PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Jokowi Diprediksi Hanya Bertahan 2 Tahun | 11:07:24 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
Gaya kemepimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai telah berubah sejak diambil sumpahnya pada 20 Oktober 2014 lalu sebagai Presiden Indonesia 2014-2019.
Sebab saat ini, Jokowi cenderung mengedepankan kompromi politik dalam mengambil kebijakan.
Direktur Eksekutif Lingkaran Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, dengan kepemimpinan Jokowi saat ini sangat rentan untuk digulingkan oleh lawan politiknya di internal.
"Kalau Jokowi masih seperti dulu itu akan kuat dan sulit dijatuhkan. Tapi kalau dengan sikap sekarang saya tidak yakin bahkan saya kira paling cuma 2 tahun (bertahan)," ujar Ray, dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Minggu (23/11/2014).
Menurutnya, gaya kepemimpinan Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta jauh lebih baik dibandikan saat ini.
Sebab saat menjabat sebagai presiden, Jokowi belum terlihat membuat sebuah keputusan yang berani dalam hal apapun.
Dengan sikap ini, justru menunjukan bahwa Jokowi sangat mengutamakan kompromi politik dengan parpol koalisinya. Namun hal itu justru akan membahayakan kepemimpinan Jokowi.
"Sebab parpol juga tidak akan berani dengan presiden yang populer," katanya.
Ray mengatakan, dua tahun pertama ini adalah ujian yang berat bagi Jokowi. Sebab manuver politik internal masih akan terjadi, salah satunya menggoyang kepemimpinannya.
"Ini ujian Jokowi di dua tahun awal, sebab masuk tahun ketiga dan seterusnya itu sudah aman karena semua parpol sibuk untuk mempersiapkan pemilu," katanya. [gus/inilah]
|
Makan Babi "Seperti" Makan Saudara Sendiri | 10:56:52 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
|
KETIKA BABI "MIRIP" MANUSIA Sebenarnya saya tidak kaget-kaget amat dengan pengalaman pertama anak Presiden yang mengatakan "Ini daging yang paling enak yang pernah gue coba" saat tak sengaja memakan daging Babi di sebuah cafe/warung di Singapore. Daging yang sering diberi kode "B2" di Indonesia.
Saya tidak "maido" alias menyangkal. Walau pun saya tidak berminat untuk memakannya--tapi memang terlihat dari bentuknya saja saya bisa menebak bahwa daging tersebut sangat lembut. Lebih lembut dari rambak di gudeg-gudeg ala Yogya.
Namun terlepas soal sudut pandang tingkat ke-haram-an sesuai keyakinan agama yang saya anut--Islam atau agama saudaraku pemeluk Nasrani Adven, ada satu faktor utama yang membuat saya sangat tidak tertarik untuk menyantap daging jenis binatang ini.
Faktor itu adalah faktor kedekatan genika babi dengan manusia dimana menurut penelitian terakhir, DNA-nya sangat mirip. Mencapai 98%. Lebih tinggi daripada kemiripan DNA manusia terhadap simpanse atau baboon.
Saking miripnya, menurut buku "SWINE in the LABORATORY" karya M. Michael Swindle--kemiripan ini sangat berpotensi untuk perkembangan dunia kedokteran dimasa depan.
Tak heran, dari sekedar kapsul atau benang jahit luka yang berbahan dasar babi yang terbukti mudah menyatu dengan tubuh manusia, kini perkembangannya jauh lebih tinggi.
Babi yang secara alamiah merupakan binatang omnivora atau pemakan segalanya seperti manusia--menurut Michael Swindle berarti organ yang berkerja pada babi, berarti mempunyai kemungkinan besar bisa berkerja kepada manusia.
Contoh organ yang sangat mirip adalah ginjal, jantung dan paru-paru babi. Dagingnya pun--konon menurut sohib yang pernah memasaknya, warna putih nya sangat mirip daging manusia.
Tak heran makin kesini, kesuksesan penelitian transfer organ babi ke manusia yang disebut "xenotransplantation" semakin menuju kesempurnaanya.
Bahkan Professor Hiro Nakauchi dari Tokyo University yang terus melakukan pengembangan ini, termasuk iPS cells untuk melakukan pertukaran kulit dari manusia dewasa kepada embrio babi menjadi sangat optimis.
Beliau berfikir jika pengembangannya semakin sempurna maka daftar tunggu donor akan berakhir. Berakhir pula masalah pertukaran organ tubuh yang selama ini sangat sulit dan terbatas.
Jadi, kembali ke masalah daging babi. Jangankan memakannya, mencoba mencicipi saja saya sangat-sangat-sangat sungkan. Kan kayak sedang memakan "saudara" sendiri gitu loh. Kanibalisme gaya baru. Hehehe...
Selamat pagi, dan tetap cinta tempe goreng yang tak hanya lezat tapi terdapat aroma rindu kepada kampung halaman jika sedang di negeri orang.
MERDEKA...!
(Hazmi Srondol)
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !