PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Pemain U-23: 'Kalo Menang Foto Foto, Kalo Kalah.....' | 7:13:12 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Gelandang Timnas Indonesia U-23 Paulo Sitanggang membuat twitt, setelah kekalahan telak 5-0 dari Thailand di semifinal (13/6), 'Kalo menang Foto Foto, Kalo kalah jangan dihina ya pak :)', sebuah permohonan dari hati seorang pemain sepakbola dimana sepakbola di negerinya selalu tak lepas dari unsur politis.
Entah ini sebuah sindiran halus kepada semua pihak yang hanya memanfaatkan sepakbola sebagai bagian pencitraan diri atau sebagai kepentingan politis, jelas twitt dari Paulo Sitanggang dianggap perwakilan suasana hati semua pemain di Timnas Indonesia U-23.
Ketika menang semua berebut selfie, ironisnya ketika kalah semua membelakangi dan meninggalkan bahkan ada yang sempat menghinakan.
Seperti diberitakan, saat Timnas U-23 Indonesia menang telak 6-1 atas Kamboja di SEA Games 2015, Sabtu (6/6/2015), sekonyong-kongong Menpora dan Menko Puan Maharani nylonong ke ruang ganti pemain untuk berfoto-foto, walaupun akhirnya diusir panitia karena melanggar aturan.
Sepakbola itu adalah olahraga, keutamaan permainan olahraga adalah membentuk tim yang mengenal Fair Play, dan timnas ini sudah berikan contohnya menjadi Tim yang fair Play lewat simpatinya seorang kapten Timnas Evan Dimas kepada pemain Singapura ketika babak penyisihan.
Kalah atau menang itu adalah hasil yang biasa di tiap pertandingan, pelajaran buat semua, evaluasi diri, toh tim sehebat Juventus dengan label juara serie A pun harus masuk serie B dalam sekejab, tapi mereka dapat belajar bagaimana harus menjadi juara yang Fair Play dan itu sebuah pelajaran yang berharga buat mereka.
Semoga kedepannya Timnas Garuda Muda bisa lakukan comeback nya From Nothing To Something.
Dan yang terpenting, jangan jadikan mereka sebagai ajang pencitraan. Diakui kalau menang, ditinggal saat kalah. Kalau menang, diakui sebagai prestasinya, berkat Tim Transisi. Tapi kalau kalah, melempar tanggungjawab pada mafia.
*fahreenheat
|
Ketika Imam Syafii Berselish dengan Muridnya | 6:30:36 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| by Abrar Rifai
Syaikh Yunus bin Abdil A'la adalah satu di antara murid Imam Syafi'i radhiyallahu 'anhum. Pernah suatu ketika, Yunus tidak sepakat dengan pelajaran gurunya. Yunus kemudian bangkit dari duduk dan meninggalkan Sang Guru, yang terus melanjutkan pelajaran bersama murid-murid yang lain. Yunus marah, kemudian langsung pulang ke rumah.
Malam harinya, Yunus mendengar pintu rumahnya diketuk seseorang. Sebelum membuka pintu, Yunus bertanya, "Siapa?"
"Muhammad Bin Idris," jawab orang yang mengetuk pintu. Yunus mencari-cari, siapakah di antara teman, kerabat dan semua orang yang dienalnya bernama Muhammad bin Idris...?
Setelah pintu dibuka, betapa terkejutnya Yunus, karena orang yang sekarang berdiri di hadapannya, benar adalah Imam Syafi'i. Guru yang siang tadi dianggap mengecewakannya.
Masih belum usai Yunus dengan keterkejutannya, Imam Syafi'i pun berujar, "Sekian lama kita bersama karena menyepakati banyak hal. Apakah karena berbeda dalam satu hal, lantas sekarang kita harus berpisah?"
____ *Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (bahasa Arab: ???? ?? ????? ???????) yang akrab dipanggil Imam Syafi'i (kelahiran Gaza, Palestina, 150 H / 767M - Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad. Saat usia 20 tahun, Imam Syafi'i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana. (wikipedia)
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !