Headlines News :
Home » » PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Written By Unknown on Tuesday, June 30, 2015 | 11:38 PM

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD
PIYUNGAN ONLINE

PIYUNGAN ONLINE

Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan

Sesungguhnya Dr. Quraish Shihab Itu Bukan Anti Jilbab
2:38:14 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com
Ada hal yang perlu kita pahami, bahwa sesungguhnya Dr. Quraish Shihab itu bukan anti jilbab. Sebenarnya beliau sangat mendukung penggunaan jilbab, bahkan menurut pengakuan beliau, ke luarganya pun tetap dianjurkannya untuk berjilbab.

Bahkan, dalam buku Wawasan Al-Quran, Quraish Shihab sendiri sudah mengungkapkan, bahwa para ulama besar, seperti Said bin Jubair, Atha, dan al-Auza'iy berpendapat bahwa yang boleh dilihat hanya wajah wanita, kedua telapak tangan, dan busana yang dipakainya. (hal. 175-176).

Namun dalam kapasitas sebagai ilmuwan di bidang tafsir, beliau hanya ingin mengatakan bahwa sepanjang yang dia ketahui, pemakaian jilbab adalah masalah khilafiah. Tidak semua ulama mewajibkan pemakaian jilbab.

Menanggapi ungkapan beliau itu, kita katakan memang benar bahwa ada khilafiyah di kalangan ulama. Namun oleh Quraisy, khilaf ini diperluas lagi sampai ke luar dari garis batasnya. Padahal para ulama justru tidak sampai ke sana.

Yang diperselisihkan oleh para ulama sebatas apakah cadar itu wajib atau tidak. Maksudnya, apakah wajah seorang wanita bagian dari aurat atau bukan. Juga apakah tapak kaki merupakan aurat atau bukan.

Namun semua ulama salaf dan khalaf sepakat bahwa kepala, termasuk rambut, telinga, leher, pundak, tengkuk, bahu dan seputarnya adalah aurat wanita yang haram terlihat.

Sayangnya oleh Quraisy diperluas lagi sampai beliau mengatakan bahwa kepala bukan aurat. Jadi wanita tidak memakai kerudung atau jilbab dianggapnya tidak berdosa.

Sedangkan istilah jibab sendiri memang masih menjadi perselisihan di antara ulama. Ungkapan ini memang benar. Sebab ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa jilbab itu pakaian gamis panjang yang lebar, berwarna gelap dan menutupi seluruh tubuh wanita, tanpa kecuali. Wajah dan tangan pun tertutup.

Namun oleh sebagian ulama lain, yang dimaksud dengan jilbab adalah pakaian yang masih terlihat wajah dan kedua tapak tangan.

Di situlah titik perbedaan pengertian tentang jilbab. Seharusnya Dr. Quraish Shihab tidak kelewatan ketika mengatakan bahwa wanita tidak dilarang terbuka kepalanya, karena dianggap bukan aurat. Sebab tidak ada ulama salaf dan khalaf yang mengatakan demikian.

Asal Muasal Pemikiran

Dari manakah Dr. Quraisy Syihab mendapatkan pemikiran seperti ini?

Tentunya bukan dari para hali fiqih salaf semacam Asy-Syafi'i dan lainnya. Sebab para ulama fiqih di zaman salaf tidak ada yang berpendapat demikian. Pendapat seperti itu cukup aneh memang.

Di zaman sekarang ini, terutama setelah Mesir dijajah Perancis bertahun-tahun, banyak muncul para sekuleris dan liberalis. Dan kentara sekali bahwa Quraish banyak merujuk kepada pemikiran seorang pemikir liberal Mesir yaitu Muhammad Asymawi.Dalam buku-bukunya, pemikiran liberal inilah yang selalu diangkat oleh beliau. Dan pemikirannya lalu di-copy-paste begitu saja.

Mengapa hal seperti ini bisa terjadi?

Kalau kita melihat latar belakang pendidikan dan disiplin ilmunya, sebenarnya beliau bukan lulusan dari fakultas syariah. Jenjang S-1 dan S-2 beliau dari fakultas ushuluddin jurusan tafsir hadits. Jenjang S-3 beliau di bidang ilmu-ilmu Al-Quran. Meski banyak bicara tentang Al-Quran, namun spesialisasi beliau bukan ilmu fiqih. Bahkan buku tulisan beliau pun tidak ada yang khusus tentang fiqih. Buku yang beliau tulis antara lain Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya, Filsafat Hukum Islam, Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) dan Membumikan Al-Qur'an danTafsir Al-Mishbah.

Padahal kajian tentang batasan aurat wanita itu seharusnya lahir dari profesor di bidang ilmu fiqih. Di dalam istimtabh hukum fiqih, sebenarnya ada terdapat ilmu hadits, ilmu ushul fiqih dan tentunya ilmu fiqih itu sendiri.

Barangkali hal ini salah satu sebab mengapa dalam tataran hukum fiqih, beliau agak gamang. Karena latar belakang pendidikan dan disiplin ilmu beliau memang bukan dalam kajian fiqih, tetapi tafsir.

Karena itu pandangan para ulama besar fiqih dari 4 mazhab pun luput dalam kajian beliau. Justru pemikiran liberalis malah lebih banyak muncul.

Kalau kita konfrontir dengan para profesor dan doktor ahli ilmu fiqih di negeri kita, misalnya Dr. Khuzaemah T. Yanggo yang sama-sama berasal dari Sulawesi dan lulusan fakultas Syariah Al-Azhar Mesir, maka pendapat seperti ini tidak benar. Menurut Dr. Khuzaemah, batas aurat wanita tetap seperti yang kita pahami selama ini, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua tapak tangan.

Demikian juga kalau kita lihat pendapat doktor syariah lainnya, seperti Dr. Anwar Ibrahim Nasution, atau Dr. Eli Maliki, yang kesemuanya lulusan fakultas Syariah Al-Azhar Mesir, maka pendapat Quraisy ini dianggap telah menyalahi syariat Islam yang sesungguhnya. Bagi para doktor syariah itu, batas aurat wanita telah disepakati oleh seluruh ulama syariah, yaitu seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua tapak tangan.

Apalagi kalau kita kaitkan dengan Syeikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, yang tentunya jauh lebih senior lebih tinggi ilmunya dari Dr. Quraisy. Beliau telah menyatakan bahwa di kalangan ulama sudah ada kesepakatan tentang masalah 'aurat wanita yang boleh ditampakkan'. Ketika membahas makna "Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali apa yang biasa tampak daripadanya" (QS 24:31), para ulama sudah sepakat bahwa yang dimaksudkan itu adalah "muka" dan "telapak tangan".

Dan kalau kita merujuk lebih jauh lagi, kepada ulama besar di masa lalu, katakanlah misalnya Al-Imam Nawawi, maka kita dapati dalam kitab al-Majmu' syarah Al-Muhazzab, bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya.

Kita tetap hormat dan santun kepada pribadi Dr. Quraisy, namun khusus pendapatnya tentang tidak wajibnya wanita memakai penutup kepala dan batasan auratnya, kita tidak sepaham. Sebab pendapat beliau itu menyendiri, tidak dilandasi oleh hujjah yang qath'i, terlalu mengada-ada dan boros asumsi.

Semoga suatu saat beliau menarik kembali pendapatnya.

Wallahu a'lam bishshawab

http://rumahfiqih.net/konsultasi/detail/1170823518/Batasan-Aurat-Wanita-Versi-Quraisy-Syihab


Ngeriii! Twitter Diramaikan Hestek #SudahiJokowi
1:57:53 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com

Setelah kemarin Selasa (30/6) social media twitter diramaikan dengan hestek #SudahlahJokowi yang mengkritik memblenya kinerja pemerintahan Jokowi, hari ini (Rabu, 1/7) lini masa twitter diramaikan dengan hestek #SudahiJokowi.

#SudahiJokowi? Game Over?

Publik di social media ramai-ramai menumpahkan kekecewaannya pada pemerintahan Jokowi. Mereka menuliskan di lini masa (timeline/TL) twitter dengan menyertakan tanda pagar (tagar) atau hestek #SudahiJokowi.

"Aku nggak butuh presiden yg sibuk wira wiri nampang di metrotv atau masuk koran & sibuk omong kerja tp kenyataan berbalik #SudahiJokowi," cuit netizen @totti_mom.

"Sbg rakyat aku muak fokus @jokowi selama ini cuma sibuk bagi-bagi jabatan & bagi-bagi kartu .  #SudahiJokowi  #SudahiJokowi," lanjutnya.

Netizen @OnyaAza menulis: "Apa jadinya negeri ini diam-diam $ sdh merangkak naik menjadi 15.000 ..
#SudahiJokowi sebelum bertambah parah..."

"Jangan biarkan dirimu menjadi seorang pemimpin kaum PHP, kasian yang di PHP.in pak, sampek nyesek kronis!!! #Sudahijokowi #Sudahijokowi" cuit netizen @maymasivnatural.

Apa alasan netizen meminta Sudahi Jokowi?
 ?
"Bosan dgn kebodohannya, #sudahijokowi," ujar netizen @irasido30.

Dan banyak lagi ungkapan kekecewaan netizen hingga hestek #SudahiJokowi pun menjadi Trending Topic.

"Kalo kemarin tagar #SudahlahJokowi bisa TT, maka sy yakin hari ini tagar #SudahiJokowi akan TTWW...:p" kicau netizen @ypaonganan.

"Kalau #SudahlahJokowi ini kurang mempan mungkin harus ganti yg lebih keras dengan #SudahiJokowi hiiii.., ngerik..," komen @selvydante.

Pendukung Sewot

Namun ada juga yang sewot dengan ramainya hestek #SudahiJokowi di twitter. Yang sewot ini mungkin para pendukung Jokowi.

"Yang pakek hestek #SudahiJokowi cuma berani berkicau lewat twitter doang. pada mendadak sok paling pintar politik!!" sungut @denadiputraa.

"#SudahlahJokowi #SudahiJokowi ckkckck...usaha keras para tololer dibulan suci penuh rahmat dan hidayah #CacatPikir {selamat berpuasa teman}" tulis akun @rezamyura, khas gaya bahasa jokower dengan sumpah serapahnya.

Menanggapi jokower yang kalap dengan hestek #SudahiJokowi, netizen @panca66 berkomentar:

"Buzzer joki kalap hestek #SudahiJokowi makin TeTekWeWe. Makanya jgn kebiasaan bikin TeTekWeWe. Gilirin dibikin org lain jd kalap kan? Hahaha," tulisnya.




Islam Itu Tidak Cuek Bebek Tapi Juga Jangan Jadi Bebek
1:49:10 AMPIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com
Itu dia hikmah adanya syariat "Al-Amru Bil-Ma'ruf wa Al-Nahyu 'An Al-Munkar" [????? ???????? ?????? ?? ??????].

Dengan syariatnya, Islam membentuk sebuah masyarakat yang peduli satu sama lain, tidak cuek bebek dengan urusan pribadi masing-masing. Itu salah satu keunggulan syariat (aturan) Islam. Namun juga tidak menjadi pengekor alias bebek, seperti mengekor pemikiran-pemikiran liberal hingga menjadi bebek JIL.

Syariat yang membentuk sebuah pribadi muslim, bukan manusia yang membentuk aturannya sendiri. Karena kalau dia yang membuat aturannya sendiri, pastinya banyak kekurangan dan pasti kacau, karena tiap orang punya keinginan yang kecenderungan yang berbeda-beda.

Dalam kacamata syariah, LGBT (Lesbian, Guy, Biseks, Trangender), Plularisme, dan sejenisnya yang memang selalu dikampanyekan oleh kawan-kawan kita tersebut memang jelas jauh melanggar syariat.

Jadi wajar saja kalau ada seorang muslim yang tidak suka dan membenci kegiatan itu. karena memang syariat memerintahkan itu. syariat memerintahkan kita untuk saling menegur dan mengingatkan, serta dilarang diam pada sebuah kemunkaran.

"dan takutlah kepada adzab (musibah) yang tidak hanya menimpa orang-orang dzolim diantara kalian". (Al-Anfal 25)

Dalam sebuah hadist riwayat Abu Daud juga disebutkan, Nabi saw bersabda: "jika satu kaum melihat seseorang melakukan sebuah kemungkaran dan tidak mencegahnya, maka sangat dekat kepada mereka bahwa Allah swt akan meratakan adzabnya untuk mereka semua".

Ini kan jelas bahwa syariat ini memang menuntut kita untuk peduli dan tidak tinggal diam saja pada sebuah kemunkaran. Lebih jauh lagi bahwa Allah swt mengancam kita akan menurnkan dzabnya untuk semua kaum, tak memandang baik atau buruk dia.

Dan begitu juga, Untuk terhindar dari azdab Allah swt, maka saling menegur dan mengingatkan sesama saudara muslim. Dan tidak perlu repot serta risih ketika melihat saudara muslim bergerak untuk dakwah mencegah kemunkaran. (ri)


Referensi: http://www.rumahfiqih.com/fikrah/x.php?id=61&=siapa-salah-siapa-kena-getahnya


RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

PETA MEDAN JOHOR

PETA MEDAN JOHOR

REAL COUNT PILGUBSU 2018

REAL COUNT PILGUBSU 2018
DPC PKS Medan Johor by Zul Afkar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DPC PKS Medan Johor - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Zoel Afkar MK