, agama juga adalah produk dari manusia). Sehingga menurut 'kepercayaan dan keyakinan' mereka, agama lah yang harus mengikuti budaya. Sehingga muncullah Islam Nusantara, Islam Jawa, Islam Melayu, Islam Papua dan lain sebagainya.
Mari kita telusuri, sebenarnya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw itu meng-arab-kan Islam ataukah meng-Islam-kan Arab??
Jika kita menggunakan teorinya orang liberal, apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah meng-arabkan Islam. Artinya, islam sudah ada, kemudian oleh Sang Baginda diwarnai dengan budaya Arab.
Engkau layak untuk guling-guling sambil berteriak wow...
Faktanya, Nabi Muhammad saw diutus di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ketika beliau datang, beliau "mengislamkan" budaya-budaya itu. Dalam arti, mengarahkan pada budaya yang baik, dan membuang budaya jahat. Bukan disinkronkan, kemudian islam menyesuaikan semua budaya mereka.
Kita bisa simak, sabda Rasulullah saw ketika mengingatkan tentang budaya buruk jahiliyah,
"Katahuilah, segala urusan (budaya) jahiliyah, sudah terkubur di bawah telapak kakiku." (HR. Muslim 3009)
Ini salah satu bukti, bagaimana Islam menolak setiap tradisi dan budaya jahiliyah yang bertentangan dengan wahyu. Dari sini kita mendapat pelajaran, bahwa budaya harus menyesuaikan islam. Bukan islam yang menyesuaikan budaya.
Nah sekarang di negara kita konsep liberal ini sedang diberikan panggung oleh penguasa. Ide-ide liberalisasi agama yang dulunya hanya menjadi wacana di kampus-kampus (terutama kampus yang ada di dalamnya jurusan aqidah dan filsafat), kini sudah mewabah di media-media nasional, seminar umum, bahkan pernyataan Menteri Agama dan Presiden sebagai kepala negara.
Mulai dari membaca Al Quran yang adalah wahyu yang disinkronisasi dengan lagu kidung Jawa, bacaan shalat yang di Indonesiakan saat shalat, pernikahan sesama jenis, pernikahan antar agama, ide pemunculan Islam Nusantara (Islam yang disinkronisasi dengan budaya nusantara) dan berbagai proyek liberalisasi lainnya yang bertujuan menjauhkan umat Islam terhadap agamanya sendiri tanpa merasa menjauhi. Atau dalam istilah lain, memurtadkan tanpa pemurtadan.
Saya risau. Dan kita sudah sepatutnya risau. Karena sangat boleh jadi akan banyak bermunculan ajaran buatan yang mencatut kata Islam. Islam Protestan, Islam Nusantara, Islam Ortodoks, Islam Jawa, Islam Kejawen, Islam Sunda dan lainnya.
Selamat menyambut dan menikmati kekhusyukan dalam beribadah puasa. Semoga Allah melindungi kita, melindungi bangsa Indonesia.
***
Jika engkau bertanya apakah saya akan mengurangi kekritisan saya terhadap segala bentuk penzhaliman penguasa dengan segala tipu dayanya, saya akan balik bertanya, apakah ibadah puasa di bulan Ramadhan menghalangi Rasulullah dan para sahabatnya untuk berperang di medan Badr?
|
Shalat Tarawih 4 Rakaat Salam, Bagaimana Hukumnya? | 3:29:55 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| [Dari Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah]
Pertanyaan Dari: H. Imam Santosa, S.Ag., Secang, Magelang, Jawa Tengah (disidangkan pada hari Jum'at, 4 Syakban 1431 H / 16 Juli 2010)
Pertanyaan:
Membaca uraian saudara yang panjang lebar berikut argumentasi dan kutipan-¬kutipan baik yang bersumber dari kitab ?????? ?????? karangan Dr. Shaleh bin Abdullah Fauzan serta Fatwa Syeikh Abdul Aziz bin Baz, dapatlah kami tangkap maksud yang saudara sampaikan, yaitu: Shalat Tarawih empat rakaat sekali salam adalah bermasalah alias batal sehingga perlu dikaji ulang.
Jawaban:
Sebelum menjawab substansi pertanyaan saudara, ada baiknya lebih dahulu diberikan penjelasan singkat tentang sebab-sebab perbedaan pendapat ulama, antara lain sebagai berikut: 1. Karena perbedaan makna lafadz 2. Karena masalah pemahaman hadis (nash) 3. Karena berbenturan suatu dalil dengan pegangan pokok antara seorang dengan lainnya. 4. Masalah Ta'arudl dan Tarjih 5. Perbedaan pandang terhadap dalil yang dipandang sahih oleh sebahagian ahli dan tidak sahih menurut sebahagian lainnya.
Kemudian berikut ini kami sebutkan lebih dahulu beberapa hadis yang berhubungan dengan shalat malam (qiyamul-lail/qiyamu Ramadan), terjemahnya, serta penjelasan-penjelasannya, sebelum sampai pada kesimpulannya.
1. Hadis Nabi saw riwayat al-Bukhari dari Aisyah r.a.
??????? ????????? ????? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ???????? ?????? ?????? ???? ???????? ???? ??????? ?????????? ?????? ??????? ??????? ???????? ??????????? ????? ????????? ??????? ???????? ???????? ????????? ??? ?????? ????? ???????????? ????????? ???????????. [???? ????]
Artinya: "Aisyah r.a. berkata: Pernah Rasulullah saw shalat pada waktu antara Isya', dan Subuh, - yang dikenal orang dengan istilah 'atamah", sebanyak sebelas raka'at, yaitu beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau shalat witir satu raka'at." [HR. Muslim]
2. Hadis Nabi saw riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a.
??????? ????????? ????? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ???????? ???? ????????? ???????? ???????? ???????? ??????? ???? ?????? ???????? ????? ???????? ??? ?????? ????????? ?????? ??? ??????????. [???? ??????? ?????]
Artinya: "Aisyah r.a. berkata: Pernah Rasulullah saw shalat malam tiga belas raka'at, beliau berwitir lima raka'at dan beliau tidak duduk antara raka'at-raka'at itu melainkan pada akhirnya." [HR. al-Bukhari dan Muslim]
3. Hadis Nabi saw riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a.
???? ????????? ?????? ???????? ???? ??????? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ??? ????????? ??????? ??? ????? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ??????? ??? ????????? ????? ??? ???????? ????? ??????? ???????? ???????? ???????? ????????? ????? ???????? ???? ??????????? ???????????? ????? ???????? ????????? ????? ???????? ???? ??????????? ???????????? ????? ???????? ???????? [???? ??????? ?????].
Artinya: "Diriwayatkan dari 'Aisyah, ketika ia ditanya mengenai shalat Rasulullah saw di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: Nabi saw tidak pernah melakukan shalat sunnat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat." [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Penjelasan:
Hadis no. 1, menunjukkan bahwa Nabi saw pernah melakukan shalat malam dengan kaifiyah dua raka'at lima kali salam dan witir satu raka'at.
Hadis no. 2, menunjukkan bahwa Nabi saw shalat delapan raka'at, tetapi tidak diterangkan berapa kali salam.
Adapun hadis no. 3, menunjukkan bahwa Nabi saw shalat malam di bulan Ramadhan delapan raka'at dengan dua kali salam, artinya tiap empat raka'at sekali salam, kemudian dilanjutkan shalat witir tiga raka'at dan salam.
Mungkin timbul pertanyaan, dari mana kita memperoleh pengertian sesudah shalat empat raka'at lalu salam?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab sebagai berikut: Pertama dari perkataan ?????? (bagaimana) yang menunjukkan bahwa yang ditanya tentang kaifiyah shalat qiyamu Ramadlan disamping juga menerangkan jumlah raka'atnya.
Kedua, kaifiyah itu diperoleh dari lafadz ???????? ????????? . Lafadz itu mengandung makna bersambung (?????) secara dzahir (????); yakni menyambung empat raka'at dengan sekali salam, dan bisa mengandung makna bercerai (?????); yakni menceraikan atau memisahkan dua raka'at salam - dua raka'at salam. Namun makna bersambung itu yang lebih nyata dan makna bercerai jauh dari yang dimaksud (???????? ???? ??????????). Demikian ditegaskan oleh Imam ash-Shan'ani dalam kitab Subulus-Salam (Juz 2: 13).
Hadis Aisyah ini menerangkan dalam satu kaifiyah shalat malam Nabi saw, disamping kaifiyah yang lainnya. Hadis Aisyah ini harus diamalkan secara utuh baik raka'at dan kaifiyahnya. Hadis Aisyah ini tidak ditakhshish oleh hadis ??????? ????????? ??????? ??????? (shalat malam harus dua raka'at, dua raka'at), dan hadis tersebut tidak mengandung pengertian "Hashar" seperti dikatakan oleh Muhammad bin Nashar.
Imam an-Nawawi dalam syarah Muslim mengatakan, shalat malam dengan empat raka'at boleh sekali salam (????? ?????) dengan ungkapan beliau ???? ????? ?????? (salam sesudah empat raka'at menerangkan hukum boleh (jawaz)).
Perkataan an-Nawawi tersebut dikomentari oleh Nashiruddin al-Albaniy dalam bukunya "???? ????????" sebagai berikut:
???????? ???????? ????? ???????? ???????????????: "?????? ???? ????????? ???? ????? ???????????? ??????? ????????? ????????? ??????? ???? ???????"? ????? ??? ????????? ????? ???????????? ????????????? ???????? ??????????????? ????? ??????????? ??????????? ??????? ????? ??????????? ??????????? ????????? ???????? ?????????? ???????????? ?????? ???? ??????? ???????????? ???????????????? ??? ??????????? ??????????? ????? ?????? ???????? ??????? ???????????. [???? ????????? ?: 17-18] Artinya: "Dan sungguh benar ucapan Imam an-Nawawi rahimahullah itu, maka mengenai pendapat ulama-ulama Syafi'iyyah bahwa wajib salam tiap dua raka'at dan bila shalat empat raka'at dengan satu salam tidak sah, sebagaimana terdapat dalam kitab fiqih mazhab empat itu dan uraian al-Qasthallani terhadap hadis al-Bukhari dan lainnya, hal itu menyalahi hadis (Aisyah) yang shahih itu serta menafikan terhadap ucapan (pendapat) an-Nawawi yang mengatakan hukum boleh (jawaz) itu. Padahal an-Nawawi salah seorang ulama besar ahli tahqiq dalam mazhab Syafi'i, hal itu tidak bisa ditolerir (dibenarkan) bagi siapapun juga berfatwa menyalahi ucapan beliau itu." [Shalatut-Tarawih, hal 17-18]
Sebagaimana diketahui hadis Aisyah itu yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim sangat kuat (rajih) dibanding dengan hadis-hadis lainnya tentang qiyamu Ramadlan. Sehubungan hal itu Ibnu al-Qayyim al-Jauzi menulis di dalam kitab Zadul Ma'ad:
??????? ????????? ????? ???????? ??????????? ?????? ????? ??????? ??? ?????? ???? ?????? ????????? ???????????? ??????????? ??? ??????? ????????? ?????? ????? ??????? - ???????? ??? ???? ???????? ????? ???????? ?????? ????? ??????? ?????? ??????????? ???????????????? ???? ???????????????? ??????? ????????????? ???????? ????????? ??????????? ???????????? ??????? ???????? ???????? ????????? ???????? ?????????? ?????? ?????????? (??????????? ?????? ????? ???????). [??? ??????: 1: 244] Artinya: "Dan apabila berbeda riwayat lbnu Abbas dengan riwayat Aisyah dalam sesuatu hal menyangkut shalat malam Nabi saw, maka riwayat yang dipegang adalah riwayat Aisyah r.a. Beliau lebih tahu apa yang tidak diketahui Ibnu Abbas, itulah yang jelas, karena Aisyah selalu mengikuti dan memperhatikan hal itu, Aisyah orang yang lebih mengerti tentang shalat malam Nabi saw, sedangkan Ibnu Abbas hanya menyaksikannya ketika bermalam di rumah bibinya (Maimunnah r.a.). [Zadul Ma'ad, 1: 244]
Diinformasikan oleh Imam asy-Syaukani, bahwa kebanyakan ulama mengatakan, shalat tarawih dua raka'at satu salam hanya sekedar menunjukkan segi afdlal (utama) saja, bukan memberi faedah Hashar (wajib), karena ada riwayat yang sahih dari Nabi saw, bahwa beliau melakukan shalat malam empat raka'at dengan satu salam. Hadis ??????? ????????? ??????? ??????? hanya untuk memberi pengertian/ menunjuk (irsyad) kepada sesuatu yang meringankan saja, artinya shalat dua raka'at dengan satu salam lebih ringan ketimbang empat raka'at sekali salam.
Lebih jauh disebutkan dalam kitab Nailul-Authar, memang ada perbedaan pendapat antara ulama Salaf mengenai mana yang lebih utama (afdlal) antara menceraikan (????? = memisahkan 4 raka'at menjadi 2 rakaat satu salam, 2 rakaat satu salam) dan bersambung (????? = empat raka'at dengan satu), sedangkan Imam Muhammad bin Nashar menyatakan sama saja afdlalnya antara menceraikan (?????) dan bersambung (?????), mengingat ada hadis sahih bahwa Nabi saw berwitir lima raka'at, beliau tidak duduk kecuali pada raka'at yang kelima, serta hadis-hadis lainnya yang menunjukkan kepada bersambung (?????). [Nailul-Authar: 2: 38-39]
Mengenai pendapat/ fatwa Syeikh Abdul Aziz bin Baz dalam Majmu' Fatawanya dan Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Fauzan dalam bukunya ?????? ?????? yang mengatakan shalat empat raka'at sekali salam itu salah dan menyalahi sunnah, pendapat itu justru menentangkan sunnah dan terkesan ekstrim.
Hal itu sama juga dengan pendapat sementara orang di Indonesia yang menyatakan shalat empat raka'at dengan satu salam adalah ngawur, mereka itu sangat terpengaruh dengan pendapat sebahagian ulama Syafi'i yang fanatik dalam hal tersebut seperti disebutkan oleh Muhammad Nashiruddin al-Albaniy (Kalau ingin memperluas uraian ini merujuklah kepada kitab-kitab shalat Tarawih karangan al-Albaniy itu).
Menurut hemat kami Syeikh Abdul Aziz bin Bas, dalam bidang akidah berpegang kepada ajaran yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, sedang dalam bidang fiqih sangat dipengaruhi oleh paham Ahmad bin Hambal (Hanbali), dan itu umum dianut penduduk Saudi Arabia.
Ahli hadis Indonesia seperti Prof. Dr. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy (dalam bukunya Pedoman Shalat hal 514; begitu juga dalam "Koleksi Hadis-Hadis Hukum" Juz 5: hal 130), begitu pula A. Hassan pendiri Persatuan Islam, ahli hadis juga, dalam bukunya "Pelajaran Shalat, hal 283-284 kedua beliau itu berpendapat bahwa shalat tarawih/qiyamu Ramadlan empat raka'at sekali salam adalah sah, itu salah satu kaifiyah shalat malam yang dikerjakan oleh Nabi saw.
Sebagai informasi tambahan kami kutip di sini apa yang ditulis Imam an-Nawawi dalam kitab al-Majmu' (syarah al-Muhazzab, juz 5: 55), al-Qadli Husein berpendapat bahwa apabila shalat tarawih dilakukan dua puluh raka'at, maka tidak boleh/ tidak sah dikerjakan, empat raka'at sekali salam, tetapi harus dua raka'at sekali salam, bukan yang dimaksud oleh beliau itu shalat tarawih delapan raka'at.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kaji ulang kami sebagaimana uraian/ penjelasan di atas, maka menurut hemat kami hadis tentang shalat tarawih empat raka'at sekali salam tidak bermasalah, baik dari sisi matan maupun sanadnya. Dalam buku Tuntunan Ramadan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang diterbitkan oleh Majalah Suara Muhammadiyah, telah disebutkan bahwa jumlah raka'at shalat tarawih empat raka'at salam dan dua raka'at salam merupakan tanawu' dalam beribadah, sehingga keduanya dapat diamalkan.
Wallahu 'alain bish shawab
Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Sumber: http://www.fatwatarjih.com/2012/02/shalat-tarawih-4-rakaat-salam-batal.html
|
Makna "Imanan" Wa "Ihtisaban" Dalam Menjalani Ibadah Puasa | 3:29:34 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Oleh Ustadz Syarif Ja'far Baraja*
1. Bukankah kita ingin ibadah puasa Ramadhan yang berkualitas?
2. Bukankah kita ingin agar ibadah kita pada Ramadhan ini berbuah ridho ilahi?
3. Kita masih membahas faktor-faktor penting yang menentukan kualitas puasa kita.
4. Hadits: Siapa yang berpuasa Ramadhan, karena iman & mencari pahala Allah, maka dosanya akan diampuni.
???? ????? ????????? ????????? ????????????? ?????? ???? ??? ????????? ???? ???????? "Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
5. Di sini Nabi ? menyoroti tentang hal penting dalam berpuasa Ramadhan, yaitu iman dan mencari pahala.
6. Tapi pada kenyataannya, syarat iman dan mencari pahala berlaku pada semua amalan ibadah.
7. Syarat ibadah diterima adalah dikerjakan dengan ikhlas, yaitu mengharap pahala Allah semata.
8. Tapi pada ibadah puasa Ramadhan, ada penegasan dari Nabi ? tentang syarat iman dan mencari pahala.
9. Sekedar melakukan puasa saja tidak akan menghapuskan dosa kita. Ada syarat tambahan.
10. Syarat ini seolah memberikan syarat tambahan pada dua syarat ibadah, yaitu ikhlas dan mengikuti Nabi.
11. Apa penjelasan hadits syarat iman dan mencari pahala di atas? Kita simak penjelasan dari Fathul Bari.
12. Fathul Bari adalah kitab penjelasan Shahih Bukhari, ditulis oleh Ibnu Hajar Al Asqalani.
13. Ibnu Hajar menjelaskan: Yang dimaksud dengan iman adalah meyakini kewajiban puasa.
14. Artinya dia menjalankan puasa Ramadhan dengan niat melaksanakan kewajiban (sebagai seorang muslim -red).
15. Niat ini harus selalu ada. Bukan sekedar puasa tanpa niat menjalankan kewajiban.
16. Ibnu Hajar menjelaskan makna ihtisaban: yaitu mengharapkan pahala Allah dengan puasanya.
17. Jangan sampai kita berpuasa Ramadhan tanpa menghadirkan pengharapan pahala dalam hati.
18. Banyak manusia berpuasa, tapi mereka tidak menghadirkan niat karena Allah dan mencari pahala.
19. Akhirnya puasa mereka tidak menghapus dosa. Mereka kehilangan kesempatan berharga.
20. Lalu Ibnu Hajar menukil dari Al Khattabi, yang menjelaskan lagi tentang makna ihtisaban.
21. Al Khattabi mengatakan: yaitu dengan tekad, dia berpuasa dalam kondisi semangat, puasa dengan hati gembira.
22. Tidak merasa berat dengan puasanya, tidak mengeluh karena waktu puasa yang panjang.
23. Tidak mengeluh di sini juga bisa dipahami sebagai tidak mengharap hari2 puasa cepat berlalu.
24. Seolah Al Khattabi menjelaskan tanda2 orang yang berpuasa demi mengharap pahala Allah.
25. Tandanya adalah dia menjalani puasa dengan gembira. Tidak mengeluh dan bersungut-sungut.
26. Dia gembira menyambut pahala puasa yang besar. Maka apa yang harus dikeluhkan?
27. Dia tidak mengeluhkan hari2 puasa yang panjang. Dia tidak ingin hari2 puasa cepat berlalu.
28. Bagaimana dengan kita? Mari kita lihat diri kita sendiri. Mari kita tengok sejenak hati kita.
29. Mari kita ingat bagaimana kita menjalani puasa kita pada tahun-tahun terdahulu.
30. Jika ada kesalahan, kita mari perbaiki. Dan jangan lupa berdoa agar puasa diterima.
31. Mari kita hadirkan gembira dan semangat mencari pahala dalam menyambut ibadah Ramadhan.
*dari twit @syarifbaraja (16/6/2015)
|
Dewan Dakwah Khawatir Gagasan "Islam Nusantara" Benturkan Sesama Muslim | 3:10:00 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri menyatakan rasa kekhawatiranya terhadap gagasan Islam Nusantara.
Menurut Syuhada, gagasan Islam nusantara tidak sesuai dengan Al Qur'an yang menyatakan bahwa Islam sebagai rahmatan lil'alamin, rahmat bagi seluruh alam.
"Semua ulama sepakat sumber umat Islam adalah Al Qur'an dan As Sunnah, dan ini berlaku bagi umat Islam di seluruh dunia, jadi jangan gunakan akal manusia sebagai sumbernya, hingga berani mengkotak-kotakan Islam dengan gagasan islam nusantara seperti itu," tutur Bahri kepada Islampos pada Senin (15/06/15).
Menurut pandangan Bahri, manusia tidak memiliki hak untuk menyekat-nyekat Islam, sebab hal itu akan mengintervensi kekuasaan dan kemahaan Allah SWT.
Selain itu, gagasan Islam Nusantara dikhawatirkan akan timbulkan polemik yang berkepanjangan, dengan juga timbul gagasan tentang Islam Afrika, Islam Timur Tengah, Islam Eropa, dan Islam-islam yang lainnya, hingga makna Islam yang Universal menjadi hilang. Laporkan iklan?
"Saya khawatir jika ada Islam Nusantara, Islam Timur Tengah, Islam Eropa, dan semacamnya maka akan menimbulkan benturan satu sama lainnya. Misalnya dalam tata cara ibadah haji akan berbeda, sebab masing-masing negara Islam akan mempunyai tata caranya masing-masing. Jika hal ini terjadi, bisa dibayangkan akan terjadi konflik antara negara Islam yang satu dengan yang lainnya," kata Bahri.
"Dan yang lebih rumit, jika gagasan Islam Nusantara ini diterapkan, dikhawatirkan akan timbul gagasan Islam yang jauh lebih kompleks lagi, seperti Islam Medan, Islam Padang, Islam Sumatera, Islam Jawa, dan Islam-islam dari daerah-daerah lainnya," tambahnya.
Bahri mengingatkan bahwa umat Islam harus pandai menyikapi gagasan Islam Nusantara ini. Walaupun yang membuat gagasan ini adalah pejabat ataupun mungkin presiden, tapi kita tidak boleh terkecoh dengan hal tersebut. Sebab, yang menjadi pedoman umat Islam adalah Al Qur'an dan As Sunnah.
"Saya berharap gagasan ini tidak perlu diteruskan, dan umat Islam jangan sampai terpengaruh ataupun terkecoh dengan gagasan ini, sebab gagasan ini bukan bersumber dari al Quran dan as Sunnah," tandas Bahri.
Sumber: Islampos
|
Sosok Gubernur Sumbar, 'Tak Tahu Maka Tak Kenal' | 2:53:31 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Oleh Yongki Salmeno*
Tak Tahu Maka Tak Kenal
Kata-kata bijak di atas sudah lama sekali kita kenal. Meski kuno, namun kata-kata bijak tersebut masih mangkus untuk menggambarkan realita dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai diskusi baik formal maupun informal, menurut pengamatan saya, hal itulah yang sedang terjadi. Sejumlah masyarakat memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (IP), namun ada juga sebagian masyarakat yang memberikan apresiasi negatif.
Dulu pernah IP dicap sebagai sosok yang tidak disiplin, tidak menghargai waktu. Tuduhan yang dihembuskan itu sempat berkembang di masyarakat. Saya hanya bisa tersenyum miris ketika isu itu dihembuskan, karena tahu persis bagaimana cara IP mengelola waktu. Kenyataan sebenarnya sangat bertolak belakang, beliau justru sangat jelimet dengan urusan waktu.
Seiring dengan perjalanan waktu, tuduhan tersebut berangsur-angsur lenyap dan sirna seperti kabut pagi yang dihalau sinar mentari. Masyarakat melihat sendiri bagaimana sesungguhnya IP sangat menghargai waktu. Kini umumnya masyarakat sudah tahu jika mengundang Gubernur untuk sebuah acara jam 8 pagi misalnya, maka beliau selalu akan datang seperempat jam sebelum acara dimulai.
Pengundang atau pembuat acara sering malu karena Gubernur sudah datang, tetapi pengundang sendiri belum siap dan undangan yang lain juga belum datang. Menurut mereka pejabat biasanya datang molor dari waktu yang ditetapkan, namun Irwan Prayitno selalu datang tepat waktu, malah lebih awal. Jika ada kendala datang tidak tepat waktu, maka sedari dini beliau mengkomukasikannya dengan panitia. Beliau sangat memperhatikan masalah waktu dan sangat jelimet menyusun jadwal. Rata-rata setiap hari ada 8 sampai 15 acara dan undangan, jadwal tersebut beliau atur secara serius sehingga tidak ada yang berdempet, telat datang tanpa konfirmasi atau terlewatkan.
Baru-baru ini ada lagi dihembuskan tuduhan bahwa Irwan Prayitno kurang ambisius. Haha.., sekali lagi saya tertawa mendengar tuduhan itu. Sekali lagi tudingan itu sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya.
Dulu ketika melanjutkan studi S2 dan S3 di Malaysia, profesor di sana meragukan IP mampu menyelesaikan studinya. Kemampuannya diragukan karena beban kerjanya sangat berat; kuliah, mengurus rumah tangga, istri beserta 5 orang anak, sekaligus mencari nafkah untuk keluarga.
Tapi bagi penggemar olah raga trabas dan karate ini justru kesulitan itulah yang membuat adrenalinnya terpacu. Ia berhasil menyelesaikan studi S2 dan S3 tersebut tepat waktu dengan nilai cemerlang. Untuk S3 ia berhasil lulus dengan prediket cum laude dengan IPK 3,97. Itu artinya semua nilai mata kuliah adalah A, hanya satu mata kuliah dengan nilai A minus. Kuliah tuntas tepat waktu, kewajiban mengurus keluarga dan mencari nafkah tak pernah ia abaikan. Peristiwa itu sebetulnya bukan hal aneh, karena IP memang langganan juara umum saat sekolah di SMAN 3 Padang dulu.
IP berhasil menyelsaikan studi S1 di Universitas Indonesia (UI), lalu S2 dan S3 di Universiti Putra Malaysia. Padahal di tahun-tahun yang sama IP juga sedang bekerja keras bersama kawan-kawan mendirikan Partai Keadilan (PK). Ia juga bergerilya menghimpun dukungan masyarakat, menghimpun suara untuk PK, sekaligus untuk dirinya karena ia ditunjuk menjadi calon anggota DPR RI untuk Dapil Sumbar I. Saat yang sama IP bersama kawan-kawan juga sedang berjuang mendirikan Yayasan Pendidikan Adzkia. Dengan motto bekerja keras dan bersungguh-sungguh, semua upaya itu berujung sukses.
Jika dulu lembaga pendidikan favorit dan terkenal di Sumbar adalah Don Bosco atau Maria, berkat perjuangan IP, Lembaga Pendidikan Adzkia menjelma menjadi lembaga pendidikan terbaik dan favorit pertama di Sumatera Barat yang berbasis Islam, mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. Kini murid Adzkia mencapai ribuan orang, setiap tahun jumlah yang mendaftar rata-rata 5 kali lipat dari jumlah siswa yang bisa diterima.
Meski sibuk di karir politik, namun IP juga tidak melupakan tugasnya sebagai akademisi. Ia menulis lebih dari 30 buah buku, tulisan ilmiah dan berbagai riset. Atas karyanya tersebut ia dinyatakan berhak menyandang gelar guru besar pada tahun 2008 di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Gelar profesor berhak ia sandang saat berumur relatif muda, yaitu 43 tahun.
Di bidang politik, kerja kerasnya dan kawan-kawan ternyata juga membuahkan hasil, ia terpilih menjadi anggota DPR RI dalam usia 36 tahun. Meski berusia muda, cara kerja, disiplin dan pemikirannya membuat ia selalu terpilih menjadi ketua komisi. Berikutnya IP terpilih lagi menjadi Anggota DPR RI selama 3 kali berturut-turut. Pada tahun 2010, melalui persaingan yang ketat, IP dipilih menjadi Gubernur Sumatera Barat.
Keberhasilannya dan keseriusannya membina keluarga juga bisa dilihat prestasi 10 anaknya yang semua juga jadi pemuncak di sekolah masing-masing. Mereka lalu melanjutkan studi di perguruan-perguruan tinggi terbaik dan favorit di Indonesia. Putra pertama Jundi Fadhlillah menyelesaikan kuliah di FE Univ. Andalas dan Jurusan Manajemen, Southern New Hampshire University, anak ke 2. Waviatul Ahdi lulus FKG UI, anak ke 3 Dhiya'u Syahidah lulusan SBM ITB dan Westminster University, UK, putra ke 4. Anwar Jundi masih kuliah di Fakultas Perikanan dan lmu Kelautan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB 5. Atika masih kuliah di FEUI, 6. Ibrahim masih kuliah di Jurusan Teknik Kimia UI, anak ke 7 dan 8 Shohwatul Islah dan Farhana sekolah di SMA 1 Padang, 9 dan ke 10 Laili dan Taqiya Mafaza sekolah di SDIT Adzkia. Banyak orang sukses di karir, tetapi tidak sukses membina keluarga. Tapi ayah 10 anak dan tiga cucu ini, sukses membangun karir, tetapi juga sukses membina keluarga.
Irwan Prayitno dilantik menjadi Gubernur Sumatera Barat oleh Mendagri Gamawan Fauzi atas nama Presiden RI tanggal 16 Agustus 2010 di garasi kantor DPRD Sumbar. Kantor DPRD saat itu sedang mengalami rusak berat dan tidak bisa digunakan akibat gempa September 2009. Sekitar 20.000 rumah penduduk dan ratusan fasilitas umum di Sumatera Barat saat itu rusak total. Sumbar nyaris lumpuh total. Banyak masyarakat, termasuk investor eksodus, lari menyelamatkan diri ke luar Sumatera Barat.
Pemerintah Sumatera Barat di bawah pimpinan Gubernur Irwan Prayitno, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota dan Kabupaten, swasta, perantau, masyarakat Internasional bekerja keras bahu membahu menyelesaikan masalah ini dan berbagai dampak lain yang ditimbulkan. Tata kerja yang baik, transparan dan akutabel dalam pengelolaan bencana membuat Sumatera Barat mendapat 3 penghargaan sekaligus dari BNPB. Sumbar makin dipercaya, prestasi itu pulalah yang menyebabkan BNPB memberikan perhatian khusus dan dana makin banyak dikucurkan ke daerah ini.
Menjadi Gubernur Sumatera Barat yang dalam keadaan porak-poranda pasca gempa tahun 2009 tentulah tidak mudah. Tantangan makin bertambah akibat kondisi ekonomi global yang sedang morat-marit, kriminalitas makin meningkat, dekadensi moral dimana-mana dan masih ditambah lagi dengan gelombang euforia reformasi.
Bagi Irwan Prayitno semua tantangan tersebut tidak membuat ia mundur, tapi malah membuat adrenalinnya terpacu untuk bekerja keras dan bekerja cerdas. Sebagai profesor pakar Sumber Daya Manusia (SDM) ia segera melakukan pembenahan dan pemetaan potensi terhadap SDM yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Tim independen dari Universitas Indonesia diminta untuk menilai dan memetakan potensi SDM yang ada. Mereka yang berpotensi, memenuhi persyaratan penilaian, psikotest dan juga sesuai dengan aturan serta penilaian Baperjakat akan ditempatkan sebagai pimpinan di eselon 2, 3 maupun 4. Semua kepala SKPD wajib mengaktifkan HP 7 x 24 jam, artinya siap menerima tugas dan ditugaskan kapanpun, termasuk di hari libur. Juga baru kali ini dalam sejarah, selama Gubernur IP, rapat-rapat dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu (hari libur) agar tidak menyita jam kerja rutin.
Pemetaan potensi, menempatkan orang sesuai pada tempatnya, memberikan reward dan punishment, membuat satuan kerja di lingkungan Pemprov Sumbar makin solid dan lebih efektif. Situasi inilah yang kemudian membuat prestasi Pemprov Sumbar makin mencuat ke permukaan. Bekerja keras dan bekerja cerdas merupakan ciri Irwan Prayitno. Rata-rata setiap hari jam 4 subuh aktifitas sudah dimulainya dengan shalat tahajjud, berzikir, shalat subuh berjamaah, membaca Al Quran dan berkumpul dengan semua anggota keluarga. Setelah sarapan, kegiatan dilanjutkan dengan menerima Kepala SKPD, membahas pekerjaan, menganalisa masalah yang muncul lalu memutuskan tindakan yang harus dilakukan saat itu juga. Tak ada pekerjaan yang boleh ditunda, waktu detik demi detik dimanfaatkan secara efisien.
Selama 5 tahun setiap hari mendampingi IP, belum pernah saya mendengar beliau mengeluh capek dan ingin istirahat atau libur. Saya melihat pola kerja IP seperti bola salju yang bergulir dari puncak gunung, makin lama makin cepat, makin besar dan sulit dihentikan. Ada dua sopir dan dua ajudan yang secara aplusan mendampingi IP sehari-hari. Tak ada ada yang sanggup mendampingi dan mengikuti perjalanan beliau full seminggu penuh. Selama 5 tahun belakangan, meski beraktifitas rutin dari subuh hingga larut malam, tidak pernah sekalipun saya lihat IP pulang ke rumah untuk istirahat tidur siang. Juga alhamdulillah belum pernah satu haripun IP istirahat karena sakit, sementara kami yang mendampingi, meski dengan sistem aplusan, sudah bergiliran sakit dan terpaksa beristirahat total (bed rest).
Sistem kerja yang terstruktur dan terencana dan dikerjakan dengan bersungguh-sungguh terbukti membuahkan hasil. Banyak pekerjaan dan masalah yang bisa diselesaikan secara baik. Atas prestasi tersebut sekitar 200 penghargaan diberikan oleh Pemerintah Pusat, Lembaga Swasta dan Internasional atas prestasi yang diraih Pemprov Sumbar. Baru kali ini dalam sejarah Pemprov Sumbar meraih ratusan penghargaan.
Ada juga yang memfitnah bahwa penghargaan itu diperoleh dengan menyuap. Saya rasa tuduhan itu terlalu dipaksakan, jika yang diperoleh hanya satu atau dua penghargaan memang ada peluang diperoleh dengan proses suap. Namun jika ratusan jumlahnya, bagaimana mungkin hal itu bisa dilakukan?
Dulu saya juga berfikir bagaimana bisa IP yang usianya tak terpaut jauh dari saya karirnya bisa melejit luar biasa. Namun setelah melihat langsung bagaimana cara ia bekerja, cara ia memanfaatkan waktu, cara beribadah, cara ia bergaul, barulah saya faham. Setelah saya hitung-hitung ternyata IP bekerja 5 kali lebih keras dibanding saya, ia memanfaatkan waktunya 5 kali lebih efektif dibanding saya, beribadah, mengelola keluarga, dan sebagainya 5 kali lebih baik, saya tak lagi heran jika prestasinya melejit 5 kali lipat lebih cepat.
Jika tak melihat langsung mungkin orang tak percaya bahwa IP bisa mengikuti 10 sampai 15 acara yang topiknya berbeda-beda setiap hari dan ditempat yang berbeda-beda pula. Lalu beliau memberikan pidato atau sambutan pada acara tersebut tanpa teks, namun isi pidato tersebut tetap pas dengan tema acara. IP sangat cepat mempelajari sesuatu. Jika tak paham masalah peternakan misalnya, ia akan mengajak Kepala Dinas Peternakan ikut di mobil bersamanya dalam perjalanan menuju lokasi acara, lalu berdiskusi di mobil selama dalam perjalanan. Sesampai di lokasi acara IP sudah paham masalah peternakan dan menyampaikan pidato tentang peternakan seolah-olah ia pernah kuliah di Fakultas Peternakan. Begitu juga untuk bidang lain.
Dalam bermain musik dan menyanyi juga demikian. Hanya tiga kali belajar bermain drum ia langsung bisa, begitu juga menyanyi. Hanya berapa kali berlatih, langsung bisa. Begitu juga bersepeda motor trabas dalam rangka kunjungan kerja ke daerah-daerah terpencil. Setahu saya tak sampai sehitungan dua jari tangan beliau melakukan trabas, namun kemampuannya mendekati pembalap profesional. Jadi tak benar juga jika ada yang mengisukan gara-gara trabas dan bermain drum, IP meninggalkan pekerjaannya. Aktifitas tersebut selalu dilakukan di hari libur dan di luar jam dinas. Di bidang seni IP telah mengeluarkan 2 album lagu-lagu religi ciptaannya sendiri. Sebagai ustadz ia telah merekam lebih 150 judul ceramah agama yang dikemas ke dalam 6 album CD. Dalam waktu yang terbatas, karena dilakukan dengan bersungguh-sungguh, IP mampu melakukan banyak pekerjaan dan prestasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ambisius adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan, cita-cita). Mengamati perjalanan karir dan apa yang telah dikerjakan Irwan Prayitno seperti diatas apakah masih pantas kita mengatakan bahwa ia kurang ambisius dan tidak bekerja keras, tidak menghargai waktu?
Persoalannya menurut saya seperti kata-kata bijak tadi, tak tahu maka tak sayang. Masih ada sekelompok masyarakat yang tak tahu bagaimana cara kerja IP dan karakter IP sebenarnya. Sejak memulai karir sebagai wartawan Singgalang pada tahun 1987, lalu di Majalah Editor dan Kompas, saya juga banyak berinteraksi dengan pejabat dan pimpinan daerah. Masing-masing punya kelebihan dan kelemahan tersendiri. Jika kenal dengan IP lebih mendalam, jika anda jujur, bukan karena alasan persaingan politik dan kepentingan, pasti anda akan menemukan lebih banyak kelebihan yang ia miliki. Tak tahu maka tak kenal, tak kenal maka tak cinta, tak cinta maka tak sayang. ***
Singgalang 16 Juni 2015
*Sumber: https://tentanggubernursumbar.wordpress.com/2015/06/16/5073/ Foto: Irwan Prayitno (Antara)
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !