PIYUNGAN ONLINE Portal Berita, Politik, Dakwah, Dunia Islam, Kemasyarakatan, Keumatan Ini Informasi Penting Bagi Pelanggan Listrik 450 VA sampai 900 VA, Subsidi Mau Dicabut | 8:30:01 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Pemerintah berupaya mencabut subsidi listrik untuk semua golongan. Agar kebijakan tersebut tidak memberatkan pelanggan listrik dari golongan tidak mampu, yakni 450 volt ampere (VA) dan 900 VA, disiapkan subsidi langsung melalui kartu pembayaran yang mirip uang elektronik di kartu perbankan.
Keinginan pemerintah mencabut subsidi listrik itu disampaikan Menteri ESDM Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR Rabu (24/6).
Menurut Sudirman, ada indikasi kuat, banyak pelanggan listrik di golongan 450 dan 950 VA yang sebenarnya tidak layak mendapat subsidi karena tergolong mampu.
"Survei PT PLN (Persero), tidak sedikit keluarga yang memasang daya listrik 900 VA memiliki mobil di garasinya," ungkap dia.
Menteri ESDM menjelaskan, nanti uang tersebut disalurkan ke dalam kartu, kemudian listrik dibeli dengan menggunakan kartu seharga keekonomian. "Itu belum ditetapkan waktunya. Tapi, arahnya harus ke sana. Itu sebenarnya sama saja seperti subsidi elpiji dan pupuk," jelas dia.
Sudirman tidak tahu pasti kapan kartu tersebut siap. Apakah dilebur dengan kartu yang sudah ada seperti kartu Indonesia sejahtera atau dibuat kartu baru. Saat ini pemerintah masih menunggu hasil verifikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Selain mencabut subsidi, Kementerian ESDM bersama PLN mengusulkan kenaikan tarif berjangka. Mekanismenya, tiga bulan sekali, tarif akan naik 5 persen untuk semua golongan pelanggan. "Kalau dilakukan, bakal ada penghematan subsidi sampai Rp 4 triliun," sebut Sudirman.
Namun, usul kenaikan 5 persen tersebut ditolak DPR. Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung yang memimpin sidang mengatakan, belum saatnya ada kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dengan mekanisme itu. "Memperhatikan kondisi ekonomi rakyat yang belum baik, kami tidak menyetujui kenaikan TDL," tegas politisi PKS ini.
Sumber: JPPN
|
Tentram Dengan Ramadhan, Satu Keluarga Di Depok Memutuskan Masuk Islam | 8:13:24 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Satu keluarga di Kota Depok, Jawa Barat memutuskan menjadi mualaf karena dengan memeluk Islam hati mereka merasa tenteram dan damai.
Satu keluarga tersebut terdiri dari Edward Mayer Napitupulu (34 tahun), Ika Sri Wahyuni (30) dan Anggiat Lamganda Hasonangan Napitupulu (8) mereka mengucapkan dua kalimat syahadat di Gedung Majelis Ulama Kota Depok, Kamis (25/6).
Sekretaris MUI Kota Depok, Khairullah Akhiari membenarkan masuknya Islam keluarga tersebut. "Iya tadi memang keluarga tersebut memutuskan untuk menjadi mualaf dan menyampaikan beberapa alasan kenapa memeluk Islam," katanya.
Menurut dia alasannya adalah karena selama ini merasa tidak tentram dan mereka tidak pernah beribadah sesuai agamanya terdahulu. "Mereka justru tentram di saat bulan Ramadhan," jelasnya.
Ia mengatakan proses masuknya Islam keluarga ini memang cukup lama dan mereka mencari dan bertanya-tanya terlebih dahulu serta mempelajarinya.
Edward Mayer Napitupulu mengatakan alasan memeluk agama Islam karena hatinya merasa tentram. Apalagi saat mendengarkan suara adzan.
"Apalagi pada bulan puasa ini saya merasa tenang," katanya.
Ketika membaca dua kalimat syahadat Edward tak kuasa menahan tangis. Hal yang sama juga terjadi pada Ika Sri Wahyuni. Mereka sesekali menyeka air mata ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
"Saya tidak tahu kenapa setiap bulan puasa kami merasa ada ketenangan," kata Sri.
Sri mengatakan tidak ada masalah dengan keluarganya terkait kepindahan agamanya. Namun, dari pihak suami saya belum tahu.
Sumber: Republika
|
Apa Yang Paling Mengerikan Dalam Hidup Anda? | 8:06:10 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Oleh Zulfi Akmal, Cairo
Bila kita ditanya, apa yang paling mengerikan atau menakutkan di dunia ini? Pasti jawaban kita bermacam-macam, sesuai dengan kondisi kejiwaan dan pengalaman dalam hidup. Ada yang takut ular, yang lain takut kegelapan, takut kejadian horor, dsb.
Tapi kali ini saya ingin mengarahkan kepada satu kengerian yang saya yakin kita sepakati semua. Betapapun mengerikan yang lain itu, yang satu ini tidak ada bandingannya. Yaitu ngeri bila tercabutnya iman dari dada sampai mati dalam keadaan seperti itu. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus". (An Nisa': 137)
"Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya". (Al Baqarah: 217)
"Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imran: 90-91)
Sekalipun kita terlahir dalam kondisi muslim, dibesar di lingkungan muslim, bahkan mendalami ilmu agama Islam, siapa yang menjamin kalau kita akan meninggal dalam kondisi muslim. Padahal bila seseorang meninggal dalam kondisi murdad, tidak ada arti sedikitpun amal yang ia lakukan sebelumnya, betapapun besar dan mulianya. Dia akan tinggal di neraka untuk selama-lamanya.
Kecemasan terhadap hal ini lah yang membuat kepala orang-orang shaleh dulu dipenuhi uban, membuat mata mereka tidak bisa tidur di malam hari dan selera makan mereka menjadi hilang kecuali sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Rasa takut yang membuat mereka hidup penuh kehati-hatian, jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun.
Ibnu Mahdi berkata: "Suatu kali Sufyan ats Tsauriy menginap di tempatku, tiba-tiba ia menangis. Ketika ditanyakan kepadanya, apa yang menyebab beliau menangis, ia menjawab: "Sungguh dosa-dosaku dalam pandanganku lebih ringan dari ini. Lalu ia mengangkat sesuatu dari lantai. Aku takut tercabutnya keimanan sebelum aku mati". (Siyar: 7/196)
Bila orang-orang shaleh saja mengkhawatirkan hal ini, kita yang bukan siapa-siapa harusnya lebih cemas dan waspada. Mereka sadar, sebelum nyawa keluar dari badan, ujian hidup ini tidak akan pernah berhenti dengan segala variasinya. Makanya mereka takut bila ada perkara yang akan mengguncang sendi keimanan hingga iman itu lepas dari diri.
Apalagi dalam kondisi dunia seperti hari ini, di mana keimanan itu seolah-olah sesuatu yang tidak berharga, boleh dilepas atau diganti seperti beli barang. Suka-suka pemiliknya. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
????????? ?????????????? ??????? ???????? ????????? ???????????? ???????? ????????? ????????? ????????? ????????? ???? ??????? ????????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ???????? ???? ?????????? "Bersegeralah kalian melakukan amal shalih (sebelum datangny) fitnah-fitnah bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan segelintir kesenangan dunia".
Untuk itu jangan sampai lupa untuk selalu berdo'a supaya dikokohkan Allah di atas agama tauhid ini sampai kembali kepada-Nya. Terutama di bulan Ramadhan ini, yang dipenuhi waktu mustajab.
Wahai Zat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah telapa kaki kami di atas agama-Mu. Ya Allah, jangan biarkan musibah dan fitnah menimpa agama kami.
|
Ustadz Zaitun Rasmin: Gerakan Perbaikan Negeri Menjadi Tugas Jamaah | 7:54:18 PM | PIYUNGAN ONLINEhttps://plus.google.com/114751447713313717725noreply@blogger.com |
| Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA, Ketua Umum Wahdah Islamiyah membagikan nasihat*:
Gerakan perbaikan dalam suatu negeri harusnya menjadi tugas suatu jamaah (yang terorganisir), bukan tugas yang dijalankan perorangan. Dalam ayat: "Hendaknya ada diantara kalian, sekelompok umat menyeru kepada kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar" (QS Aali Imran: 104).
Seorang mushlih (yang melakukan perbaikan/ishlah) tidak mesti sempurna terlebih dahulu (dari segi amalan dan ilmunya), Dalam hadis: "Serukanlah yang ma'ruf walaupun kalian tidak melakukannya secara sempurna, dan cegahlah kemungkaran walaupun kalian tidak berlepas darinya seluruhnya". (HR Thabrani dan Baihaqi).
Keluarga seorang mushlih tidak mesti semuanya orang-orang shalih, sebab Nabi Nuh saja tidak bisa menshalihkan anak dan istrinya, Nabi Ibrahim tidak bisa menshalihkan ayahnya, dan Nabi Muhammad tidak bisa menshalihkan pamannya Abu Lahab, dan Abu Thalib. Dalam ayat: "Sesungguhnya engkau tidak bisa memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai" (QS al-Qashash: 56).
Tujuan Ishlah/perbaikan tidak selamanya untuk menghilangkan maksiat dan kezaliman, namun juga untuk mencegah turunnya adzab Allah yang bisa menimpa semua orang (baik yang shalih maupun yang fajir).
Demikian nasihat Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin untuk kita semua. Selain menjabat sebagai Ketua Umum Wahdah Islamiyah, beliau juga Pengurus MUI Pusat, Inisiator MIUMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia) dan Anggota Rabitah Ulama Muslim Se-Dunia.
*Nasihat ini disampaikan melalui Hanny Kristianto Sekjen Mualaf Center Indonesia saat bersilaturrahiim dengan Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, tadi malam (25/6/2015), dan ditulis di wall fbnya. Foto: Hanny Kristianto bersama Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin
|
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !