PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Kenapa JIL Alergi dengan Sebutan "KAFIR"? | 2:21:52 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Salah satu jualan JIL dalam menebar virus sepilisnya adalah larangan kepada kaum muslim untuk tidak menyebut istilah kafir.
Meskipun kesesatan dalam beraqidah sudah terlihat nyata, tapi JILers ini tetap nyinyir kepada kita kalau kita menyebut yang sesat tersebut sudah menjadi kafir. Baik dengan tuduhan takfiri atau sebutan rasis, dll.
Tujuannya adalah secara perlahan ummat Islam akan merasa biasa-biasa saja dengan kekufuran. Jangankan memperhatikannya secara substantif, menyebut kata kafir saja nanti akan semacam aib. Na'dzubillahi min dzalik.
Padahal sebutan kafir ini jelas adanya dalam al-Qur'an. Bukan karena suka-sukanya kita. Bahkan salah satu nama surat dalam Al-Quran adalah "Al-Kafirun".
???? ??? ???????? ?????????????
Kata kafir itu sendiri adalah sebutan kepada mereka yang melakukan kekufuran. Kufur secara bahasa (etimologi) berarti menutupi, sedangkan menurut syara' (terminologi) kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Kata 'kufur' dalam bahasa Arab ini semakna dengan kata 'cover' dalam bahasa Inggris (yang berarti penutup/tertutup). Artinya tertutup dari kebenaran akan kesaksian ber-Ilah kepada Allah dan bernabi kepada Muhammad SAW.
Dan, dalam setiap agama pun ada sebutan khusus buat orang orang yang tidak seiman dengan mereka. Bila kita menyebut kafir, dalam kristen istilahnya "domba yang tersesat". Maknanya sama, cuma para JILers emang double standarndnya sudah akut parah.
Sangat jelas bukan? Lalu kenapa mesti alergi menyebut kafir?
(Feri Susanto)
|
Inilah Transkrip Rekaman Dugaan Pengaturan Skor, Ternyata Ada Yang Aneh | 2:09:00 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Inilah transkrip hasil rekaman dugaan pengaturan skor antara Timnas U-23 dan Vietnam.
BS : Indonesia kalah berapa bos? Das : Empat kosong babak pertama. Tapi ada lagi dua atau tiga. .
BS : Kalah enam kosong atau tujuh kosong? Das : Lebih tujuh lah saya rasa. Babak pertama sudah empat kosong, babak kedua tidak valid, dua atau tiga lah. Mungkin tiga.
BS : Ini bandar mana yang pakai? Das : Saya tidak dapat data, tapi saya dapat kabar.
BS : You kabar dari siapa? DS : Tidak perlu saya ulanglah, kawan saya.
BS : Oke. Ini semua pemain atau berapa pemain? Das : Semua pemainlah. Semua pemain di pihak sama.
(seperti dilansir tempo.co)
Kesimpulannya; dari informasi BS berasal dari katanya Das, dan dijadikan tersangka semua pemain Timnas U23 terlibat pengaturan skor.
Ada satu informasi yang tak terbantahkan pada pengungkapan kasus mafia pengaturan skor ini, bahwa BS sedang bersama pejabat Kemenpora menonton pertandingan tersebut di sebuah hotel di Melawai Blok M.
Bukankah hal yang aneh, informan yaitu BS yang mafia bola bersama tim kemenpora di sebuah hotel bersama menonton bola sambil mengungkapkan adanya mafia pengaturan skor? Mengapa bukan dengan KPK atau Bareskrim?
[fahreenheat]
|
Pemerintah China Larang Muslim Xinjiang Berpuasa Ramadhan | 1:56:51 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah China mengekang kebebasan beribadah umat Islam di Xinjiang pada bulan Ramadan kali ini. Bahkan tahun ini, pegawai negeri Muslim di wilayah itu harus bersumpah dan membuat pernyataan tertulis tidak akan berpuasa.
Diberitakan Reuters, Selasa (16/5), dalam beberapa hari terakhir situs pemerintah dan media corong Partai Komunis di Xinjiang telah mengeluarkan maklumat yang memerintahkan seluruh anggota partai, PNS, siswa dan guru tidak melakukan ibadah Ramadan.
Di wilayah Maralbexi, Xinjiang, salah satunya, PNS dan anggota partai harus bersumpah secara lisan dan tulisan berisikan jaminan "mereka tidak punya keyakinan, tidak akan menghadiri aktivitas keagamaan dan mendorong warga tidak berpuasa selama Ramadan."
Di Jinghe yang berbatasan dengan Kazakhstan, petugas lembaga makanan Xinjiang pekan lalu mengatakan mereka akan "mendorong dan membimbing" restoran halal untuk tetap buka dan beroperasi normal selama Ramadan, seperti dikutip dari situs pemerintah.
Restoran yang memutuskan buka tidak akan terlalu sering didatangi pengawasan makanan.
Tindakan ini diperkirakan malah akan semakin memicu bentrokan dan kekerasan oleh kelompok separatis di Xinjiang.
"China meningkatkan larangan dan pengawasan menjelang Ramadan. Keyakinan suku Uighur dipolitisir dan tindakan China meningkatkan perlawanan," kata Dilxat Raxit, juru bicara Uighur di pengasingan, Kongres Uighur Dunia, dalam pernyataannya.
Juru bicara pemerintah Xinjiang tidak mengangkat telepon Reuters untuk konfirmasi. Namun sebelumnya pemerintah membantah pengekangan, walau membenarkan PNS dan warga di bawah 18 tahun dilarang berpuasa dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
Ada sebanyak 20 juta warga Muslim di seantero China, sebagian di antaranya adalah Uighur, suku berbahasan Turkic di Xinjiang. (den/CNN Indonesia).
|
FAISAL DAN NEOLIB | 1:40:00 AM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Kalau boleh memilih, tentu orang ingin BBM murah. Malaikat saja akan membeli BBM murah apalagi manusia, tapi harga BBM harus sering-sering naik. Jangan langsung naik 30% karena beban masyarakat akan sangat berat. Kalau sejak dulu Indonesia mengikuti mekanisme harga pasar maka penaikan harga BBM pun akan secara bertahap.
Begitulah kata Faisal Basri saat berbicara di acara "Perspektif Wimar", 5 Mei 2008.
Tiga tahun sebelum Faisal muncul di acara Wimar, pemerintah sudah menaikkan harga BBM. Saat itu, Februari 2005, harga bensin dinaikkan dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.400 dan memantik kontroversi. Beberapa hari sebelumnya, koran "Kompas" memuat iklan sehalaman penuh berisi pernyataan dukungan dari 36 orang kepada pemerintah untuk tidak ragu menaikkan harga BBM.
Iklan yang dibayari oleh Freedom Institute [milik Keluarga Bakrie] itu, diinisiasi oleh Rizal Malllarangeng, yang masa itu sedang naik ke puncak popularitas. Nama sejumlah ekonom, wartawan, bekas penyiar televisi, pengacara, tercantum di iklan itu. Mereka semua mendukung penaikan harga BBM, meski sebagian, kemudian malu-malu membantah. Mendaku, namanya telah dicatut dalam iklan Freedom Institute.
Delapan bulan kemudian, pemerintah kembali mengerek harga BBM hingga ke tingkat Rp 4.500 [Oktober 2005]. Isu neolib pun semakin menjadi perdebatan publik.
Di mana Faisal?
Menulis di milis Forum Pembaca Kompas [Juni 2009], Faisal mengaku geram dan merintih ketika pemerintah menaikkan harga BBM hingga 114% itu, tapi dia tidak terima orang-orang menyalahkan dan mencerca Boediono yang ketika itu digadang-gadang jadi calon wakil presiden sebagai biangnya neolib. Dunia kata Faisal, bukan hitam-putih. Dia setuju dengan pendapat yang menyatakan negera ini belum berdaulat dalam banyak hal, tapi dia tak inginmusuh dalam selimut tertawa terbahak-bahak. Entah apa maksudnya.
Tiga tahun berikutnya, giliran PDIP yang menolak penaikan harga BBM. Di masa SBY, partai ini paling sering dan selalu menolak penaikan harga BBM atas nama rakyat kecil, tapi belum pernah menerbitkan "buku merah" penolakan penaikan harga BBM seperti yang terjadi 30 Maret 2012. PDIP menilai rezim SBY neolib.
Saat itu Rieke Diah Pitaloka menangis. Puan Maharani menangis. Megawati mungkin masih mengisi ulang air matanya. Jokowi yang masih menjabat walikota Solo juga menolak, tapi tidak menangis. Mereka semua, konon membela rakyat. Menyelamatkan dari kepentingan neolib.
Tahun lalu di musim pemilu yang sengit, Faisal yang pernah bersaing dengan Jokowi di pilkada Gubernur DKI Jakarta, membuat pernyataan: pasangan Prabowo-Hatta adalah neolib sejati. Katanya, ibarat sedang cacingan dan sakit kepala, rakyat disuruh berlari cepat.
Langsung-tak langsung, Faisal ingin mengatakan, pasangan Prabowo-Hatta tidak layak dipilih, karena mereka neolib. Dan ketika Jokowi jadi presiden, Faisal ditunjuk sebagai ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang konon ditugaskan untuk membasmi mafia perminyakan dan gas.
Sekarang, Faisal sudah tidak di tim itu, dan kemarin dia menuding Jokowi penganut neolib yang lebih parah ketimbang SBY. Pemerintah dinilainya semena-mena dan ugal-ugalan mengambil kebijakan dan keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi. Masyarakat dan pelaku industri jadi kuatir, karena penaikan BBM bisa terjadi sewaktu-waktu.
Orang-orang PDIP yang dulu menangis setiap harga BBM dinaikkan oleh rezim SBY, tentu tidak terima. Mereka balik menuding: Faisal yang neolib.
Pertanyaannya: apakah neolib adalah sejenis kolak untuk buka puasa?
*dari fb mas Rusdi Mathari
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !