Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menentang niat PDI Perjuangan yang menawarkan proses musyawarah mufakat dalam Pilwali Surabaya bulan Desember mendatang. Alasannya, hal tersebut mencederai proses demokrasi dan konstitusi. Mengingat sejak awal pelaksanaan Pilkada disetujui untuk dipilih secara langsung lewat rakyat bukan parlemen.
Ketua DPW PKS Jatim, Hamy Wahjunianto menegaskan sejak awal pihaknya menolak adanya Pilkada yang dilakukan secara musyawarah mufakat atau aklamasi. Hal ini jelas akan mencederai proses demokrasi yang memberikan keleluasaan bagi rakyat untuk memilih pemimpinnya. Karena itu, PKS akan berjuang memunculkan figur untuk bersaing secara sehat dengan calon yang sudah dimunculkan PDIP, yaitu pasangan Risma-Whisnu sebagai Cawali dan Cawawali Kota Surabaya.
''Meski sampai saat ini PKS belum memunculkan figur, namun kami menolak keras ajakan PDIP untuk memilih jalan aklamasi atau musyawarah mufakat dalam Pilwali Surabaya mendatang. Kami akan terus memperjuangkan proses demokrasi dan Pilkada sesuai dengan konstitusi yang berlaku,''tegas orang nomor satu di PKS Jatim tersebut.
Disisi lain, Hamy mengkritik sikap Tri Rismaharini yang tidak negarawan. Ini dibuktikan hingga sekarang Risma tidak pernah menyatakan di depan warga Surabaya jika dirinya akan maju lagi atau tidak dalam Pilkada mendatang. Kalau dirinya memiliki sikap gentle seharusnya hal ini dikatakan, sehingga dirinya bisa mengambil cuti sesuai dengan UU Pilkada.
''Saya melihat Pilkada Surabaya ini ajaib bin lucu. Coba lihat sampai saat ini Bu Risma tidak pernah mengumumkan dirinya akan maju atau tidak dalam Pilkada mendatang. Berbeda dengan diwilayah lainnya,"sindir Alumni Magister Unair ini.
Terlepas dari itu semua Hamy berkeinginan calon yang muncul nanti benar-benar akan bersaing secara jujur dan sehat, bukan jadi boneka, hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban seperti yang ada di UU. Dimana rivalitas akan ditunjukan sampai pada proses pemilihan. Dengan begitu rakyat disuguhi oleh proses demokrasi yang bersih.
''Kita tak ingin dalam Pilwali Surabaya nanti muncul figur boneka, demi hanya untuk menggugurkan kewajiban yang ada di UU. Hal ini bisa saja terjadi karena sampai sekarang belum ada figur selain Risma-Whisnu yang akan maju dalam Pilwali Surabaya. Untuk itu sejak awal PKS akan mengantisipasi ini, tentunya dengan memunculkan figure lain yang benar-benar dikehendaki rakyat Surabaya,''papar politisi yang namanya masuk bursa kandidat calon kepala daerah Surabaya itu.
Mengkritik kezhaliman Jokowi, langsung dituduh PKS! Mengkritik pembiaran ajaran Syiah, langsung dituduh Wahabi! Mengkritik penguasaan China, langsung dituduh ISIS! Mengkritik korupsi PDIP, langsung dituduh Korupsi Sapi! Mengkritik hukum yang tumpul, langsung dituduh provokasi!
Apakah kezhaliman Jokowi harus dibiarkan? Apakah mencintai kemurniaan Islam dan anti-Syiah itu Wahabi? Apakah menyadarkan Indonesia yang dikuasai China itu ISIS? Apakah pembiaran korupsi PDIP itu sebanding dengan hukuman terhadap "korupsi sapi" yang belum terjadi oleh LHI? Apakah hukum yang tajam ke bawah dan mengingatkan masyarakat dianggap provokasi?
Sejak kapan Islam dihinakan dan kita harus diam saja? Sejak kapan yang puasa harus menghargai yang tidak puasa? Sejak kapan yang berjilbab harus menghargai yang telanjang? Sejak kapan yang mayoritas harus diatur-atur yang minoritas? Sejak kapan?
Sejak Jokowi menjadi Presiden!
Norma, aturan, bahkan agama disingkirkan. Sayang semua terbius ... baru sadar setelah Muslim pribumi bernasib seperti Muslim Melayu di SIngapura atau Muslim Uighur di China atau Muslim Rohingya di Myanmar atau Muslim Palestina di Israel!
Sebuah film berjudul "Dia Tetap Ibuku" yang tayang di MNCTV beberapa hari yang lalu menuai kritik. Pasalnya, dalam film itu ada propaganda ajaran Syiah tentang nikah mut'ah. Tokoh agama (baca: ustazah) dalam film tersebut memberikan 'fatwa' nikah mut'ah boleh asal tidak untuk bisnis.
"Kawin kontrak itu dipergunakan boleh. Tapi untuk saat-saat yang darurat. Bukan untuk bisnis semata seperti ini," kata ustazah tersebut sebagaimana dapat dilihat dalam cuplikan video di bawah ini.
Film "Dia Tetap Ibuku" menceritakan seorang anak perempuan yang berusaha untuk berbakti kepada ibunya. Di sisi lain, sang ibu yang terlilit hutang setelah sang ayah meninggal meminta anaknya kawin kontrak (mut'ah).
Sebenarnya pada sesi ini bagus karena menampilkan sisi negatif mut'ah. Karena sang anak menjadi menderita karena mut'ah.
Sang ibu untuk kali kedua kembali meminta anaknya mau kawin kontrak. Karena sudah merasakan penderitaan mut'ah, ia minta petunjuk Allah dan muncullah ustazah yang mengatakan bolehnya mut'ah dalam kondisi darurat asalkan tidak untuk bisnis.
"Sedikit demi sedikit Syiah mulai menunjukkan jati dirinya kepada khalayak ramai, menyusupkan doktrin-doktrin sesatnya melalui media kepada masyarakat luas," tulis situs SyiahIndonesia.com yang aktif menyadarkan bahaya Syiah.
Berikut ini cuplikan perkataan ustadzah dalam film "Dia Tetap Ibuku" yang membolehkan mut'ah:
Di hari keempat Ramadhan 1436 H (Ahad, 21/6/2015), Presiden Mesir yang dikudeta, Muhammad Mursi tampil di pengadilan dalam pakaian "eksekusi". Baju berwarna merah itu merupakan pakaian khusus yang biasa dikenakan tahanan yang akan mengalami eksekusi mati. Demikian Al-Arabiya melaporkan.
Nampak Mursi melambaikan kedua tangannya, sementara terdakwa lainnya mengacungkan salam Rabia. Mereka meneriakkan yel-yel untuk kejatuhan Pemerintahan Kudeta As-Sisi dan slogan "Mursi Presiden Republik" ketika Mursi memasuki kandang jeruji besi di ruang sidang darurat di Akademi Kepolisian Nasional.
Sebelumnya, awal bulan ini, Mursi didakwa telah membocorkan rahasia negara kepada pemerintah Qatar. Alasan tersebut akhirnya digunakan Al-Sisi, presiden fasis pengkudeta menyeret pemimpin sah Mesir Mursi ke tiang gantungan.
Selain dakwaan tersebut, Mursi juga dijerat eksekusi akibat tuntutan melakukan perusakan gedung penjara, pembunuhan, percobaan pembunuhan, perampasan senjata dari gudang penjara dan membantu tahanan melarikan diri secara ilegal, saat terjadi Revolusi Januari 2011 yang menumbangkan rezim Mubarak.
Mursi, presiden terpilih pertama dalam pemilu yang bebas, didepak dari pemerintahannya sebelum masa kerjanya mencapai satu tahun. Mayoritas media sekuler mengabarkan bahwa ia dikudeta oleh jutaan rakyat Mesir yang turun ke jalan, akibat memonopoli kekuasaan. Sementara media independen menguak campur tangan pemimpin militer Abdel Fattah Al-Sisi -yang kini menggantikan posisi Mursi- dalam kudeta tersebut.
Sejak kudeta itu, ribuan pendukung Mursi telah ditahan, dan ratusan orang telah dieksekusi mati oleh Al-Sisi.
Sumber: arrahmah.com, duniatimteng.com
RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !